Friday, August 29, 2008

Kumpulan Taushiah 3

Mentari Ramadlan-Mu segara menyelimutiku lagi. Jantung ini masih Kau karuniakan untuk berdetak. Nyawa ini masih berada dalam jasad. Tapi Tuhan, hidupku masih sekelam hari-hari kemarin. Tuhan, aku biarkan aku kembali pada-Mu. Menyambut mentari-Mu penuh kebahagian. Tuntun diriku dalam altar surga-Mu. Jangan kau biarkan kutergelincir lembah neraka. Biarkan air mata ini menetes bersihkan dosa selama setahun. Biarkan sujudku merupakan sebuah api harapan atas pengharapanku. Aku rindu rindu Kau Tuhan. Aku rindu padamu Ramadlan.. (Ilalang Gurun, 28 Agustus 08)

Dari Anas ra, dari Nabi saw. bersabda, “Tiga perkara jika kalian memilikinya, maka akan didapati manisnya iman. (Pertama) orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya. (Kedua) agar mencintai seseorang semata-mata karena Allah swt. (Ketiga), tidak senang kembali kapada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah swt, sebagaimana ketidak-senangannya dilempar ke dalam api neraka.” (HR Bukhar Muslim dengan redaksi Muslim)

"Sungguh di Surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luamya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. " Maka berdirilah kepada beliau seorang Arab Badui seraya berkata: Untuk siapakah ruangan-ruangan itu wahai Rasulullah,?jawab beliau: "Untuk siapa saja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam ketika orang-orang dalam keadaan tidur. " (HR. At-Tirmidzi dan Abu Isa berkata, hadits ini gharib)

Zaid bin Arqam bertanya kpd Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam, "Apakah yg kita peroleh dgn berqurban?", Rasulullah menjawab, "Sesungguhnya pada setiap bulu yg menempel di kulitnya terdapat kebaikan." (HR. Ahmad & Ibnu Majah)

Monday, August 25, 2008

13 Sifat Perempuan Yang Tidak Disukai Laki-Laki

Oleh: Ulis Tofa, Lc (www.dakwatuna.com)

dakwatuna.com -
Sehingga tidak ada pertanyaan lagi oleh para istri mulai saat ini, tentang sebab mengapa para suami mereka lari dari rumah. Karena salah satu Pusat Kajian di Eropa telah mengadakan survai seputar 20 sifat perempuan yang paling tidak disukai laki-laki. Survai ini diikuti oleh dua ribu (2000) peserta laki-laki dari beragam umur, beragam wawasan dan beragam tingkat pendidikan.

Survai itu menguatkan bahwa ada 13 sifat atau tipe perempuan yang tidak disukai laki-laki:

Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”

Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.

Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya, “Tsartsarah”

Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.

Ketiga, perempuan materialistis, “Maaddiyah”

Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.

Keempat, perempuan pemalas, “muhmalah”

Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.

Kelima, perempuan bodoh, “ghobiyyah”

Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.

Keenam, perempuan pembohong, “kadzibah”

Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remeh. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.

Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat, “mutabahiyah”

Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya…

Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya

Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.

Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.

Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.

Kesepuluh, perempuan murahan, “mubtadzilah”

Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.

Kesebelas, perempuan yang perasa, “syadidah hasasiyyah”

Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.

Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan, “ghayyur gira zaidah”

Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan tak berkesudahan.

Ketigabelas, perempuan fanatis, “mumillah”

Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!


Ketika Laki-Laki Memilih

Dari hasil survai di Eropa itu, dikomparasikan dengan pendapat banyak kalangan dari para pemuda, para suami seputar hasil survai itu, maka bisa kita lihat pendapatnya sebagai berikut:

Sebut saja namanya Muhammad Yunus (36) tahun, menikah semenjak sebelas tahun, ia berkomentar:

“Saya sepakat dengan hasil survai itu. Terutama sifat “banyak omong dan malas”. Tidak ada sifat yang lebih jelek dari perilaku mengumbar omongan, tidak bisa menahan lisan, siang-malam dalam setiap perbincangan, baik berbincangan serius atau canda, menjadikan suaminya dalam kondisi sempit, dan marah, apalagi suaminya telah menjalankan pekerjaan berat di luar, di mana ia membutuhkan ketenangan dan kejernihan pikiran di rumah.

Saya baru mengetahui dari rekan saya yang memiliki istri model ini, tidak bisa menahan lisannya di setiap pembicaraan, setiap waktu dan dengan semua orang. Suaminya telah menasehatinya berulang kali, agar bisa menahan omongan, namun ia tidak menggubris nasehatnya sehingga berakhir dengan perceraian.

Pada umumnya model istri yang banyak omong, itu lebih pemalas di rumahnya. Bagaimana ia menggunakan waktu yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya, sedangkan ia sibuk ngobrol dengan para tetangga dan teman?!"

