Saturday, March 15, 2008

PARA PERINDU BIDADARI

Banyak pemimpin yang sangat kuat dan berwibawa, namun jatuh takluk terhadap apa yang dinamakan wanita. Tersebutlah Raja Louis XIV, XV dan XVI misalnya, juga Napoleon, tak lupa Bill Clinton. Sejak zaman Nabi Adam as. pun, fakta bahwa laki-laki bisa ditundukkan oleh wanita pun sudah ada. Contoh paling jelas adalah ketika Adam akhirnya tergoda juga oleh bujukan Hawa untuk memakan buah quldi, yang oleh Iblis disebut sebagai buah yang akan memberikan keabadian sehingga bisa hidup selamanya dan menikmati keindahan surga.

Para aktivis dakwah pun 'tidak ketinggalan'. Dengan makin tingginya orbit dakwah dan bertambahnya fase dakwah, para aktivis dituntut untuk dapat lebih tahan terhadap berbagai ujian dan godaan. Termasuk godaan kenikmatan dunia yang ditawarkan oleh para musuh dakwah. Dari godaan-godaan yang ada, baik itu berupa harta, kekayaan, tahta, kedudukan, derajat, dan lainnya, ternyata yang paling tokcer adalah godaan wanita. Para pejuang yang pada awalnya istiqamah ternyata bisa tumbang bin rontok juga oleh godaan yang satu ini.
 
Allah Swt berfirman dalam surah Ali 'Imran [3] ayat 14:

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."


Allah SWT Maha Tahu terhadap kecenderungan makhluk-Nya. Tentunya telah jauh-jauh hari disiapkan oleh-Nya, iming-iming paling mak nyuusss bagi mu'min yang istiqamah di jalan-Nya, yang berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Salah satu balasannya yakni para wanita terbaik, tercantik, terindah, termulia akhlaknya, tersuci dan ter-ter yang lain di jannah-Nya nanti. Sungguh akan menjadi iming-iming yang bikin meleletkan lidah bagi orang yang mengerti. Wanita-wanita itu disebut Huurun 'Iin, bidadari bermata jeli. Sebutan itu ada dalam Al-Qur'an, coba perhatikan ayat-ayat berikut:

 
Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.”
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23)

 
mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (Qs. Ath-Thuur [52]: 20)

 
Huurun 'Iin, atau bidadari bermata jeli adalah bidadari-bidadari yang paling cantik di antara yang tercantik, yang kecantikannya menjadi pembicaraan di antara bidadari-bidadari yang lain. Atau menjadi ratunya para bidadari. Sebagaimana riwayat dari Atha' as Sulami. Atha’ as Sulami berkata kepada Malik bin Dinar, “Wahai Abu Yahya, buatlah kami rindu dengan surga!” Kata Malik bin Dinar, “Wahai Atha’, sesungguhnya di surga terdapat bidadari yang kecantikannya menjadi bahan pembicaraan bidadari-bidadari surga yang lain. Sekiranya Allah memberlakukan kematian terhadap penghuni surga, meka mereka akan mati karena melihat kecantikannya.”

Subhanallah, sungguh luar biasanya kecantikan Bidadari Bermata Jeli, sehingga diandaikan dapat membuat orang bisa mati terpesona. Dan mereka akan dihadiahkan pada para mujahid, para pejuang fii sabilillah yang syahid di jalan-Nya. Siapa berminat?

Sungguh, bukan hal yang memalukan, dan justru sebaliknya, sebuah keutamaan bagi para aktivis dakwah (ikhwan) untuk rindu kepada Huurun 'Iin. Sebagaimana pada zaman para shahabat yang sangat merindukan mereka. Simak kisah berikut ini.

Kata Rabi’ah bin Kaltsum bahwa berkata kepadaku Ibnu Al Hawari yang berkata bahwa berkata kepadaku Al Hadrami, aku pernah tidur di teras rumah dengan Abu Hamzah. Aku lihat Abu Hamzah membolak-balikkan badannya di atas kasurnya hingga pagi hari. Aku katakan kepadanya, ”Wahai Abu Hamzah, kulihat Engkau tidak bisa tidur tadi malam kenapa?” Kata Abu Hamzah, ”Ketika aku merebahkan badanku, seolah-olah bidadari yang bermata jeli datang kepadaku hingga seolah-olah aku menyentuh kulitnya, padahal kenyataannya aku menyentuh kulitku sendiri.” Lalu hal ini aku ceritakan kepada Abu Sulaiman. Kata Abu Sulaiman, ”Orang tadi benar-benar rindu kepada bidadari-bidadari yang bermata jeli.”

Juga kisah tentang adanya orang yang meninggal karena menangis akibat kerinduannya yang amat sangat pada bidadari surga yang bermata jeli. Ibnu Abu Dunya menyebutkan dari Shalih Al-Muri dari Zaid Ar-Raqasyi yang berkata, ”Diceritakan kepadaku bahwa ada cahaya yang memancar di surga. Tidak ada satu tempat pun di surga kecuali cahaya tersebut masuk ke dalamnya.” Dikatakan, ”Cahaya apakah ini?” Kata Zaid Ar-Raqasyi, ”Itu adalah cahaya bidadari yang bermata jeli yang sedang tertawa di hadapan suaminya.” Kata Shalih, ”Ada seorang laki-laki di pojok majelis menangis dan menangis hingga meninggal dunia lantaran mendengar cerita tersebut”.

