Monday, June 18, 2007

Akhirnya Selesai Juga 'Urusan Kampus'ku


Dua hari yang lalu, Sabtu 16 Juni 2007, dengan adanya acara Last Moment, tuntaslah sudah 'tugas kampus'-ku alias lengser keprabon. Tugas yang dulu entah datang dari mana, tiba-tiba dan tanpa disangka-sangka dibebankan di pundakku sejak kira-kira setahun yang lalu. Tugas baru yang benar-benar baru, karena sebelumnya belum pernah sekalipun, bahkan terlintas di pikiran pun tidak untuk memegangnya, karena aku pun belum pernah punya pengalaman menangani bidang itu.

Sebenarnya di bagian mana sih tugas saya itu? Pasti anda belum tahu (dan mungkin nggak mau tahu .. he... he... ^^). Tapi, meski nggak mau tahu, akan tetap saya beritahu. Ini nih ... ngurusi segala tetek bengek yang berhubungan dengan media dan opini. Hmm ... asyik dan unik juga tugas itu. Benar-benar harus belajar dari awal, dari nol. Meski kata salah seorang kakak, tugas itu nantinya akan lebih bersifat manajerial. Tapi, nyatanya tetep nggak jauh dari dunia tulis menulis, pembuatan media, pokoknya yang membutuhkan skill kejurnalistikan. Wah, bener-bener deh ... harus akselerasi. Apalagi belum menguasai kemampuan analisis media, analisis opini, dsb... dsb.... Sepertinya tugas yang sangat berat bagi orang yang non-experienced.

Tapi ada kebetulan yang tidak disangka-sangka. Beberapa waktu sebelum dapat amanah itu, saya baru sadar kalau saya suka menulis. Dan juga mulai menulis macem-macem tulisan, khususnya yang bersifat reflektif dan pengkritisan bagi kondisi dakwah. Jadi, hobi baru itu bisa dioptimalkan, terutama ketika nanti menulis artikel di media. Dan ternyata benar, berguna!

Selanjutnya ... di awal tugas, mengerjakan maca-macam konsep, perencanaan, sistem, dll. Lalu melaksanakan program realisasinya. Termasuk membuat media baru pada waktu kemudian. Hmm... ngomong-ngomong soal media baru itu, selain kontributor tulisan (banyak juga kok yang mau jadi kontributor, ya meski ada yang perlu pemaksaan juga), misalnya dari desain, lay out, produksi, dll. praktis hanya dikerjakan oleh satu orang. Apa nggak gila? Siapa coba, satu orang itu??

Yah, begitulah kira-kira perjalanan setahun ini. Banyak suka, banyak duka. Tapi lebih banyak sukanya, wong saya ngejalaninnya dengan enjoy kok, soalnya sesuai dengan minat baru sih. Saya banyak belajar dari amanah kemarin itu. Sangat banyak. Banyak sekali. Sebagian besar tidak terungkap. Mungkin. Atau saya yang tidak mau mengungkapkannya. Tidak tahu.

Tapi... sayangnya kesempatan belajar itu sudah berakhir sekarang. Dan kayaknya belum bisa mengemban amanah yang kemarin itu dengan baik. Namun yang jelas, saya bersyukur meski kalau dilihat dari hasil kerja, tidak terlalu dapat dibanggakan. Sing penting wis usaha, iyo opo ora?

Ada kenangan cukup manis juga nih, dari apa yang telah saya lakukan kemarin. Bahwa kesungguhanku dalam berjuang yang belum seberapa itu ternyata dihargai. Pas acara Last Moment itu, tanpa disangka dan diduga sebelumnya saya dikasih reward. Katanya sih, berdasarkan kriteria kedisiplinan waktu, (hampir) selalu tepat waktu saat rapat rutin, meski jarak kampus dari rumah cukup jauuuh. Itu katanya lho, soalnya saya sendiri merasa ... gak gitu-gitu amat kok. Kadang saya telat juga. Tapi.... alhamdulillaah. Paling tidak, semoga bisa menjadi satu hal yang bisa dipetik hikmahnya bagi seluruh kader, meski saya merasa saya belum layak mendapat penghargaan apapun.

Nah, setelah selesai amanah kemarin, mungkin sudah saatnya belajar di tempat lain. Apakah saya kemudian bebas dan lepas setelah amanah ini berakhir? Lari-lari di jalan sambil teriak, "Aku bebaaaasss!!!"? Tentu tidak. Saya sendiri merasa sangat tidak nyaman ketika tidak ada sesuatu yang dikerjakan, rasanya hambar dan mboseni. Sebaliknya saya merasakan kesenangan dan kepuasan jika bermanfaat bagi nilai kebaikan (entah itu orang lain, bangsa, negara, agama). Maka, saya sendiri tidak ingin lepas dari tugas dan tanggung jawab di wilayah kebaikan. Di dalam aktivitas dakwah.

Tentunya, harus segera mencari tugas baru. Tugas yang bisa menjadi perantara/pendukung pencapaian cita-cita manusia, yakni meraih jannah-Nya. Tapi itu tidak perlu dilakukan, karena sudah punya dua yang lain. Bahkan itu sudah dimulai sejak masih mengampu amanah kampus. Amanah itu ada di lingkup propinsi dan nasional ('gak usah dikasih tau ya ^^, 'gak penting!). Subhanallaah.... tempat belajar dan beramal yang baru!! Semmanggattt!!! (Saking semangatnya...^^)

[Ditulis langsung secara online, nggak dari komputer dulu. Mesti butuh edit-editan lagi nih nanti....]

11 comments:

  1. Yang jelas, tidak ada istirahat dalam dakwah.. Selesai satu, amanah lain sudah menanti. Bukan begitu, Bro? hehe

    ReplyDelete
  2. Itu jelas Ukht. Bahkan, belum selesai amanah pun, sering datang amanah-amanah lain sehingga semakin menumpuklah beban itu.
    Tapi, justru dari itu semualah diri kita terjaga dan bisa tetep istiqomah dalam kebaikan....
    "Nahnu qoumun amaliyyun..."

    ReplyDelete
  3. Sip..emang tanggung jawab selalu lebih banyak ketimbang waktu yg tersedia
    *dibales lg, komen biar panjang hehe*

    ReplyDelete
  4. Terus, gimana dong solusinya .... biar bisa menyelesaikan tanggung jawab dengan baik? Mengingat dengan kondisi optimal pun, rasanya sulit karena waktu yang tersedia tidak mencukupi. Ada pendapat?

    ReplyDelete
  5. hmm.. ikutan sharing, coz mengalami hal yg sama juga nih kyknya...
    kata 'mbak' itqon (bersungguh2-fokus) dalam daqwah, memang lumayan sulit. tapi bisa dicoba insya Allah... walau seperti kata ustadz hasan Al banna, kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia..
    jalani dan fokus terhadap hal2 yanga da didepan mata.. trus qita berusaha tawazun dan tabayyun klo ada masalah...
    (indahnya berteori, susah juga realita) ^_^

    ReplyDelete
  6. Perlukah suatu saat kita menolak sebuah amanah, dengan alasan mau lebih fokus ke amanah yang sudah dipegang?
    Padahal yang ditawarkan itu memang bener-bener butuh bantuan/kontribusi kita, sedang kita sendiri juga ingin belajar lebih banyak. Dan yakin dengan memegang amanah itu akan memperoleh lebih banyak lagi pembelajaran dan pengalaman. Jadi bingung apakah menerima atau menolak. Apalagi kita orangnya tidak tegaan.

    ReplyDelete
  7. yups.. dilema oh dilema..
    kata org2 psikologi, terutama para ibu/bapak dosen: "apa yang menjadi sumber masalah pada diri seseorang?" jawaban para mahasiswa/i : "ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang diimpikan.." betul?? istikhoroh aja akh, minta yang terbaik dariNya.. asal kita bisa fokus dan bersungguh2 dalam mengerjakan amanah2 yg ada didepan mata, daripada terbengkalai..
    wallahu'alam bi showab..

    ReplyDelete
  8. Sip lah... teorinya emang gitu. Tapi, nggak ada tapi-tapian...
    Yuk praktek!!

    ReplyDelete
  9. siip dah! selamat atas selesainya tugas antum...but kereta dakwah ini akan terus melaju hingga bumi dan benda2 langit menemui ajalnya. maka berlelah-lelahlah sekarang, bersakit-sakitlah saat ini, karena kenikmatan yang abadi kan kita rasakan di jannahNya nanti...amien...

    dakwah never endiiiing...still hamasah! >_<!!!

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillaah... sekarang saatnya bergelut dan berpetualang di dunia baru.
    Do'akan bisa istiqomah, dan lancar dlm menjalankan amanah.

    Keep fight!!

    ReplyDelete