Saturday, April 26, 2008

Let’s Play The Game “Pay It Forward”


Oleh : Cahya Herwening


Pada suatu siang, saya sempat mampir di sebuah masjid yang tak asing lagi bagi aktivis dakwah di UGM, Masjid Mardliyyah. Masjid cukup tua yang menjadi saksi sejarah perjuangan para aktivis di UGM dan sekitarnya. Di ruang kantor takmir, saya sempat membaca sebuah artikel di papan pengumuman. Artikel yang sungguh inspiratif, mengupas sebuah film yang inspiratif pula, berjudul “Pay It Forward”. Film yang belum pernah saya tonton ini mengisahkan tentang sebuah ‘game’ (istilah saya ^_^) kehidupan yang pantas dicoba oleh siapa saja. Akan saya coba tuliskan kembali dalam bahasa saya…. Jika ada kesalahan dalam mengisahkan film-nya, harap ada koreksi.

Game yang saya sebut di film ini adalah reality game, game yang serius dan sungguhan. Jika Anda bersedia, mari kita nanti juga mencoba memainkan game ini. Melalui game ini kita bisa melihat sejauh mana pengaruh kebaikan bagi kita, orang-orang di sekitar kita, dan orang-orang lain di luar sana.

Inisiator game ini adalah seorang anak berumur 8 tahun, bernama Trevor. Anak itu melihat realita yang terjadi di lingkungannya dan juga di dunia, fakta akan banyaknya kejahatan, keburukan, peperangan, kepalsuan, ketidak harmonisan, serta hal-hal negatif lainnya. Trevor memimpikan adanya sebuah dunia yang lebih baik, yang damai, ada kerukunan, saling mengasihi dan mencintai antara satu orang dengan orang lain. Dan pada suatu saat, Trevor memiliki sebuah gagasan, eksperimen akan suatu usaha untuk menciptakan dunia seperti yang diinginkannya. Dia berpikir jika dia melakukan kebaikan pada 3 orang, kemudian 3 orang itu berbuat kebaikan pula pada masing-masing 3 orang yang lain, dan seterusnya maka sebuah kebaikan lama makin lama akan menyebar ke seluruh penjuru. Dia menamakan ‘game’ yang akan dilakukannya itu “Pay It Forward”.

Pada eksperimen pertama, Trevor memilih tiga orang ‘kelinci percobaan’. Yang pertama adalah ibunya sendiri, yang kehidupannya pada saat itu kacau dan dia menjadi pemabuk. Yang kedua adalah salah satu temannya yang sering menjadi sasaran kenakalan anak-anak berandalan. Target ketiga adalah seorang gelandangan tua yang sering dia lihat di kota. Dan segera dimulailah aksi Trevor.

Ibunya setiap pulang kerja hampir selalu membawa botol minuman keras. Trevor mencoba mengubah kebiasaan buruk ini. Trevor selalu bisa mencuri botol-botol itu dan mengosongkan isinya. Hal itu terus dilakukannya setiap ibunya membawa botol minuman. Di samping itu, Trevor berusaha mencurahkan cinta, perhatian dan kasih sayang kepada ibunya. Sering mengajak berbagi, bertanya, membantu pekerjaan rumah dan memberikan kepercayaan penuh sebagai ibu. Berbagai upaya Trevor lakukan untuk mengubah ibunya itu. Melihat usaha anaknya serta kebaikan yang telah dicurahkan kepadanya, ibunya akhirnya tersentuh dan terharu. Dia berterima kasih pada Trevor dan berjanji akan mengubah semua hal buruk pada dirinya. Jawab Trevor, “Pay it forward, Mom!”

Terinspirasi oleh Trevor, ibunya juga ingin berbuat kebaikan pada orang lain. Dia sadar bahwa hubungan dengan ibu mertuanya (nenek Trevor) telah memburuk selama beberapa tahun ini dan dia ingin memperbaikinya. Direncanakanlah suatu kunjungan kepada nenek Trevor pada suatu hari dan menyiapkan suatu hadiah sebagai oleh-oleh. Dan pada hari yang telah direncanakan, pergilah dia kepada ibunya dan meminta maaf atas kesalahan selama ini. Ibu Trevor mengajak ibunya berbaikan dan melupakan apa yang selama ini terjadi di antara mereka. Nenek Trevor sangat tersentuh atas peristiwa itu. Dia merasa terharu bahwa kesalahannya telah dimaafkan, karena memang selama ini yang memiliki lebih banyak kesalahan adalah dirinya. Ketika dia berterima kasih, ibu Trevor berkata, “Pay it forward, Mom!”