Jamil Abdul Hadi, sebut saja namanya begitu, insinyur berumur 34 tahun, menikah semenjak 9 tahun, ia berkomentar:

“Tidak ada yang lebih buruk dari model perempuan yang materialistis, selalu menuntut setiap saat, meskipun suaminya menuruti permintaannya, ia terus meminta dan menuntut!!

Tipe perempuan ini, sayangnya tidak mudah menerima perubahan menuju lebih baik, tidak gampang menyesuaikan diri dalam kehidupan apa adanya. Boleh jadi kondisi demikian berangkat dari asuhan semenjak kecilnya. Saya tidak diuji Allah dengan model perempuan seperti ini, namun justru saya diuji dengan istri perasa dan cengeng."

Dengan tertawa Mahmud as Sayyid menerima hasil survai ini, ia berkomentar:

“Demi Allah, sungguh menarik ada lembaga atau Pusat Study yang menggelar survai dengan pembahasan seputar ini. Survai ini meskipun memiki cara pandang dan penilaian yang berbeda-beda, namun terungkap bahwa cara pandang itu satu sama lain tidak saling bertentangan…”

Lain lagi dengan Mahmud, sebut saja begitu. Belum menikah, mahasiswa di universitas. Ia berujar tentang mimpinya, yaitu istri yang akan mendampinginya, ia mengharap:

“Pasti saya menginginkan tidak mendapatkan istri yang memiliki tipe sebagaimana hasil survai di atas. Tetapi mengingat tidak ada istri yang “sempurna”, karena itu saya masih mungkin menerima tipe perempuan di atas kecuali tipe perempuan pembohong. Istri pembohong akan lebih mudah mengkhianati, tidak menghormati hubungan suami-istri, tidak memelihara amanah, tidak bisa dipercaya. Setiap orang pada umumnya tidak menyenangi sifat bohong, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Karena akan berdampak negative pada anak-anaknya, karena anak-anak akan meniru dirinya!!"

Ketika ia ditanya tentang tipe perempuan “kelaki-lakian”. Perempuan yang menyerupai laki-laki dalam segala hal dan menyanginya dalam segala hal. Ia berkomentar:

“Tidak masalah berhubungan dengan istri tipe seperti ini, selagi sifat “kelaki-lakian” tidak mengalahkan dan mengibiri sifat aslinya. Selagi ia masih mengemban kerja dan tugas yang sesuai dengan tabiat perempuan, seperti nikah, mengandung, menyusui dan lainnya.”

“Perempuan “kuat” menurut saya akan mengetahui bagaimana ia mengurus kebutuhan dirinya, mengarahkan dan mengatur keluarga dan anak-anaknya. Akan tetapi segala sesuatu ada batasnya yang tidak boleh diterjangnya. Sebagaimana seorang perempuan tidak suka terhadap laki-laki yang “banci”, seperti berbicara dan berperilaku layaknya perempuan. Sebagaimana juga laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang mengedepankan sifat kelaki-lakian… segala sesuatu ada batas ma’kulnya. Jika melampaui batas sewajarnya, yang terjadi adalah dampak negatif.

Tidak ada seorang istri yang “sempurna”. Dan memang ada berbedaan cara penilaian dan cara pandang antara laki-laki satu dengan laki-laki lain. Namun ada kaidah umum yang disepakati oleh samua. Yaitu menolak sikap bohong, penipu, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.”

Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman buat para istri dan calon istri. Dan tentunya bermanfaat bagi laki-laki, sehingga para suami mampu bermuasyarah atau berhubungan dengan istri-istrinya dengan cara makruf, sebagaimana yang digariskan dalam Al-Qur’an. Allah swt berfirman:

“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa’: 19)

Dan karena perempuan “syaqaiqur rijal” saudara kembar laki-laki, yang seharusnya saling mengisi dan menyempurnakan, untuk membangun “baiti jannati” sehingga keduanya mampu bersinergi untuk mewujudkan citanya itu dalam pengembaraan kehidupan ini. Allahu a’lam.

Sunday, August 24, 2008

13 Sifat Laki-laki yang Tidak Disukai Perempuan

Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifat-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.

Pertama, Tidak Punya Visi

Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’: 1 Allah swt. Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.

Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”

Kedua, Kasar

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalu dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.

Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyiksa seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.

Ketiga, Sombong

Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak prerogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.

Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesabaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena perilaku sombong seorang suami.

Keempat, Tertutup

Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, Nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila Nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorang pun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.

Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.

Kelima, Plin-plan

Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plin-plan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).

Keenam, Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.

Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para suami pembohong.

Ketujuh, Cengeng

Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.

Suami yang cengeng cenderung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

Kedelapan, Pengecut

Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.

Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.

Kesembilan, Pemalas

Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.

Kesepuluh, Cuek Pada Anak

Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.

Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.

Kesebelas, Menang Sendiri

Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.

Keduabelas, Jarang Komunikasi

Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah dengan cara mengirim SMS atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.

Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.

Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum

Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha Indah dan sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi, istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para istri kerapian dan keharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bau yang tidak enak. Allahu a’lam. [ ]

Friday, August 22, 2008

Kumpulan Taushiah Pendek 2

Kumpulan taushiah edisi 2 dari berbagai sumber (terutama YM ^__^), silakan disimak....

Pertama
Do'a malaikat Jibril menjelang Ramadhan " "Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: * Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); * Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami isteri; * Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapatkah kita bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat , dan dilakukan pada hari Jumaat. Oleh itu SAYA TERLEBIH DAHULU MEMOHON MAAF jika saya ada berbuat kesalahan, baik yang tidak di sengaja maupun yang di sengaja , semoga kita dapat menjalani ibadah puasa .. SELAMAT BERPUASA..

Kedua
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, "Amin, amin, amin". Para sahabat bertanya. "Kenapa engkau berkata 'Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?" Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata
: 'Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin', kemudian Jibril
berkata lagi, 'Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari  bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!', maka  aku berkata : 'Amin'.
Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagi. 'Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin".
[Hadits Riwayat Bazzar dalama Majma'uz Zawaid 10/1675-166, Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah)]

Ketiga
Dinyatakan dalam hadits Zaid bin Khalid dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa maka baginya seperti pahala ovang yang berpuasa itu tanpa menguuangi sedikitpun dari pahalanya. " (HR. Ahmad dan At-Tirmidzl).

Keempat
Seorang Arab dari gunung datang ke majlis Nabi shallallahu 'alaihi wa 'ala aalihi wasallam dan bertanya: “Kapan terjadinya hari kiamat?” Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa 'ala aalihi wasallam menjawab: “Ialah bila diterlantarkannya amanah, maka tunggulah terjadinya kiamat.” Orang itu masih bertanya lagi: “Bagaimana amanah itu dikatakan telah diterlantarkan?” Beliau menjawab: “Bila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah terjadinya hari kiamat". (HR. Bukhari dalam Shahih nya bab Kitabul Ilmi hadits ke 59 dari Abi Hurairah)

Kelima
Aktifitas kehidupan yang itu2 saja, terkadang membuat qta merasa jenuh & bosan, belum lagi ketika berhadapan dengan sekelumit masalah. Ada suatu cara yang biasa saya lakukan untuk menjadikan hidup lebih hidup, yaitu ketika qta keluar dari rumah, nikmati setiap pemandangan yang kita lihat, nikmati setiap desiran angin, air yg bergemericik, kicauan burung, rumput yang bergoyang, langit yang biru, atau tumpukan awan yang bergumul, tebarkan senyum kpd setiap org yg kita temui di jalan, sapa mereka dengan salam kebaikan.

Ada suatu kisah tentang seorang anak yang menemui kegemaran baru, ketika pada suatu hari secara tidak sengaja dia menemukan uang yg terjatuh di jalan. Begitu bahagianya ia, sehingga keesokan harinya ia selalu berjalan dengan kepala tertunduk, berharap ia mendapatkan keberuntungan kembali. Terus dan terus begitu setiap harinya. Esoknya dan esoknya lagi kepalanya selalu tertunduk berharap menemukan uang yang terjatuh di jalan. Sahabat..apa yang bisa qta petik dari kisah diatas? ya betul..anak itu memang mendapatkan uang2 itu, tapi dia kehilangan senyuman org2, dia tidak tahu bagaimana indahnya matahari terbit, indahnya langit, burung2 berkicau, sapaan & wajah ramah org2 disekitarnya, serta indahnya setiap momen dalam kehidupan yg telah ia lewatkan, akibat kepalanya yg selalu tertunduk.

Sahabat...terkadang fikiran qta tertumpu pada satu masalah & melupakan hal lain di sekitar qta, padahal bisa jadi hal2 lain itu bisa menjadi sumber kebahagiaan & inspirasi dikala qta mengawali hari. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur, ada banyak hal yg ternyata patut kita syukuri. Masalah kerap akan hadir dalam kehidupan kita, tak ada kehidupan tanpa masalah. So say to your problem, ”Hei problem, I Have A Big God!”. Sahabatku….syukurilah hari2 karena engkau tidak kehilangan segalanya…(By Ayu-from my journey).

Sip, sampai jumpa lagi di edisi berikutnya... ^____^ [ ]

Thursday, August 14, 2008

Kumpulan Taushiah Pendek 1

Kembali dengan kumpulan taushiah. Karena sering dapet kiriman-kiriman, lebih baik dikumpulkan aja dan jadiin posting-an.
Ini 'album' taushiah pendek yang pertama... ^___^. Kita simak taushiahnya yuukss:

Pertama
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku nyatakan perang terhadapnya. Tiada sesuatu yg dipergunakan mendekat oleh hambaKu yg lebih Aku sukai daripada apa yg telah Aku wajibkan kepadanya. Tiada hentinya hambaKu mendekat kepadaKu dengan ibadah sunah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi telinga yg ia gunakan utk mendengar; (Aku menjadi) mata yg ia gunakan utk melihat; (Aku menjadi) tangan yg ia gunakan utk memukul; & (Aku menjadi) kaki yg ia gunakan utk berjalan. Jika ia meminta kepadaKu, niscaya Aku memberinya, & jika ia meminta perlindunganKu, niscaya Aku memberikan perlindungan kepadanya.’ “ (HR. Bukhari)….Allahumma Ilahana, jadikanlah aku salah satu dari kekasihMu…Aamiin

Kedua
Seekor kupu2 yg cantik ternyata baru bisa terbang dengan indahnya setelah melalui perjuangan yg cukup berat dalam proses metamorfosis yg luar biasa hebatnya. Jika seseorang ingin terbang dgn kompetensi yg memadai tentu harus melalui perjuangan yg berat. Kompetensi seseorang dinilai dari apa yg telah dilakukannya, bukan dari apa yg diucapkannya. Kompetensi seseorang diuji melalui pengalaman2 hidup yg dialaminya, bukan sekadar perencanaan yg tertulis di atas kertas. (Buku: Setengah Isi Setengah Kosong)

Ketiga
Dari Abu Darda' radhiallahu anhu dari Nabi shalallahu 'alaihi wasalam bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa di waktu pagi atau sore membaca: Hasbiallohu la ilaaha illaa huwa'alaihi tawakkaltu wahuwa robbul 'arsyil 'azhiim, 7 kali, maka Allah akan mencukupi apa yang diinginkannya akan perkara dunia & akhirat. (diriwayatkan oleh Ibnu Sunni & Ibnu Asakir secara marfu'. Diriwayatkan pula oleh Abu Daud & secara mauquf oleh Abu Darda')

Keempat
Ya Allah, sayangi aku dengan Al-Qur'an. Jadikan Al-Qur'an pembimbing, cahaya, petunjuk & rahmat. Ya Allah, ingatkan kepadaku apa yg terlupa dari Al-Qur'an & ajarkan kepadaku apa yg tidak aku ketahui. Anugerahkan kepadaku kesempatan untuk membacanya pada waktu-waktu malam & pada pada waktu-waktu siang. Jadikanlah Al-Qur'an hujjah yang membelaku wahai Tuhan Pemelihara semesta alam.

Kelima
Ubadah bin Shamid radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda, "Allah berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga tidak suka untuk bertemu dengannya." (HR. Bukhari, hadits shahih). Allahumma ilahana, jika kematianku datang, ijinkan aku memandang wajah-Mu Yang Maha Mulia & hidupkan aku disisi-Mu. Cukuplah Engkau sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup maupun matiku.....

Keenam
Qalbu yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat dan putra-putra akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya. Nabi shallallhu 'alaihi wasallam bersabda, "Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melewati suatu jalan." (HR. al-Bukhari)

Ketujuh
Keimanan itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Saudaraku,
- Jika Anda menghendaki taufiq untuk khusyu' maka jauhilah dari memandang yang haram.
- Jika Anda menghendaki taufik untuk hikmah, maka jauhilah dari banyak bicara.
- Jika Anda menghendaki taufiq untuk dapat mengetahui aib sendiri, maka hindarilah mencari aib orang lain.

Kedelapan
"Islam mulai didakwahkan dalam keadaan asing di kalangan ummat manusia, dan Islam nantinya di belakang hari akan kembali kepada keasingannya. Maka beruntunglah AL GHUROBAA yakni orang-orang yang dianggap asing oleh lingkungannya (karena menjalankan ajaran Islam yang sudah tidak dikenal lagi oleh keumuman orang). Para shahabat bertanya: Siapakah mereka ya Rasulullah?" Beliau menjawab: Yaitu mereka yang melakukan gerakan ishlah ketika terjadi kerusakan perangai pada keumuman manusia.” (HR. Al-Imam Abu Bakar Al-Ajurri dalam Al-Ghuraba’ minal Mu’minin hal. 23, dan At-Tirmidzi dalam Kitabul Iman bab 13 dan berkata Tirmidzi: hadits ini hasan shahih gharib, dan Al-Baihaqi dalam Az-Zuhdul Kabir no. 198 hal. 114, Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaid 7 / 278 dari Jabir radliyallahu 'anhu)
[ ]

Cerita di Balik Acara Nonton Bareng Film “Sang Murabbi” di Grha Wanabhakti Yasa, Yogyakarta, 7 Agustus 2008


Oleh : Cahya Herwening


Subhanallaah, antrian panjang memenuhi front desk registrasi malam itu. Cukup sulit dipercaya, sesuatu yang hampir di luar dugaan, peserta nonton bareng pada malam itu bisa sebanyak itu. Ketika acara di mulai, pengunjung sudah mulai memenuhi ruang besar itu, dan makin malam makin bertambah. Padahal, publikasi dengan pamflet tempelan hampir tidak ada, hampir sepenuhnya mengandalkan mobilisasi internal, baik MLM (mulut lewat mulut) maupun STS (SMS to SMS). Ini sungguh pertolongan Allah. Dan itu baru satu pertolongan dari beberapa pertolongan yang diberikan-Nya.

Di awal, sama sekali tidak ada bayangan untuk menggelar acara dengan konsep pelaksanaan seperti itu. Nonton bareng yang direncanakan di awal adalah acara yang dikhususkan untuk panitia Launching Pemuda Keadilan, yang menyiapkan perlengkapan dan berjaga semalam untuk keperluan launching pada pagi harinya, pada 8 Agustus 2008. Launching itu sendiri sedianya dilaksanakan di Monumen Serangan Umum 1 Maret, dekat Benteng Vredeburg, kawasan Malioboro. Karena lokasi merupakan tempat terbuka, maka jika ada nonton film harus malam hari. Maka ada ide untuk menggelarnya malam Kamis, malam sebelum launching, untuk memberikan penyegaran pada para panitia. Sekaligus mencoba men-shibghoh lingkungan di sekitar itu yang biasanya ramai oleh kemaksiatan dengan nilai-nilai kebaikan sebagaimana yang dikandung oleh film tersebut.

Namun baru beberapa hari sebelum acara launching itu terlaksana, tepatnya pada hari Sabtu, 2 Agustus, ada informasi bahwa ternyata kawasan itu (jalan protokol Malioboro) termasuk kawasan yang dilarang untuk kegiatan dalam bentuk apapun yang melibatkan partai tertentu peserta pemilu 2009. Tentu saja panitia harus segera mencari tempat pengganti. Alternatif pertama jatuh pada Museum Perjuangan, yang berlokasi di jalan arah timur dari Pojok Beteng Wetan Kraton Yogyakarta (nggak hafal nama jalannya). Pertimbangan pilihan tempat itu karena halamannya luas, dan bisa dijadikan momen untuk memperkuat kembali nilai-nilai perjuangan. Tepat sekali dengan konteks PeKa (Pemuda Keadilan) yang diharapkan menjadi para pemuda pejuang yang membela nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Malam harinya muncul gagasan untuk mencari alternatif tempat yang lebih strategis, lebih terjangkau, karena alternatif di Museum Perjuangan terkesan agak ‘terpencil’ (padahal di tengah kota ^_^), susah dijangkau, dan kurang ramai. Muncul pilihan di halaman Mandala Bhakti Wanitatama, dan ini segera dikomunikasikan ke beberapa panitia. Setelah pihak pengelola gedung dihubungi, ternyata tidak bisa memakai tempat di sana karena gedung dipakai untuk acara pernikahan dan halamannya digunakan untuk parkir. Akhirnya pilihan jatuh di Grha Wanabhakti Yasa, gedung yang telah beberapa kali dipakai untuk kegiatan jama’ah kita.

Ada konsekuensi besar manakala memakai gedung tersebut, yakni biaya sewa gedung yang selangit. Hal ini dikonsultasikan ke struktur, dan ada masukan untuk membesarkan sekalian acara itu. Acara dibuat besar, dan dibuka untuk umum. Tujuannya agar peminjaman gedung yang mahal itu tidak sia-sia dan bisa dioptimalkan untuk syiar.

Mau tak mau panitia harus melakukan penyesuaian dengan rancangan acara yang baru. Publikasi harus digencarkan, persiapan alat-alat dan sarana, dan sebagainya. Untuk publikasi, yang akan digunakan adalah spanduk dan pamflet. Lalu kebutuhan perlengkapan yang segera harus dicari adalah tikar minimal sebanyak seratus lembar, proyektor LCD sebanyak lima buah beserta layarnya, RGB link cable yang panjang, hub, dan lain-lain. Masih banyak lagi yang harus disiapkan, sehingga hampir-hampir fokus kerja panitia berubah total dari menyiapkan hari H launching menjadi hari H nonton bareng.

Tim perkap, yang menjadi penanggung jawab terpenuhinya kebutuhan alat dan perlengkapan, hampir semua anggotanya berasal dari Gunung Kidul. Praktis hanya ketua sie dan dua staf saja yang bisa bergerak karena domisilinya terbilang dekat. Maka personil dari sie yang lain harus backing up. Itupun mereka telah disibukkan oleh tugas-tugas di tiap sie mereka. Tapi semua harus bisa berjalan baik, dalam waktu sesingkat itu.

Bagaimana dengan CD filmnya? Pada awalnya, informasi yang kami ketahui adalah bahwa CD film ”Sang Murabbi” sudah dirilis pada tanggal 3 Agustus 2008. Sehingga kami berasumsi bahwa pada tanggal 7 itu kami sudah memiliki CD-nya dan memutarnya dalam acara itu. Pada tanggal 3 (Ahad) malam, DPD Sleman dikontak apakah CD filmnya sudah sampai. Ternyata, kami mendapat informasi terbaru bahwa CD film ”Sang Murabbi” baru akan dirilis, dengan kata lain baru akan dikirim ke daerah-daerah pada tanggal 10 Agustus. Wow, that’s great!! Seketika itu juga pandangan kami menjadi ’gelap’. Eh, tapi nggak sampai pingsan lho...

Dengan apapun caranya, CD ”Sang Murabbi” harus sudah ada tanggal 7 Agustus, begitu pikir sang komandan PeKa, Mas Wiwid. Bagaimana tidak, informasi sudah disebar, pelbagai peralatan sudah mudah disiapkan, blow up media juga mulai dilakukan. Apa jadinya jika acara itu tiba-tiba dibatalkan? Maka hari Senin, 4 Agustus kami coba menghubungi beberapa relasi. Misalnya Nada Nurani, sebagai salah satu distributor di Yogya, atau juga Fatih (grup nasyid) menanyakan tentang CD film itu. Ternyata memang tanggal 10 itu baru ada di Yogyakarta. Mau tak mau, pilihan terakhir, langsung mengontak pusat. Mas Wiwid menelpon DPP, melobi, menjelaskan tentang apa yang terjadi, bahwa informasi awalnya CD itu sudah rilis tanggal 3 Agustus, bahwa akan ada acara launching PeKa pada tanggal 8 bulan 8 pukul 8, bahwa informasi tentang acara sudah tersebar, blow up media sudah dilakukan, dan seterusnya. Ternyata mendapat respon positif; ”... wah, begitu ya Mas. Ya, ya, saya sepakat sekali Mas. Acara itu harus tetap berjalan. Saya akan usahakan Mas. Akan saya kontak beberapa orang terkait. Besok silakan menghubungi lagi. Insya Allah semua akan beres.” Huff... siang itu, sedikit jalan terang telah terlihat. Sorenya, penulis menyempatkan memberikan informasi pengumuman terkait acara launching dan nonton bareng, di salah satu tatsqif gabungan di Sleman yang penulis hadiri. Modal nekat saja, padahal belum pasti beres terkait urusan CD-nya. Biar saja, sekalian minta do’a pada ikhwah di sana agar agendanya bisa terlaksana.

Hari Selasa, DPP kembali dikontak, lalu kita diberikan rekomendasi untuk menghubungi langsung penanggung jawab Majelis Budaya Rakyat, Pak Yulius. Menjelaskan kepada beliau beberapa hal dan akhirnya ada kesepakatan bahwa film itu bisa diusahakan untuk acara tersebut di Yogya. Konsekuensinya adalah, harus ada jaminan keamanan film jangan sampai dalam acara tersebut ada yang merekam, lebih-lebih meminjam atau meng-copy CD-nya. Dan Pak Yulius sendiri yang akan mengawal CD itu sampai ke Yogyakarta dan menjamin keamanannya, dan direncanakan akan tiba di Yogyakarta hari Kamis waktu ashar. Wow!! Luar biasa. Ini satu-satunya di Indonesia, ada pemutaran film di daerah untuk pertama dan satu-satunya setelah launching di Jakarta dan sebelum rilis tanggal 10 Agustus. Yogyakarta memang istimewa, seperti statusnya sebagai Daerah Istimewa. He..he..he... Nah, untuk sementara urusan CD film bisa dikatakan beres.

Kepastian akan CD film membuat para panitia makin mantap dan berusaha sekuat tenaga menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari mencari alat-alat yang belum tersedia, mematangkan konsep acara, sistem pengamanan (koordinasi dengan tim Kepanduan), lembur untuk mengangkut dan memasang bendera (malam Rabu) dan sebagainya. Ujian datang silih berganti. Spanduk yang harusnya jadi lebih awal agak molor, maka pemasangan pun agak terlambat. Lebih parah lagi, pamflet tempelan dan bendera PeKa. Seharusnya pamflet sudah bisa terpasang minimal hari Selasa, namun hingga Rabu belum juga selesai dicetak (percetakannya bermasalah). Maka pada malam Kamis, 6 Agustus, coba diganti dengan foto copy-an dan disebar bersamaan dengan pemasangan spanduk malam itu. Jelek memang, tapi apa boleh buat, daripada tidak ada publikasi sama sekali.

Bendera PeKa (Pemuda Keadilan), yang sudah harus terpasang hari Kamis di lokasi acara pun sangat-sangat molor. Kamis pagi, 7 Agutus, ada informasi dari perkap bahwa ternyata desain yang disetor ke tempat penyablonan belum diapa-apain sama sekali!! Alasannya yang bertugas menyablon sakit, dan inipun tidak diberitahukan kepada ’bos’-nya. Coba kalau memberitahukan, maka tentu akan segera dicarikan pengganti. Tapi, ya seperti itulah yang terjadi, maka praktis jam 9 pagi itu baru mulai dibuat. Ya Allah.... tolong. Coba bayangin Frens. Sedangkan pamflet, baru siang sekitar pukul 13 jadi dan diambil, itupun hanya satu warna. ’Baguus!!’  Tapi, mau tidak mau siang itu hingga pukul 16 tetap berusaha dipasang, daripada cuma dionggokin kan mubadzir. Meski kita tahu, hal itu sudah sangat tidak signifikan. Pfiuhh....

Ba’da ashar, dengan beberapa tambahan tenaga di luar kepanitiaan, bendera PeKa di pasang di lokasi. Sound system pun dalam proses pemasangan oleh petugasnya. Layar besar yang digunakan sebagai layar utama tidak jadi dipinjam, dan cukup menggunakan dinding belakang panggung yang lebar. Jadi tidak perlu repot memasang layar utama. Sedang layar-layar kecil beserta LCD belum semuanya datang. Begitu pula tikar, belum jelas siapa yang mengambil dan dengan apa mengambilnya. Meja registrasi belum disiapkan, meski tinggal ambil di belakang. Wah, hampir kurang terkoordinasi kondisi di lokasi, karena panitia yang ada tinggal beberapa gelintir, tidak ada satu pun yang berposisi sebagai koordinator. Heran juga, pada ke mana ini, sudah jam segini kok hanya beberapa gelintir yang terlihat di lokasi? Sudah tahu sih sebenarnya, bahwa sebagian besar pada menyebar untuk mengambil alat dan perlengkapan yang belum ada. Tapi…

Adzan maghrib berkumandang. Masih juga lokasi sepi dari panitia, padahal sudah mulai malam. Perlengkapan sama sekali belum lengkap; tikar belum terpasang, LCD juga belum ada, layar pun belum terlihat. Peserta sudah mulai ada yang datang!! Ketika ditanya, katanya mereka mendapat informasi bahwa acaranya pukul 18.00. Wadhu… padahal belum ada apa-apanya nih… gimana nih?? Tenang.. tenang.. maghrib dulu, jamaah sama beberapa temen. Setelah maghrib merasa lebih tenang. Beberapa panitia sudah mulai datang. Penulis memutuskan meninggalkan lokasi karena belum mandi dan pastinya bau. Maka segera balik ke base camp (DPW) untuk bersih diri, ganti pakaian, dan shalat isya’ karena adzan dah kembali memanggil hamba Allah untuk bersujud.

Setelah isya’ segera berangkat kembali ke lokasi dan … subhanallah, tikar sudah gilar-gilar tergelar di lantai ruang dalam. Proyektor LCD sudah terpasang plus layarnya, sebagian tengah diset oleh panitia. Alunan musik selingan sudah pula terdengar. Antrian peserta … wuihhh … pwanjaaang!!! Sebegini cepatnya kondisi berubah. Semuanya telah siap, dengan jumlah peserta yang membludak. Tinggal memulai jalannya acara kini. Justru di situ sedikit masalah berikutnya, siapa MC-nya? Kesibukan mempersiapkan perlengkapan agaknya membuat agak terlalaikan dengan jalannya acara itu sendiri. Di awal MC sudah ditentukan yakni Irwan dan Fitra. Tapi ternyata yang tahu kalau jadi MC baru Irwan, itupun baru saja. Oh noo!! Tampaknya Allah menghendaki penulis untuk turun tangan langsung. Maka tanpa ragu penulis menawarkan diri menjadi MC di acara malam itu. Hmm.. kalau dipikir-pikir, itu pengalaman pertama penulis menjadi MC untuk acara sebesar itu, dadakan lagi!! Bayangkan, debutan plus dadakan, apa jadinya nanti?

Segera kami berdua berkoordinasi tentang apa yang akan dibawakan nanti. Agar kompak, pikiran kami harus melebur menjadi satu, kami harus sehati. Beberapa saat belum bisa dimulai karena masih menanti yang akan memberi sambutan, yakni mas’ul dakwah DIY, Ust. Sumiyanto. Setelah beliau hadir, maka acara segera kami mulai. Pembukaan, kemudian tilawah keren oleh akh Shafwan yang bersuara indah, disusul sambutan oleh Ust. Anto, lalu taujih oleh Ust. Cholid Mahmud yang membuat beberapa hadirin meneteskan air mata. Walah… sambutan dan taujihnya kepanjangan, kasihan yang akhwat nanti makin kemalaman pulangnya. Setelah itu masuk ke acara inti, pengantar film oleh Pak Yulius dan pemutaran filmnya. Antusiasme peserta terlihat malam itu. Mereka terbawa alur cerita filmnya, misalnya tertawa dengan beberapa adegan lucu, bertepuk tangan terhadap beberapa hal yang memang patut dipuji. Beberapa hal lain yang juga terlihat dapat menjadi bahan analisis sosial terhadap kader. Kata seorang teman, “wah … sulukiyah kader muncul semua….”

Meski agak tersendat di awal (CD error dikiiit), pemutaran film berjalan lancar hingga selesai. Selesainya film disambut dengan tepuk tangan yang riuh. Banyak peserta yang mengakui bahwa film itu memang keren. Tentunya panitianya nggak kalah keren dong, he..he..he… meski sekali lagi, itu karena pertolongan Allah swt. Betapa tidak, acara itu hampir saja tidak terlaksana. Pak Yulius bercerita, bahwa sebenarnya dia kehabisan tiket pesawat satu-satunya yang sampai di Yogya sebelum acara. Tempat duduk telah penuh. Namun pihak maskapai penerbangan mengatakan masih bisa menambah penumpang lagi. Maka jadilah satu kursi lagi dipasang sehingga bisa mengangkut Pak Yulius hingga ke Yogyakarta. Subhanallaah…. Allaahu akbar!!!! [ ]

Monday, August 11, 2008

Taushiah via Offline Message Hari Ini

Waaah... subhanallah..
Dah hampir sepekan nggak online, pas hari ini ngebuka (online), banyak banget comment di MP ataupun kiriman taushiah via YM.
Kita baca satu-satu yuuks taushiahnya......

Pertama:
Bagi seorang Muslim, teguran yang jujur dan baik adalah tanda kasih sayang Allah. Janganlah merasa dendam kepada orang yang menegur dan menasihati kita. Sekiranya teguran tersebut dirasakan tidak betul, anggaplah orang yang menegur itu punya niat yang baik walaupun caranya kurang disukai oleh hati. Terimalah teguran dan nasihat tersebut secara positif dan konstruktif. Analisalah setiap teguran dan nasihat yang kita terima. Percayalah, kita tidak rugi sesen pun sekiranya mau berubah untuk memperbaiki diri. Hanya saja kadang-kadang obat yang mujarab biasanya agak pahit.

Kedua:
Ajal ada saatnya. Kesulitan bukan berarti harus kita sikapi dengan putus asa. Pastikan kita bisa mengenal diri dengan lebih baik, mengenal diri dengan lebih baik, mengenal kemampuan lebih maksimal. Jangan melakukan sesuatu tanpa tahu ilmu, tanpa tahu kebenaran, karena bisa jadi bumerang. Tidak usah memaksakan diri agar kelihatan lebih dari kenyataan yang sebenarnya."

Ketiga:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS 2:186)

Keempat:
Tidak akan ada gunung yang akan menghalangi atau pun yang akan membuatmu tersandung. Tetapi hanya batu kerikil, batu cadas, atau pun hanya sebuah tembok. Hadapi dan atasi kerikil-kerikil kecil, batu cadas dan tembok yang menghalang MAKA TANPA KAU SADARI kamu sudah sampai di atas puncak GUNUNG.

Kelima:
”Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS 5:8)

Keenam:
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari ‘Tujuh Keajaiban Dunia’. Pada awal dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ saat ini. Walaupun ada beberapa ketidak sesuaian, sebagian besar daftar berisi sbb :
1] Piramida,
2] Taj Mahal,
3] Tembok Besar Cina,
4] Menara Pisa,
5] Kuil Angkor,
6] Menara Eiffel,
7] Kuil Parthenon.
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab, ‘Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya ‘keajaiban itu’. Sang guru berkata, ’Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya’. Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, ‘Saya pikir, ‘Tujuh Keajaiban Dunia’ itu adalah :
1] Bisa melihat,
2] Bisa mendengar,
3] Bisa menyentuh,
4] Bisa menyayangi,
5] Bisa merasakan,
6] Bisa tertawa, dan
7] Bisa mencintai.
Ruang kelas tersebut sunyi seketika. Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya ‘keajaiban’. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai ‘biasa’. (Sumber : http://ukhuwah.or.id/)


Wah.. TOP deh.. Kalau temen-temen ada sesuatu (taushiah) yang bisa disampaikan, kirim-kirim ya.... ^____^ [ ]

Wednesday, August 6, 2008

Menjadi Lulusan Madrasah Ramadhan dengan Gelar M.Tq.*


Oleh : Cahya Herwening


Bulan Sya’ban telah kita masuki. Dalam bulan-bulan mulai bulan Rajab, pendahulu kita menganjurkan untuk melantunkan do’a:
“Allaahumma baariklanaa fii Rajaba wa Sya’bana wa balighna Ramadhana.”
Yang artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini, dan sampaikanlah umur kami bertemu Ramadhan.”

Dalam lafadz do’a di atas terdapat kata “berkahilah”. Apakah makna dari “berkah” itu? Berkah memiliki makna ziyadatul hasan atau ziyadatul khair, yaitu bertambahnya kebaikan. Sesuatu itu bisa disebut berkah manakala ada sebuah peningkatan atau bertambahnya kebaikan yang dikarenakan sesuatu itu. Misalnya seseorang memiliki keberkahan rizki, itu berarti rizki tersebut memberikan tambahan kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Entah dengan rizki itu dia dapat menjalankan ibadah dengan lebih baik, atau menunaikan hak orang-orang fakir dan miskin, dan seterusnya. