Saturday, May 31, 2008

Chin Chin Pon Pon, Lagu Kenangan Masa Kecilku


Oleh : Cahya Herwening


Ketika kecil saya sering mendengarkan lagu ini di radio. Biasanya ketika sore-sore, ada acara untuk anak-anak, dan lagu ini menjadi theme song acaranya. Wah... dah berapa lama ya... lamaaa banget deh kayaknya.

Seringnya sih... ndengerinnya pas habis dimandiin, trus dibedakin pakai bedak bayi (hahaha... masih balita tuh dulu....). Presenternya membacakan request-request, juga  menerima telepon dari pendengar yang minta diputerkan lagu tertentu. Ada juga anak yang nelpon tuh juga menyanyikan lagu, Balonku Ada 5, Pelangi, Bintang Kecil, dan lagu anak-anak yang lain.

Aahhh... masa kanak-kanak. Kadang, jadi rindu dan pengen merasakan lagi masa-masa seperti itu. Masa di mana tidak terlibat masalah-masalah berat, beban hidup, makan hati, dsb. Dan, lagu ini ternyata bisa jadi salah satu sarana nostalgia juga .

Taman-teman dah pernah denger lagunya belum sih? Di attachment dah saya upload lagunya. Dan ini dia liriknya :

la.. la la la la la
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon bacchii

la... la la la la la la
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon bacchii

mama ga yonderu oniichan
ofuro soro soro waitayo
terebi keshitesa hayaku
ofuro isshoni hairou

mendokusai na
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon dame ne
atsusugiru yo
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon yowamushi
nan miteruno sa
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon nani mo
yoku araina yo
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon aratteru yo

nande naze ka na wakannai
hora ne watashi to oniichan
marude chigau no yappari
mama to ne papa mo chigau yo

mendokusai na
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon dame ne
atsusugiru yo
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon yowamushi
nanmiteru no sa
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon nani mo
yoku araina yo
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon aratteru yo

aa mata miteru
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon dattee
me o marukushite
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon hen nee
mou yudacchau
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon doushite
mama bantsu dashite
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon fushigi nee
nani ga fushigi sa
chin chin pon pon chin chin pon pon
chin chin pon pon doushite ka na....

Coba aja download filenya, ada di attachment tuh... ^_^ [ ]

Saturday, May 24, 2008

Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 3]


Oleh : Cahya Herwening


Sambungan dari: Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 2]

Kegombalan di Kalangan Aktivis Dakwah
(Baca: oleh aktivis dakwah palsu)
Nih dia yang ditunggu-tunggu. Hehehe… Hal yang sangat menarik salah satunya adalah menyimak romantika di dunia aktivis dakwah. Di antara sebegitu banyak yang memiliki komitmen perjuangan, ada juga beberapa yang suatu saat kadang tergelincir pada jebakan interaksi ikhwan-akhwat. Karena memiliki amanah yang sama, sesama pengurus harian lembaga, atau berada dalam satu bidang, bisa juga dalam satu kepanitiaan, membuat interaksi kerja menjadi lebih intens.

Intensitas hubungan kerja itu suatu saat dapat menumbuhkan benih-benih simpati atau bahkan cinta di antara ikhwan dan akhwat. Hal ini bisa jadi fenomena yang wajar, karena cinta kepada lawan jenis itu fitrah manusia, katanya. Tapi meski fitrah, tetap aja ada resikonya, terutama pada keikhlasan beramal, sehingga bila ada bibit riya’ dan ujub bisa menghanguskan pahala yang seharusnya didapat. Namun jika ternyata tidak dapat mencegah adanya perasaan seperti itu, ya harus berusaha menjaga keikhlasan, dan tetap simpati (simpan dalam hati). Apabila perasaan itu telah mewujud pada realisasi amal, baik lisan maupun perbuatan, maka tak ayal akan terjadi juga gombalisasi di sini.