Untuk membayar dari kebaikan yang telah diterimanya maka dia bertekad akan melakukan kebaikan juga pada orang lain. Pada suatu ketika ada anak muda yang di kejar-kejar para preman karena suatu hal. Si Nenek segera menolong pemuda itu, mempersilahkan si pemuda bersembunyi di mobilnya dan membantunya untuk melarikan diri. Si pemuda sangat berterima kasih telah diselamatkan oleh nenek itu, maka si nenek menjawab, “Pay it forward, Son!”

Si pemuda terharu, dan ingin berbuat kebaikan serupa. Pada saat dia mengantri di rumah sakit, melihat seorang anak yang membutuhkan segera perawatan karena mengalami sakit yang parah. Maka nomor antriannya segera diberikan kepada orang tua anak itu agar si anak mendapatkan perawatan secepatnya. Sang ayah sangat terharu dan berterima kasih karena si pemuda telah menyelamatkan anaknya. Si pemuda mengatakan, “Pay it forward, Sir!”

Paham bahwa anaknya telah diselamatkan orang, dan orang itu mengatakan agar dia membayar dengan melakukan kebaikan pula pada orang lain, maka dia berniat akan membantu siapa saja yang membutuhkan sesuai kemampuannya. Maka tatkala bertemu seorang wartawan yang harus meliput berita ke sebuah tempat, sedang mobil si wartawan sedang rusak, maka dengan rela diserahkannya mobilnya kepada si wartawan untuk dipakai ke tempatnya harus meliput berita. Si wartawan mengucapkan terima kasih dan bertanya dengan apa bisa membalas, maka si bapak berkata, “Pay it forward!”

Sang wartawan pada suatu saat tergelitik, siapakah yang mula-mula menggunakan istilah “pay it forward!” itu. Maka dia berusaha mencari siapakah gerangan sang founder untuk istilah itu. Ditelusurilah mulai dari bapak yang telah membantunya, kemudian si pemuda, kemudian sang nenek, lalu ibu Trevor, dan akhirnya sungguh terkejut dia saat menemukan seorang anak berusia delapan tahun itulah yang menciptakan istilah itu. Maka segera ditulislah artikel di medianya mengenai hal itu, dan men-skenario-kan agar si anak dapat ditampilkan di televisi.

Akhirnya Trevor tampil di televisi. Trevor mengisahkan awal mula keinginannya untuk menjadikan dunia yang lebih baik. Dia mengemukakan gagasannya. Dia berpesan kepada pemirsa untuk melakukan hal yang serupa. Anak itu memandu para pemirsa untuk MENYAYANGI, MENGASIHI DAN MENCINTAI MULAI ORANG-ORANG TERDEKAT MEREKA. Serta MULAI BERBUAT BAIK MESKI DARI HAL SEPELE, kepada orang-orang di sekitar mereka dengan tulus, tanpa mengharap imbalan, dan jika orang ingin membalas maka harus membalas dengan berbuat baik pada orang lain pula. Seperti itulah aturan main “Pay it forward”. Dengan itu Trevor berharap bisa merasakan dunia yang lebih dipenuhi ketulusan, cinta dan kasih sayang antar sesama manusia.

Mulai saat itu banyak orang yang mulai melakukan apa yang Trevor anjurkan karena mereka juga tersentuh dengan apa yang telah Trevor lakukan. Namun, sayangnya umur Trevor sendiri tidak panjang. Beberapa waktu kemudian dia dikabarkan meninggal karena tertusuk pisau saat mencoba menolong temannya yang sering dijahili dan menjadi obyek kenakalan anak-anak berandal.