Wahai para mujahid, wahai para aktivis dakwah, jadilah orang yang merindu pada bidadari bermata jeli. Dan lampiaskan kerinduan itu pada berkualitasnya segala amal ibadah dan dakwah. Dan juga jadilah sebagai orang-orang yang dirindukan oleh para bidadari itu.

Ibnu Mubarak berkata bahwa berkata kepadaku Auza’i dari Yahya bin Abu Katsir yang berkata, ”Sesungguhnya bidadari-bidadari yang bermata jeli menunggu suaminya masing-masing di pintu-pintu surga. Kata mereka, ”Aduh betapa lamanya kami menanti kedatangan kalian. Kami selalu ridha dan tidak cemberut selama-lamanya. Kami tetap tinggal bersamamu dan tidak berpisah denganmu selama-lamanya. Kami kekal abadi dan tidak mati selama-lamanya”. Ia mengucapkan yang demikian dengan suara yang paling merdu yang pernah didengar telinga. Kata bidadari yang bermata jeli, ”Engkau adalah kekasihku dan aku adalah kekasihmu”.
 
Oh, Huurun 'Iin, betapa aku rindu padamu!! [ ]

 

Rujukan:

Al Qur’an Al Karim
 
Etika Jama’ah: Telaah Evaluatif Kedisiplinan terhadap Rambu-rambu Jama’ah Dakwah; sub bab Jama’ah Perindu Surga, hal. 41-45, karya Nur Ahmad, terbitan Media Insani Press, Solo.


Gambar dari: ashar85.multiply.com

24 comments:

  1. emmm...kok jadi inget hadits arba'in 1 ya...

    ReplyDelete
  2. ^_^ lagi deh :P

    hehe.. abs bgng mas.. mo komen apaan :D

    ReplyDelete
  3. dibaca syarahnya, trus dihafalin, trus realisasinya

    ReplyDelete
  4. Ya... silakan comment apa saja. Boleh tambahan, masukan, kritik, ... , hujatan pun boleh. ;D

    *Saya suka kontroversi... hehehe*

    ReplyDelete
  5. tapi kadang pria juga bisa membuat wanita melakukan apa saja. Ingat tidak kisah Nabi Yusuf AS?
    oleh karena itu agar tidak terjadi hal2 yang tidak diinginkan makanya Allah memerintahkan pada setiap laki-laki dan wanita untuk menjaga pandangan bukan?klo gak salah QS An Nur ayat 30-31 deh..

    ReplyDelete
  6. Iya.. betul juga Tin...
    Wah, makin pinter nih anak =D

    ReplyDelete
  7. alhamdulillah..semakin banyak menjalin ukhuwah semakin banyak ilmu yang didapat ^ ^

    ReplyDelete
  8. Mari berbagi ilmu.... dan saling memotivasi untuk beramal nyata!

    ReplyDelete
  9. jadi pengen bernasyid neh...

    "bidadari nan bermata jeli/menyongsong dengan wajah berseri/sahabat kami rela kau pergi/jihad kita kan terus bersemi/jalan ini tak kan pernah henti"

    buat akwhat, da bidadara-nya nggak ya??

    ReplyDelete
  10. Nasyidnya siapa ya itu? Judulnya?

    Buat akhwat ... akan dinikahkan dengan pria dunia yang baik/sholih. Karena wanita sholihah nanti di surga akan menjadi ratunya bidadari, lebih utama dari para bidadari. Akhwat cukup dapat satu suami, berbeda dengan ikhwan yang dapat banyak istri (selain istrinya di dunia jika sholihah, plus dapet bidadari2) :D.

    Ada satu pendapat yang dikemukakan oleh Mutawali Sya'rawi sebagai berikut:
    Yaitu bahwa Allah menyediakan kebahagiaan surga sesuai dengan tabiat yang dimiliki oleh manusia. Wanita memiliki tabiat yang suci dan lurus di mana pada dasarnya menolak memiliki suami lebih dari seorang. Ia sudah merasa cukup dengan seorang suami. Karena itu, kita melihat banyak janda yang ketika telah ditinggal suami tidak lagi mau menikah. Sebaliknya, pria cenderung ingin memiliki lebih dari satu orang isteri. Maka, hal itupun dipenuhi oleh Allah di surga nanti dengan keberadaan para bidadari. Lebih dari itu, di surga nanti tidak ada lagi perasaan dendam, dengki, iri, cemburu, dan sebagainya. Sebab, semua itu telah dicabut oleh Allah. Demikian pendapat Mutawali Sya’rawi.
    Wallaahu a'lam...

    ReplyDelete
  11. IZIS, yg "untukmu syuhada"

    hmm...gitu ya?! Ooo....

    ReplyDelete
  12. Yaa...itu sejauh yg sy tahu skrg. Wallahu a'lam. Pokoknya jgn khawatir..:-)

    ReplyDelete
  13. Yaa...itu sejauh yg sy tahu skrg. Wallahu a'lam. Pokoknya jgn khawatir..:-)

    ReplyDelete
  14. subhanallah.... allah is the perfect creater

    ReplyDelete