Sunday, March 2, 2008

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia!!

Oleh Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid, Ph.D. *)



Musibah alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?

Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis. Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). 
Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang. Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Samosir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh. Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya, ”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali. Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. [ ]

*) Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

http://www.atlan.org/articles/egyptian_temple1/
http://www.atlan.org/articles/old_world.html

36 comments:

  1. hmm...apapun itu, yang jelas semua ini adalah kekuasaan Allah azza wazalla.
    makasih akhi dah share ^_^

    ReplyDelete
  2. Subhanallah...
    What amazing Indonesia....especially The Creator

    ReplyDelete
  3. sudah seharusnya kita bersyukur hidup di Indonesia .. alhamdulillah...

    ReplyDelete
  4. apa gunanya kekayaan alam, toh akhirnya Indonesia jadi seperti ini :)

    ReplyDelete
  5. Benar sekali. Makasih juga dah baca...hehehe... ^_^

    ReplyDelete
  6. Ya...itu karena manusianya. Kekayaan alam sebanyak apapun klo SDM yang mengelolanya payah, ya akibatkan akan terbelakang seperti ini. Tapi, paling tidak mendinglah dibanding yang udah terbelakang, alamnya nggak kaya lagi...
    Di sini, makanya dakwah, khususnya dakwah kepada pemuda (sebagai penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas), sangat urgen keberadaannya.

    ReplyDelete
  7. Ya, dan bersyukur itu tidak cuma dengan baca :"Alhamdulillaah"... trus selesai.
    Tapi bersyukur yang benar adalah dengan ikhtiar yang maksimal untuk mengelola segala potensi dan kekayaan SDA kita ini dengan baik. Mengolah untuk kemashalahatan umat manusia, namun juga memelihara kelestarian lingkungan hidup kita. Serta kamudian menggunakan hasil dari olahan kekayaan itu untuk menyempurnakan fungsi utama kita selaku manusia, yakni beribadah dalam rangka tunduk dan patuh kepada-Nya.Wallaahu a'lam...

    ReplyDelete
  8. Yes, Indonesia is absolutely amazing!!
    Tapi sungguh merugi manusia-manusia di dalamnya yang dengan karunia yang begini hebatnya (kekayaan SDA yang melimpah) tanpa mensyukurinya. Tentu dalam konteks mensyukuri yang benar. Yakni meyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.
    - Meyakini dalam hati, bahwa karunia itu benar-benar dari Allah SWT karena sifat-Nya yang Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim.
    - Mengikrarkan dengan lisan, berucap syukur pada Allah SWT, berdo'a dan berdzikir kepada-Nya.
    - Mengamalkan dengan perbuatan. Yakni dengan mengelola, mengolah dan memanfaatkannya demi kemashlahatan umat manusia, dan tentu saja untuk meningkatkan kualitas ta'abudinya kepada Sang Pencipta.

    ReplyDelete
  9. BBM langka. harga-harga naik. listrik byar-pet. korupsi merajalela. rakyat miskin makin banyak. ke mana larinya KEKAYAAN INDO itu????
    kita nih seperti tikus yang mati dalam lumbung padi.
    pemimpin2 indo, malu dong!

    ReplyDelete
  10. Iya.. malu dong!!
    Hmm.. trus nasib kita gimana nanti di akhirat, saat ditanyai oleh Allah: "Kamu apakan dan kamu ke manakan kekayaan alam yang telah Ku limpahkan pada bumimu?"
    T_T HIks..hiks...

    ReplyDelete
  11. kok infonya ndak gebyar ya? atau saya ketinggalan informasi?

    ReplyDelete
  12. Hmmm...kurang tahu juga sih.. mungkin karena tidak terpublish scr luas..

    ReplyDelete
  13. eh..bukannya udah tenggelam? trus yang jadi pulau-pulau di Indonesia ini dari mana?apa nimbul lagi?
    Uppsss..... silly question :p

    ReplyDelete
  14. Hmm..bukan tenggelam, tapi menyelam. Sambil menyelam minum air soda! =D

    ReplyDelete
  15. wah, padahal kan atlantis nama angkatan saya waktu SMA,,
    tapi.. ya itu semua kan kekuasaan Allah, dan Dia-lah yang mengatur segalanya..
    sepintar2 manusia merumuskan, tapi yang Maha Mengetahuinya kan Allah.. ^^

    ReplyDelete
  16. Memang Fit. Hanya Allah SWT yang tahu yang sebenarnya.

    ReplyDelete
  17. bukan saatnya lagi kita menuntut... tapi ini saatnya kita buktikan eksistensi pemuda dalam mengelola sumber daya yang amat begitu sangat melimpah(walah..jadi too much)

    ReplyDelete
  18. sejatinya SDM Indonesia iu Subhanallah bgt loch... nggak payah seperti yang akh cahyo katakan, hanya saja sikap mental,perilaku dan perbuatannyalah yang perlu disikapi dan diberi pencerdasan.........

    ReplyDelete
  19. hmm... benul sich(benar bin betul).... tapi bisa kasih solusi konkritnya g????? riil-nya dech... jangan bisanya omong doank.......

    ReplyDelete
  20. Hmm ... gak bisa sendiri, tapi berjama'i. BTW, utk sy pribadi amanah yg dipegang saat ini berkaitan erat dengan upaya pembentukan SDM masa depan yg lebih baik...
    Jadi... gak terlalu cuma omong doang Ukht ^_^

    ReplyDelete
  21. Nah... terutama di sisi itulah yg payah Ukht ....
    Gak apa-apalah kita mengaku payah, asal gak berhenti di sini sj .. tp ada upaya perbaikan.

    ReplyDelete
  22. Yup... yup....
    Meski klo dilihat betul-betul ... SDA Indonesia sekarang tinggal sisa-sisa saja... T_T

    ReplyDelete
  23. jangan pesimis walau hanya tinggal sisa.... bukankah sisa-sisa dr tiap-tiap nikmat yang Allah beri pada negeri tercinta Indonesia justru terdapat rahmat yang palng besar???

    ReplyDelete
  24. oo...(manggut-manggut)

    mang amanahnya apa akh?

    ReplyDelete
  25. Ada deeeh.... ^_^ blm boleh tahu .. hehehe...

    Oya, ID YM-nya apa? Mau tak add klo boleh...

    ReplyDelete
  26. Hahaha.... ^_^ iya Ukhty...
    BTW, kita punya potensi sangat besar yg blm terkelola dgn optimal, yakni potensi:
    PERTANIAN, dan KELAUTAN.
    Basis industri ke depan sebaiknya berbasis pertanian (agroindustri), krn itu kekuatan utama bangsa Indonesia.

    ReplyDelete
  27. thx 4 sharing ya......bangganya jadi orang indonesia :)

    ReplyDelete
  28. bravo...!!! tulisan yang kamu masukkan ke blog mu selalu membangkitkan semangat dan membawa pencerahan...terus nulis dan masukan tulsian yang bermanfaat ya...

    ReplyDelete
  29. Banggakah? Baguslah.. di masa depan Indonesia akan merajai bumi ^_^

    ReplyDelete
  30. AHh... yang bener nih Mbak... ^_^
    Insya Allah deh, sy akan coba terus menulis tulisan2 yang bagus dan menarik :)

    ReplyDelete
  31. Jadi, ngga bisa kalau dulu di skitar Atlantik tapi kmudian bergeser ke timur, ya?.

    ReplyDelete
  32. top banget !! keep writing about it, bikin penasaran...

    ReplyDelete
  33. Wah, bukan sy yg nulis mbak Yuke. Cuma copas kok...

    ReplyDelete