Begitu sedihnya ibunya karena ditinggal pergi anak yang sangat dicintainya. Namun kesedihan itu hampir tertutupi oleh keterkejutan, bahwa selama berhari-hari banyak sekali orang yang tak henti-hentinya berduyun-duyun ke rumahnya untuk menyatakan bela sungkawa dan mendo’akan Trevor (dalam bahasa kita: takziah ^_^). Sungguh tidak sia-sia hidup Trevor yang hanya berumur pendek itu. Anak sekecil itu telah menginspirasi banyak orang untuk berbuat kebaikan, dan sepeninggalnya banyak sekali orang yang merasa kehilangan.

Bagaimana dengan kita? Seumur ini, berapa banyakkah kebaikan yang telah kita lakukan? Dan sudahkan kebaikan itu menyebar kepada orang-orang yang lain? Jadi, maukah mencoba game “Pay It Forward” ini? [ ]

Kamis, 25 April 2008

Wednesday, April 23, 2008

CIPTAKAN MOMENTUM ITU!!!


Oleh : Cahya Herwening


Sebagian besar dari kita tanpa sadar menanamkan dalam benaknya,
atau menggunakannya sebagai alasan.
Dengan ucapan-ucapan semacam ini:
"Ah, nanti aja ah, klo ada momentum."
"Ah, nanti aja ah, kalau dah ada mood."
"Ah nanti aja ah, kalau dan tahun baru."
"Ah nanti saja lah, kalau habis ulang tahun."
"Nanti lah.. kalau dan mulai Ramadhan.."
Dan lain sebagainya....

Seringkali kita menunda-nunda untuk berbuat baik.
Kita seringkali juga beralasan bahwa belum mendapat momentum untuk berubah menjadi lebih baik.
Nunggu Ramadhan lah...
Nunggu Syawal lah...
Nunggu umur nambah lah...
Nunggu tahun baru lah....
Nunggu yang lain-lainnya....

Untuk wanita, saat tahu bahwa diwajibkan baginya untuk berhijab (mengenakan jilbab atau yang lain yang menutup auratnya), tidak segera melaksanakan dengan beralasan...
Belum siap lah....
Perilaku masih kacau lah...
Belum bagus akhlaknya lah....
Belum dapat hidayah lah...

Analog dengan itu juga... untuk menulis kita beralasan belum ada momentum untuk menulis...
Belum ada ide lah...
Belum dapat inspirasi lah....
Masih nggak mood lah....
atau juga... belum mau nulis karena belum bisa lah...

Atau mungkin juga analog dengan itu ... kita beralasan belum ada momentum buat nikah...
Belum lulus lah...
Belum kerja lah...
Masih mau bujang lah... :D
Mau berbakti pada ortu dulu lah....
Nha, kalau urusan nikah... ya silakan aja... saya nggak akan ikut campur! ^_^

Kembali ke topik...

Ya... kita sering berpikir harus ada momentum untuk mulai berbuat baik, atau mulai memperbaiki diri.
Lha, kalau seperti itu, KAPAN MULAINYA?
Kapan momentum itu datang?
Kapan mood itu datang?
Kapan inspirasi itu datang?
Kapan hidayah itu datang?
Kapan ide itu datang?
Kapan???

Kalau seperti itu ... bisa jadi selamanya nggak akan pernah kesampaian...
Bisa jadi.... akan selalu ditunda dan diundur terus, dan diulur-ulur waktunya...
Ide dan inspirasi nggak datang...
Hidayah juga masih jauh…
Mood juga belum muncul...
Momentum?? Meleset terus...
Apalagi, kalau justru yang namanya AL MAUT yang datang....
Dah... HABISLAH kesempatan, dan kita belum melakukan apapun!!!


Jadi... BAGAIMANA DONG??


Jawabannya ya... seperti judul itu: CIPTAKAN MOMENTUM ITU!!!

Inilah yang dinamakan rekayasa momentum.
Ciptakan momentum itu setiap pekan, setiap hari, setiap jam, setiap saat!!
Tidak perlu menunggu apapun, waktu khusus, untuk mulai melakukan sesuatu kebaikan yang ada dalam benak kita.
Ups... sesuatu lintasan amal kebaikan yang muncul di benak, itulah inspirasi, itulah hidayah!!
Cepat tangkap, pegang dan dekap erat-erat dengan tali amal.
Segera... sebelum lepas kembali!!


Jadi, segera lakukan... Segera....
Segera terus lakukan perbaikan diri yang simultan...
Segera berbuat baik pada diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, meski untuk hal sepele...

Bagi yang wanita belum berhijab, segera kenakan. Allah tidak akan melihat apakah kita siap atau tidak, tapi apakah kita melaksanakan atau tidak. jadilah responsif sebagaimana para shahabiyah pada zaman itu segera menyambar kain apapun di dekat mereka untuk dipakai berhikab tatkala mendengar perintah itu dari wahyu Allah SWT yang disampaikan Rasulullah SAW.

yang mau nulis, segeralah mulai menulis.... mulai menulis dari yang gampang.. dan juga hal-hal yang kelihatan sepele. Tentang uneg-uneg, perasaan, gagasan-gagasan aneh... dsb...

Yang mau melakukan kebaikan-kebaikan yang lain.... segera lakukan!
Momentum itu adalah SAAT INI JUGA!!!

Mulailah dari diri sendiri....
Mulailah dari hal-hal kecil...
Mulailah di lingkungan sekitarmu....
Mulailah dengan orang-orang terdekatmu...

MULAI SEKARANG JUGA!!!


So...
Bismillaah...
LURUSKAN NIAT, SEMANGAT, dan .. LAKUKAN!!!
Semoga sukses!! [ ]



NB : Motivasi untuk diri sendiri ^_^

Sunday, April 20, 2008

Ohh No..... Paceklik Tulisan Niy T_T


Oleh : Cahya Herwening


Ahh...
Kenapa otak ini susah menemukan inspirasi?
Kenapa pergelangan tangan ini belum bisa menari?
Dan... kenapa juga jari-jari ini sulit untuk meloncat-loncat riang?

Lembaran bukuku .... belum bertambah goresan tintanya....
Penaku .... masih jarang terbuka tutupnya.
Halaman word-ku pun, belum ada ketikan hurufnya....
Sampai-sampai ... mouse dan keyboard 'tebal berdebu'.

Ugghh....
Kalau gini .. masih jauh untuk bisa profesional.
Semua bukannya masalah ide...
Namun ... karena ke-moody-an yg masih menggelayuti.
Dan bukan karena semangat menulis yang bermasalah...
Akan tetapi, semangat untuk meluangkan waktu untuk menulis itulah yang bermasalah.

Hmm... minimal... bisa produktif dengan draft tugas akhir ... semoga.
Dan semoga ... pengunjung setia blog ini bersabar menanti.... (ciee!)

Hmmmfff....
Mau nulis apa lagi ini??
Dah ahh... daripada makin nggak nyambung lagi...
Jadi berabe nanti

Wednesday, April 16, 2008

3Roms.com - New Face For Emulation Unlimited - Over 5000 Roms & Emulators All Free - No Forced Voting NDS, GBA, GBC, SNES, NES, PSX AND MANY MORE

http://www.3roms.com/
Situs super keren buat yang suka game, khususnya para emulasi-mania. Cocok untuk yang ingin mencari game-game tua untuk bernostalgia, atau bagi yang nggak punya modal buat beli console game dan kasetnya. Di sini ada banyak program emulasi dari bermacam console sekaligus game rom-nya. Yang cukup penting untuk diingat: GRATISAN!!
Meski kapasitas download per hari dibatasi, pokoknya dijamin keren deh! ^_^

BPS Website

http://www.bps.go.id/index.shtml
Situs web resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Menyajikan data-data statistik untuk pelbagai kategori, dan disajikan dalam bahasa Inggris.

Data Statistik Indonesia

http://www.datastatistik-indonesia.com/
Sebuah web based database statistik Indonesia yang dikeluarkan oleh BPS. Akan sangat membantu bagi yang membutuhkan data-data statistik. Disajikan dalam bahasa Indonesia sehingga membantu bagi yang tidak mau repot.