Sering seseorang ingin mengekspresikan atau menyampaikan perasaannya yang sedang membuncah karena cinta. Bagi aktivis dakwah, hal seperti ini mustinya disimpan rapat-rapat dalam lubuk hatinya, jangan sampai si “dia” memergoki adanya perasaan itu. Gengsi dong!! Namun suatu saat pertahanan itu bisa jebol manakala perasaan itu makin menjadi-jadi sedang keimanan dalam kondisi menurun. Maka lahirlah sebentuk perhatian pada si “dia”, baik berupa nasehat, tausiyah, pujian, menanyakan sesuatu (baik tanya beneran atau pun pura-pura bertanya :D hayoo…) atau sekadar menanyakan kabar. Entah itu lewat SMS, telpon, saat chatting, via e-mail … bisa juga dalam rapat koordinasi.

Dari pengamatan penulis, yang paling banyak terjadi adalah adanya gombalisme via SMS, kita sebut saja sebagai SMS gombal. Kita simak contoh SMS-SMS ini….
“Aslm. Apa kbr? Ukhti, ana sungguh kagum dgn semangat Anti. Amanah Anti di mana-mana namun semuanya bisa tetap tawazun. Anti benar-benar mujahidah tangguh. Tetep semangat ya Ukht!”

“Salut sama Ukhti! Anti sungguh militan. Hujan deras seperti itu datang rapat dgn jalan kaki. Jaga kesehatan ya. Saya nggak rela klo Anti sampai jatuh sakit…”

Akhwat: “Aww. Apa kabar? Akhi, sedang ngapain nih? Sudah makan belum? Jangan sampai lupa makan ya..”
Ikhwan: “Www. Alhamdulillaah, menjadi jauh lebih baik setelah Anti SMS ^_^. Ane sedang memikirkan seorang bidadari dunia yang begitu anggun mempesona. Hmm… ane belum makan, tapi dah gak terasa lapar klo ingat sama Anti…”
(Halah… gombal semua tuh!!!)

Ada yang lebih parah nih … kayak gini:
“Aww. Wah .. Anti makin terlihat anggun dengan jilbab biru tadi…”

“Assalaamu ‘alaikum. Apa kbr? Lama nggak kontak ya. Ane kangen ma suara Anti…”

“ … Ane janji akan menikahi Anti setelah lulus nanti ….”

Oh .. nooo!! Aneh-aneh aja isi SMS-nya. Mungkin lebih banyak lagi SMS-SMS aneh lainnya yang belum terdeteksi. Hmm.. bagaimana reaksi si penerima? Ya bervariasi, ada yang cuek saja, ada yang merasa risih, ada yang membalas biasa, ada yang bertanya-tanya bin penasaran, ada juga yang suka dan berbunga-bunga, ada yang kemudian menaruh harapan. Kita simak penggalan berikut…

Pada dini hari sekitar pukul dua pagi, suara berisik nada SMS membangunkan seorang akhwat dari perjalanan tidurnya. SMS dari siapa nih malam-malam gini, pikirnya. Serta merta dia buka SMS-nya, hah… dari seorang ikhwan, bunyinya:
”Wahai Ukhty, segera terjagalah dari mimpi indahmu, bangunlah dari peraduanmu, basuhlah wajah dan anggota tubuhmu agar bersinar di hari kemudian, bersujud dan bersimpuhlah kepada Allah, agungkanlah Asma-Nya. Niscaya Allah akan meridhoi langkah kita dan mengabulkan cita dan harapan kita.”

Sang akhwat tertegun, ngapain malam-malam begini si ikhwan itu ngirim SMS, kurang kerjaan aja. Dasar, sok perhatian! Namun tanpa sadar jari-jari lentik akhwat itu mengetik balasan:
“Jazakallah khairan, Akh. Jangan kapok tuk sering ngingetin ane ya…”
Nah lo!!

Coba dirasa-rasakan, apa SMS-SMS semacam itu tidak beresiko? Bagus sih sepertinya, membangunkan untuk sholat tahajud … tapi efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit-penyakit hati. Bikin merajalelanya VMJ (Virus Merah Jambu). Waa.. kalau virus yang satu ini menyebar, bisa repot. Sulit nyari vaksin atau anti virusnya.

Makanya… ingat, penyebab awal perlu dicegah, yakni adanya gombalisasi. Kalau si gombal dah nyebar, maka sedikit banyak korban bisa berjatuhan. Baik ‘lecet-lecet’ ringan maupun ‘luka’ berat. Bahkan nanti gak hanya berdampak pada hati, tapi juga fisik. Lha bayangin aja … kalau jadi gak enak makan, gak nyaman tidur karena tiap mau makan .. ingat dia, mau tidur … ingat dia, mau ngapain aja ingat dia, apa gak lama-kalamaan bisa kurus tuh? Trus …siapa korbannya? Siapa lagi kalau bukan kaum wanita/akhawat. Mestinya paham dong gimana fitrah perasaan mereka. Mereka seneng dan suka bila diberi perhatian … bisa berbunga-bunga hatinya. Dan tipe cinta mereka (kebanyakan) adalah jatuh cinta sekali yang dibawa sampai mati, kayak Nurul dalam novel AAC itu loh… Trus mereka juga mudah berharap. Nah tuh … coba pikir kalau sampai mereka jatuh cinta, kemudian sampai berharap. Jika kemudian cinta dan harap itu tidak kesampaian, apa nggak sakiiiit banget nanti? Apa tega, mendholimi mereka seperti itu?

So, khususnya bagi para ikhwan, jaga diri, jaga hati, jaga gengsi. Jangan asal kirim SMS, lebih-lebih SMS gombal bin murahan. Juga .. jangan asal balas SMS, apalagi dengan SMS gombal. Ini nih contoh balasan yang ngegombal….
Akhwat    : “Ane pengin rihlah, ke syurga …”
Ikhwan    : “Ukhty, ke mana pun Anti mau pergi, saya akan bersedia menemani,  meski taruhannya jiwa ini …” (He..he..he.. peace Ukht  v ^_^ )
Nah!! Dasar gombal! Jaga gengsi dong. Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.


Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu

Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah

Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.

Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….

Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.


So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagu bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim??  Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Bagi para akhwat, hati-hati binti waspada Ukht … jangan mudah digombali. Jangan percaya dengan kata-kata suka, cinta atau janji-janji. Jangan mudah menambatkan hati, jangan mudah berharap. Stay cool, calm, confident. Perisai izzahmu harus tetap kokoh. Antunna tidak suka terombang-ambing kan? Antunna lebih suka pada kepastian kan? Makanya jangan sampai semua itu terjadi sebelum ada hal yang konkrit, sebelum ada kepastian. Hal konkrit itu adalah, si ikhwan mengkhitbah Antunna dengan datang ke orang tua Antunna. Itu … baru deh, oke. Waspadalah …waspadalah …

SO SEMUANYA … WASPADAI GOMBALISASI!!! [ ]

Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 2]


Oleh : Cahya Herwening


Sambungan dari: Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 1]

Adakah Gombal yang Diperbolehkan?
Ada yang bisa jawab pertanyaan itu? He … nyangka nggak, ada lho kegombalan yang diperbolehkan. Eh, emang ada? Gak salah nih?? Hehehe… jangan pada kaget. Banyak yang punya motor kan? Nah, klo bersihin motor dari debu kan biasanya pakai gombal tuh. Gombal amoh malah! (gombal amoh = kain bolong) Jadi kan gombal itu boleh. Ha .. ha.. ha.. ngaco ya! Gak nyambung kalee…

Kegombalan itu analog dengan berbohong, adakalanya berbohong itu diperbolehkan. Misalnya untuk menyelamatkan orang dari kejahatan. Nabi Ibrahim AS pernah berbohong pada penguasa lalim untuk menyelamatkan istrinya dari tangan rakusnya si penguasa terhadap wanita. Gombal begitu juga, ada yang boleh dilakukan. Yang kayak gimana hayo…. Pengen tau kan? ^_^