Wednesday, April 2, 2008

Suyanto Consulting

http://www.msuyanto.com
Pak M. Suyanto adalah salah satu pakar bisnis, enterpreneurship juga marketing di Yogyakarta. Beliau adalah orang yang sangat terkait erat dengan RBTV (stasiun TV lokal DIY), STMIK AMIKOM, TIME EXCELINDO, dan beberapa instansi/perusahaan lain. Beliau juga sering menjadi pembicara di training atau seminar tentang kewirausahaan dan bisnis.

OK, silakan kunjungi website-nya...

New Commitment to Graduate Soon

HOI SHIROTSUYA, KAMU HARUS & BISA LULUS AGUSTUS!!!

KAMU HARUS LULUS MAKSIMAL AGUSTUS, KARENA:

  1. Sering ditanya orang tua, ”Kapan lulus?”

  2. Sudah terlalu lama kuliah, makin lama akan makin menambah beban biaya

  3. Umat dan jama’ah menunggu kiprah yang lebih besar

  4. Makin lama masa akademis, makin kecil potensimu sebagai iron stock

  5. Sudah terlalu ”tua” di kampus, apa tidak malu pada adik-adik?

  6. Sering ditanyakan teman-teman dan mereka menunggu kabar baik kelulusanmu

  7. Harus segera punya tambatan gaji .... dan nantinya juga tambatan hati ^_^


KAMU BISA LULUS AGUSTUS, KARENA:

  1. Ada do’a dan support dari orang tua

  2. Perhatian dan support dari teman-teman

  3. Dimudahkan dengan tema yang tidak terlalu rumit

  4. Dimudahkan dengan dosen yang lumayan enak (semua kembali padamu)

  5. Lepas dari semua itu, akan selalu ada Allah SWT yang menolong hamba-Nya


AYO ... LAKUKAN INI:

  1. Fokus pada skripsi sebagai prioritas utama

  2. Jangan malas

  3. Jangan menunda-nunda pekerjaan

  4. Jangan jadikan 7-an amanah struktural &/ fungsional yang kamu pegang sekarang sebagai alasan untuk mengesampingkan skripsi

  5. Sering-sering buka file skripsi

  6. Rajin cari pustaka, rajin tanya

  7. Jangan sungkan menghadap dosen

  8. Jangan lupa yang utama: Tingkatkan amal yaumiah dan do’a


AYOO ..... KAMU PASTI BISAAA!!!

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ...
(Qs. Al-Baqarah [2]: 286)


Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. Al-Ankabuut [29]: 2-3)

Tiada kemuliaan tanpa kesungguhan.” (Kalam hikmah)

Barangsiapa bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan.” (Kalam hikmah)

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
(Qs. Al-Mu’min [40]: 60)


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Qs. Al-Insyirah [94]: 5-8)

Rasululloh SAW. bersabda: "Bergembiralah kalian karena akan datang kemudahan bagi kalian. Kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan."
(Diriwayatkan oleh Ibnu jarir yang bersumber dari al-Hasan.)


Mohon do'a dan support Sahabat-sahabat semua.

Syukron...

[Intermezo] Chat yang Lumayan 'Lucu'

He...he...he... Masih ingat postingan saya tentang salah hal yang sering saya alami, yakni sering dikira cewek/akhwat? Nah... berikut ini salah satu chat yang saya alami, beberapa saat yang lalu (dah cukup lama) melalui YM. ID si ikhwan saya samarkan/ganti aja ya... biar beliau gak malu kalau kebetulan baca ini (meski kemungkinannya kecil banget..hehehe...). Tapi, salah dia juga kenapa sok tahu klo saya akhwat dan berani PM saya. Wah.. saat itu saya merasakan 'jadi akhwat' tuh.... Lucu juga ... Hahaha....

Baca aja dulu ya, nih silakan:

[Si Ikhwan]: Assalamu alaikum..

[Saya]: wa'alaykumussalaam

[Saya]: apa kbr akhy?

[Si Ikhwan]: ana bikhair.

[Si Ikhwan]: kaifahaluki ya ukhti?

[Saya]: alhamdulillah..

[Saya]: antum di mana?

[Si Ikhwan]: di bumi allah

[Si Ikhwan]: anti dimana?

[Saya]: di bumi Allah spesifiknya di mana? kota? lokasi?

[Si Ikhwan]: dibawah langit dan diatas bumi allah karena segala apa yang ada dilangit dan dibumi adalah kepunyaan allah.

[Saya]: itu ana dah tau:(

[Si Ikhwan]: allahamdulilah kalau udah tau

[Si Ikhwan]: kenapa ana pake gitu karena ana hanya ingin semuanya kembali kepada allah.

[Si Ikhwan]: anti dimana?

[Saya]: tlng tulisan Allah pke kapital "A"

[Saya]: ana juga di bumi Allah klo gitu

[Si Ikhwan]: na'am. Allah Azza wajalla.

[Si Ikhwan]: ana pernah dapat masukan terkait dengan tulisan Allah. kalau dikaji tuhan nashoroniyyun itu tulisannya juga Allah pake A besar.

[Si Ikhwan]: jadi kayaknya lebih aman pake akhiran SWT atau Azza wajallla

[Si Ikhwan]: apa ini aktivitas dakwah anti? sepertinya aktivis ya?

[Si Ikhwan]: walakin kaif?

[Saya]: kata siapa?

[Si Ikhwan]: kata guru ana.

[Saya]: guru siapa?

[Si Ikhwan]: ustadhi ( guru ana) waktu masih sekolah

[Si Ikhwan]: terus ada juga yang menggunakan 4JJI ( for Jesus n Judas of Isa). dulu ana juga pake 4JJI terus ana juga pernah dapat masukan akhirnya ana ganti 4WI. gitu.

[Si Ikhwan]: Jadi Syukron atas pelurusannya. walakin kaif?

[Si Ikhwan]: afwan kok diam /

[Saya]: maksud sy kata siapa yg sy tuh aktivis?

[Si Ikhwan]: anti kan pake kata ana, antum. itu kata-kata yang sering digunakan.

[Saya]: gak mesti jg kan

[Si Ikhwan]: sepakat.

[Saya]: antm org mana?

[Si Ikhwan]: tapi kalau masyarakat awam kan gk. biasanya pakenya anta (kamu) bukan antum (kalian laki-laki).

[Si Ikhwan]: ana orang jawa n anti orang mana?

[Si Ikhwan]: walakin kaif?

[Saya]: sy blm bisa bhs arab. afwan

[Si Ikhwan]: gk pa2. anti ornag mana?

[Saya]: jawa jg

[Si Ikhwan]: :(

[Si Ikhwan]: kok sama terus.

[Saya]: lha gmn, antm aja gak niat jwbnya

[Si Ikhwan]: gk kok. ana udah niat jawabnya. kalau gk kan gk ada jawaban.

[Si Ikhwan]: bener gk?

[Saya]: gak juga. jawab sekenanya jg gak niat namanya

[Si Ikhwan]: kan....Innamal a'malu binniat. wainnama likullimriimmanawa.. ya tho?

[Saya]: lha.. trus niat antum PM sy apa..?

[Si Ikhwan]: silaturahim..

[Saya]: perlu kenalan gak?

[Si Ikhwan]: boleh tafadholi duluan..

[Saya]: ya yg PM pertama kali yg mengenalkan diri

[Si Ikhwan]: ana lebih ahsan ke anti dulu..tafadholi gk pa2

[Saya]: klo gitu gak usah aja...

[Saya]: antm tu egois ya

[Saya]: hati2 klo punya istri nanti

[Si Ikhwan]: astaghfirullah...

[Si Ikhwan]: ana tidak bermakdus begitu.

[Si Ikhwan]: Innallahamaashshobirin...

[Si Ikhwan]: anti pengen kenal ana bener?

[Saya]: gak jg, tp minimal tau lah

[Si Ikhwan]: afwan ya kalau kata-kata ana menyinggung hati seorang akhwat. tapi ikhwan harus bersikap dewasa. ketika sang istri sedih pun suami harus bisa menjadi tempat pengayom. Qurrota a'yun

[Si Ikhwan]: la tahzan ya...Ismi Abdullah

[Si Ikhwan]: anti siapa?

[Si Ikhwan]: ukh, sebenarnya ana terus gk enak sama anti tadi. ana tau psikologis akhwat kan perasaan lebih mendominasi. jadi sekali lagi afwan ya ?

[Saya]: sok tau antum

[Si Ikhwan]: Allah maha mengetahui isi hati kan?

[Si Ikhwan]: bener gak kalau akwat perasaan lebih mendominasi?

[Saya]: gak mesti.

[Si Ikhwan]: masak, bukan kan akhwat lebih sensitif ?

[Saya]: gak mesti. banyak ikhwan yg sensitif jg

[Si Ikhwan]: tapi tidak sesensitif para akhwat.

[Si Ikhwan]: teman ana yang akhwat pernah bilang demikian maupun yang ikhwan.

[Saya]: ok

[Si Ikhwan]: nah, gitu baru saudara seiman.

[Si Ikhwan]: anti sudah nikah belum ?

[Si Ikhwan]: kalau belum semga Allah SWT memberikan keberkahan kepada anti mendapatkan suami yang bisa mengayomi, sabar dan yang yang penting beriman kepada Allah SWT dan para Rasulullah.

[Si Ikhwan]: ]kalau sudah, bahagiakan sang suami dan semoga menjadi keluarga yang sakinah sehingga keluarga bagaikan surga didunia. Rumahku Surgaku...amiinn.

[Si Ikhwan]: Sudah /belum?

[Saya]: blm

[Si Ikhwan]: subhanallah.. semoga tetap sabar ya.

[Si Ikhwan]: sebenarnya menikah atau belum menikah itu bukan masalah.

[Saya]: hmm..

[Si Ikhwan]: buat apa cepetan menikah kalau ternyata keluarkan kita ternyata justru menimbulkan banyak masalah. mending sabar dan tetap berdoa semoga Allah SWT memberikan yang terbaik menurut Allah SWt

[Si Ikhwan]: ana boleh berpesan?

[Saya]: apa?

[Si Ikhwan]: Orang yang baik akan mendapatkan orang yang baik dan orang yang jahat akan mendapatkan orang yang jahat. jadi hal yang terpenting adalah bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas diri kita kalau kita pengen dapat yang terbaik buat kita.

[Si Ikhwan]: Dan saat ini kita jangan terlalu memikirkan tentang pernikahan kita tapi yang terpenting adlah mempersiapkan diri kita untuk menikah.

[Saya]: hmm...

[Si Ikhwan]: gantian ana dikasih nasehat ya? ana juga belum menikah tapi lagi mempersiapkan diri untuk menikah.

[Saya]: antm dah siap blm?

[Si Ikhwan]: kenapa?

[Si Ikhwan]: kalau siap gimana? dan kalau belum gimana?

[Saya]: lha sdh siap blm?

[Si Ikhwan]: ana jadi bingung. kalau siap gimana?

[Saya]: mau gak segera nikah?

[Si Ikhwan]: kok pertanyaannya gitu?

[Saya]: kenapa?

[Si Ikhwan]: supaya ana punya pilihan...kalau jwbnya satu kan gk da pilihan

[Si Ikhwan]: gimana kalau sudah? dan  gimana kalau belum? kan ana tanya td juga gitu sudah/belum? ana mencoba kasih pilihan

[Si Ikhwan]: Assalamu alaikum ? kok diam ukh.

[Si Ikhwan]: gmana ukh..ana belum sarapan ni. kalau jawabnya lama ana sig out aja ya?

[Saya]: ya silakan sign out aja

[Si Ikhwan]: ya syukron.. dah laper ni:( belum ada yang masakin.

[Si Ikhwan]: Wassalamu'alaikum

[Saya]: wa'alaykumussalaam


Gimana? Sudah dibaca? Nah ... Dari chat itu saya merasakan agak risih gimanaa gitu... menghadapi orang yang sok tau, terkesan egois, mau menang sendiri.. (misal dalam mengenalkan diri, dia cuma nyebutin Hamba Allah, asalnya di bumi Allah, sedang dia menuntut saya untuk benar-benar mengenalkan diri...). Ugghh...
Apa perasaan akhwat klo menghadapi orang seperti itu (meski ikhwan) juga sama ya? Nggak tau.. mungkin beda karena karakter natural saya jelas saja beda dengan akhwat.
Saya kan ikhwan!!

Gimana, ada tanggapan? [ ]