Kegombalan yang diperbolehkan misalnya gombal pada pasangan hidupnya (istri atau suami) untuk menyenangkannya atau agar tidak membuatnya kecewa. Dari pada dijelaskan, mending kita kasih contoh aja yach … nanti akan ngerti sendiri. Biar lebih simple and jelazz getho…

Sore itu seorang ikhwan pulang dari tempat kerja, dalam kondisi kelaparan karena belum makan siang. Sesampainya di rumah dia meminta istrinya menyiapkan makanan;
 “Dik, aku tadi belum makan siang. Laper banget nih. Tolong siapin makanan untukku ya … istriku sayang…”.

“Ya Mas, kebetulan barusan saya masak masakan kesukaan Mas. Bentar ya Mas..” sahut si istri. Beberapa saat kemudian siaplah di meja makan nasi, sayur dan lauk pauk pelengkapnya. Tak ketinggalan segelas jus mangga terhidang. Segeralah si istri memanggil suaminya, “Mas, itu makanan udah siap di meja. Dinikmati ya Mas, makannya nggak usah terburu-buru…”

“Syukron ya Dik.” Si ikhwan segera bergegas dari duduk santainya menuju ruang makan, sambil menyempatkan menyambar kening istrinya dengan sebuah kecupan yang lembut serta senyuman.

Setelah berdo’a, ikhwan itu segera mulai menyikat makanan yang terhidang. Begitu suapan pertama masuk ke mulut … oopss …ada yang aneh. Dia sejenak diam karena cukup kaget dengan rasa makanannya. Tapi sesaat kemudian meneruskan makan dan terlihat sangat lahap, makanan yang masuk dikunyah sedikit langsung ditelan. Tak berapa lama berselang makanan di piringnya pun ludes tak bersisa. Jus mangga pun segera disikat habis.

Istrinya yang memperhatikannya makan tersenyum, agak terkejut karena tak biasanya suaminya yang lahap makannya itu makan selahap sore itu. Tak ayal pertanyaan terucap dari bibirnya, “Mas, bagaimana masakanku? Mas terlihat lahap sekali tadi.”

Si ikhwan tersenyum, dan menjawab, “Dik, masakanmu hari ini sungguh luar biasa. Spesial banget. Belum pernah aku merasakan masakanmu seluar biasa yang tadi. Aku jadi makin sayang sama Adik.” Senyumnya terkembang. “Dik, aku mandi dulu ya. Gerah nih, dan pastinya bau juga kan?”

Saat si ikhwan mandi, istrinya segera ke belakang. Sejak tadi dia bertanya-tanya, perasaan saat masak dia nggak nambahin sesuatu yang berbeda. Rasanya dia masak seperti biasanya, tapi kok suaminya bilang kalau masakan hari ini spesial. Kata suaminya masakan hari ini luar biasa. Kebetulan saat masak tadi dia nggak mencicipi seperti apa rasanya. Ketika sesendok sayur dicicipinya, kontan tanpa sadar makanan itu termuntahkan lagi. Asiiiiiiiiiiin banget ternyata. Baru sadar dia, saat masak tadi yang dimasukkan bukan gula pasir, tapi garam dapur!! Padahal tadi memasukkan cukup banyak, pantes sebegini asinnya.

Air mata meleleh di pipinya. Ternyata tadi menghidangkan masakan yang super asin kepada suaminya yang kelaparan. Istri macam apa aku ini, pikirnya. Malu sekali rasanya. Lelehan air mata haru pun menderas, mengingat tadi suaminya sama sekali tidak marah. Bahkan tersenyum dan memuji masakannya. Makanannya pun dimakan dengan lahap hingga ludes.

Begitu sang suami keluar dari kamar mandi, istrinya berlari dan memeluknya sambil menangis tersedu-sedu. Si ikhwan jadi bingung, tidak ada apa-apa kok istrinya menangis. “Dik, ada apa sih? Kok menangis gini?” Dia semakin bingung karena istrinya malah menangis semakin tersedu. “Cerita dong Dik, apa Mas ada kesalahan? Kalau begitu Mas minta maaf ya..”

“Bu …kan begitu, .. Mas… hiks…. Justru Adik yang minta maaf .. hiks… ada suami kelaparan malah dikasih masakan super asin kayak gitu… hiks … istri macam apa aku ini. Malu sekali rasanya Mas…. Kenapa Mas tadi nggak bilang kalau masakanku asin begitu?” dia mendongak menatap wajah suaminya.

Wajah teduh sang ikhwan terlihat makin menentramkan dengan sunggingan senyumannya. “Lagi sensitif ya … gini aja nangis? He .. he.. he…,“ ujar ikhwan itu sembari mengusap air mata di pipi istrinya. “Dik, aku paham bahwa kamu telah bekerja keras mengurus rumah dan putra kita hari ini. Aku paham kamu juga lelah. Dan tentu aku memahami bagaimana kamu berusaha membuat masakan kesukaanku itu. Masak aku tega mengecewakanmu? Masak aku tega menyakiti hatimu, cuma karena kau salah mengambil gula? Kalau seperti itu, suami macam apa aku ini, Dik?”

Pecahlah tangis haru dan bahagia si istri, merasa begitu beruntung memperoleh suami yang sangat baik seperti itu. “Mas, beruntung sekali aku mendapat suami sepertimu. Aku sangat mencintaimu, Mas …” “Aku juga Dik, bahagia sekali aku memilikimu sebagai istriku..” sahut si ikhwan.

Hoi! Hoi! Bangun! Jangan ngelamun! Malah jadi ngebayangin kalau punya istri atau suami tuh … hayoo… Terlalu romantis ya?? Hihihihi…. Masih ada contoh kisah yang lain nih .. tapi dah ah… nanti kepanjangan cerita dan jadi ngebayangin macam-macam, jadi pengen mensegerakan untuk…. =D. Pokoknya gitu deh contoh kegombalan yang diperbolehkan, mengatakan masakan yang asin begitu dengan pujian luar biasa untuk menjaga hati istrinya. Jadi .. boleh dong ngegombal, tapi pada orang yang tepat ya!

HIDUP GOMBAL!! LHO?? :D

::Bersambung lagi ke Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 3], tentang kegombalan di kalangan aktivis dakwah ^_^. Okay, stay tune lagi yak!

Thursday, May 22, 2008

Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 1]


Oleh : Cahya Herwening


Insya Allah tidak ada salah ketik pada judul di atas, karena saya memang sama sekali nggak bermaksud untuk menulis kata “globalisasi”. Di antara pembaca mungkin ada yang bertanya-tanya, apa dan atau dalam konteks apakah gombalisasi ini. Sebelum kita kupas lebih jauh, mari kita simak beberapa penggalan percakapan berikut ini:

Contoh 1:
Cowok    : “Mmmm… Yank, ada yang mau aku omongin nih ama kamu…”
Cewek    : “Apaan tuh, Mas?”
Cowok    : “Aku, cintaaaa banget ama kamu, sayaaanng banget deh…”
Cewek    : “Benerkah?”
Cowok    : “Iya, bener. Sumprit deh. Demi … “

Contoh 2:
Cowok    : “Sayangku, demi kamu gunung akan kudaki, lautan akan kusebrangi, lembah    akan kulewati, demi bisa ketemu ama kamu..”
Cewek    : “Awww…Mas”

Contoh 3:
Cowok    : “Aku tadi minum jamu, pahiiit banget. Aku dah coba makan gula, roti, coklat, apapun, tapi pahitnya nggak ilang-ilang…”
Cewek    : “Trus gimana? Sampai sekarang masih pahit dong.”
Cowok    : “Nggak lagi kok. Sejak ketemu ama kamu tadi, pahitnya ilang. Bahkan sekarang jadi manis banget.”
Cewek    : “Ohh… bisa aja deh kamu…”

Dan seterusnya. Maaf ya kalau contohnya garing banget, soalnya nggak ahli nggombal sih... he…he…he… Tapi, minimal sudah ada gambaran yang cukup jelas kan, apa yang dimaksud gombalisasi di atas.

Definisi
Gombalisasi berasal dari dua kata, yakni gombal dan akhiran –isasi. Gombal kalau dalam bahasa Jawa artinya kain atau kain bekas, sedang dalam bahasa Indonesia … apa ya… silakan kalau ada yang lebih ngerti (setahu saya, kata itu memang serapan dari bahasa Jawa ^_^). Akhiran –isasi maknanya adalah sebuah proses atau fenomena yang terjadi secara serentak, masif atau dalam lingkup yang besar (luas). Secara definisi, gombalisasi berarti suatu fenomena penggombalan (memberikan sesuatu yang nggak berguna/sampah) yang banyak terjadi secara luas, di pelbagai tempat secara masif. Kira-kira seperti itulah, definisi menurut pendapat Shirotsuya (2008). =D

Nilai rasa (konotasi) yang timbul dari kata “gombal” itu sendiri bisa bermacam-macam. Bisa bermakna sesuatu yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya (bo’ongan, baik dikit atau banyak), bisa juga sesuai dengan yang sebenarnya namun dilebih-lebihkan (hiperbolis). Gombal dilakukan dengan maksud menyenangkan hati orang atau lawan bicara, untuk merayu atau juga menipu agar tujuan si penggombal dapat dicapainya.

Gombalisasi yang Pertama
Sebenarnya yang namanya gombal ini bukan barang baru, tapi sudah ada sejak manusia mengenal pakaian. Lho… kok nggak nyambung, salah konteks nih, he..he..he… ^_^. Maksudnya, gombal atau kegombalan itu dah ada sejak manusia pertama hidup, yakni Adam, dan saya cukup yakin pada waktu itu sudah memakai pakaian. Jadi memang betul, sejak manusia mengenal pakaian. Tuh kan betul, jadi nyambung deh sekarang :D. Kegombalan paling dahsyat saat itu adalah, manakala Iblis menggombali Adam dan Hawa untuk memakan buah quldi yang terlarang, yang berakibat dihukumnya mereka dan diusir dari surga.

Mungkin itulah kegombalan pertama dari musuh nyata dan abadi manusia, yang juga diwariskan pada para balatentaranya hingga sekarang.  Pada zaman sekarang akan lebih banyak lagi macam kegombalan yang mereka lakukan pada manusia. Termasuk pada orang-orang yang taat beribadah, kegombalan itu makin gencar dilakukan, yakni dengan membisikkan kata-kata macam: “Wahai manusia, engkau memang orang yang alim, rajin sekali engkau shalat dan puasa. Tidak ada yang lebih alim darimu di kampung ini.” Atau juga: “Hai manusia, keraskan suaramu yang merdu itu. Itu dia, wanita yang kamu sukai akan lewat sini. Pasti dia akan suka pada merdunya tilawahmu itu.” Yang ini juga bisa: “Wah, mumpung banyak orang tuh, ayo infaknya yang banyak. Kamu kan seorang dermawan.” Dan lain-lain, sehingga memunculkan benih riya’, ujub, sombong dan takabur. Awas, syetan tuh jenius klo disuruh ngegombal!! Semoga kita dijauhkan dari yang demikian.

Nah, seperti itulah gerakan gombalisasi yang dilancarkan oleh musuh manusia, yakni syetan dan para kroninya. Namun kita tidak akan membahas itu lebih lanjut, karena konteks gombalisasi yang akan kita bicarakan adalah antar manusia, khususnya antar lawan jenis.

Gombalisasi Antar Lawan Jenis
Sebagaimana beberapa contoh yang telah diberikan di muka, kegombalan pada masa sekarang jauh lebih banyak lagi tampaknya. Manusia, baik bangsa cowok maupun cewek, makin kreatif menciptakan kalimat-kalimat gombal. Hingga sekarang ada beberapa situs, atau juga buku, yang berisi tentang contoh-contoh SMS mesra buat pasangan kekasih. Sekarang gombal pun laku dijual ternyata, halah! Gombal itu seperti senjata, penggunaannya tergantung si pemakai. Bahayanya kalau gombal itu jatuh ke tangan pendekar berwatak jahat, bisa disalah gunakan dan berujung pada kedzoliman di muka bumi.

Kekejian yang besar pun bisa diawali oleh kegombalan yang mula-mula kecil. Dari kata-kata sayang, kata-kata suka, kata-kata cinta hingga janji-janji. Janji-janji setia, janji-janji akan menikahi, janji-janji akan memberikan kebahagiaan. Halah, ndoboss!! (= ngapusi!! = omong kosong!!). Emang siapa lu, bisa ngasih kebahagiaan? Emang lu Tuhan? Timpuk ama batu aja tuh! ^_^ Upss, hati-hati klo dah ada kata-kata … “aku cinta ama kamu, kamu juga kan? Buktikan cintamu itu dengan …” bla … bla ..bla… intinya minta bukti cinta dengan mengajak melakukan sesuatu yang terlarang. Atau mengancam, kalau nggak mau diajak akan diputusin. Klo kayak gitu, jawab aja: “ke laut aje sono!!”

Kegombalan dalam urusan cinta-cintaan, kasih-kasihan, asmara muda-mudi sering fatal akibatnya. Dan sebagian besar yang menuai kerugian amat sangat adalah kaum hawa. Betapa tidak, sesuatu yang sangat berharga dunia akhirat bisa hilang begitu saja dengan murah dan mudah, lebih-lebih jika kemudian dia disingkirkan begitu saja bagai sampah busuk. Betapa sangat sakiiitnya tidak dianggap berharga oleh orang yang dicintai, ditinggalkan dan diacuhkan. Lebih-lebih dengan keluarga, orang tua dan masyarakat jika telah tahu, juga yang sangat penting dengan calon suami. Perasaan kecewa, menyesal, rendah diri campur baur menjadi satu, menyebabkan perasaan dirindung duka berkepanjangan. Bisa juga jika tidak ada keimanan, akan putus asa dan berakhir pada harakiri entah gantung diri, memutus urat nadi, nyeburin diri ke kali, nancapin pisau ke ulu hati, terjun bebas dari gedung nan tinggi …. Ah kasihan sekali. Eh, ada juga yang minum baygon, meski lebih asyik makan sagon atau piknik ke Saigon, :) apalagi klo habis dapat pesangon. He .. he. ..he…

SO, WASPADAI ARUS GOMBALISASI!!

::Bersambung ke Waspadai Arus Gombalisasi!! [Part 2], tentang kegombalan yang diperbolehkan, ada nggak sih?? Okay, stay tune!

Monday, May 12, 2008

Memperingati 10 Tahun Reformasi, Aksi Tugu Rakyat di Yogyakarta


Oleh : Cahya Herwening


Yogyakarta, 12 Mei --Sebanyak sekitar 400 mahasiswa dari beberapa kampus besar di Yogyakarta meneriakkan yel-yel "hidup mahasiswa Indonesia", "hidup rakyat Indonesia" dan yel-yel lain di depan gedung DPRD DIY, jalan Malioboro Yogyakarta. Aksi ini adalah aksi serentak yang digelar di semua wilayah Indonesia, dengan berpusat di Jakarta atas nama BEM Seluruh Indonesia. Meski belum bisa mencapai target massa, 1000 orang, aksi di Yogyakarta ini cukup berhasil karena bisa 'memaksa' beberapa ketua fraksi untuk mendukung Tugu Rakyat.

Penulis sebagai veteran aktivis kampus ikut menyaksikan agenda tersebut, melihat bagaimana semangat para aktivis dalam membela kepentingan-kepentingan rakyat tak pernah lekang oleh zaman. Reformasi yang telah berjalan selama 10 tahun namun terasa jalan di tempat perlu digaungkan dan direalisasikan tujuan-tujuannya kembali. Akhirnya mahasiswa kembali turun ke jalan untuk menyuarakan pembaruan reformasi.

Dalam aksi nasional ini, BEM SI menyuarakan Tujuh Gugatan Rakyat (Tugu Rakyat), antara lain:
  1. Nasionalisasi aset-aset strategis bangsa.
  2. Wujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
  3. Tuntaskan kasus BLBI & korupsi Soeharto beserta kroni-kroninya sebagai perwujudan kepastian hukum di Indonesia.
  4. Kembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi.
  5. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat.
  6. Tuntaskan reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan.
  7. Selamatkan lingkungan dan tuntaskan kasus lumpur Lapindo Brantas.

Aksi yang dilaksanakan di Yogyakarta sendiri merupakan aksi untuk mendukung perjuangan teman-teman yang ada di Jakarta, yang dari pelbagai penjuru kampus datang ke Jakarta untuk menyuarakan aspirasinya. Mahasiswa Yogyakarta melakukan aksi longmarch yang dimulai dari Bunderan UGM, berjalan menuju gedung DPRD I. Tak berapa lama orasi-orasi dilakukan, beberapa ketua fraksi DPRD, dari fraksi PAN, PKB, PDIP, PKS dan beberapa fraksi lainnya menyatakan dukungan pada Tugu Rakyat, dan mengatakan siap membantu dan memfasilitasi aspirasi ke tingkat pusat dan beberapa hal lain. Mereka berjanji akan segera menindak lanjuti itu di tingkat DPRD dan juga meminta mahasiswa untuk siap bergerak bersama.

Ada perkataan menarik dari salah satu ketua fraksi DPRD, seperti ini kira-kira (seingatnya, tidak direkam nih):
"Saya menyatakan setuju dan mendukung Tugu Rakyat. Fraksi kami akan mendukung dan membantu memfasilitasi aspirasi dari mahasiswa."
Mahasiswa menaggapi, "Yang kami butuhkan adalah pernyataan secara institusional, bukan personal."
Bapaknya menjawab lagi, "Kalau ada anggota dewan yang tidak setuju, berarti dia anggota dewan edan!!" Dan seterusnya. ^_^

Ada lagi kejadian menarik, saat satu persatu ketua fraksi melakukan pernyataan sikap. Ketika dikatakan, "sekarang dari fraksi PKS..." Sontak massa aksi bertepuk tangan. Halaaah ... dasar. Ngetok-ngetoki (bikin kelihatan) kalau banyak yang 'ngefans' sama salah satu partai. Jangan-jangan malah semuanya kader atau simpatisannya?? Bikin ketahuan siapa yang paling responsif dan peduli pada nasib rakyat dan bangsa. He...he...he...

Keluarnya beberapa ketua fraksi dan pernyataan sikap mereka menandai bahwa target aksi kali ini dapat dikatakan tercapai. Setelah dibacakan pernyataan sikap mahasiswa, maka aksi ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan semangat menggelora. Perlu diingat bahwa aksi ini baru permulaan perjuangan mahasiswa dalam membela kepentingan rakyat. Kisah perjuangan mereka akan terus ada, menghiasi perjalanan panjang negara ini. Semoga perbaikan bangsa ini dapat segera mulai terealisasikan. Amiin...

Hidup rakyat Indonesia!!! Hidup mahasiswa Indonesia!!! [ ]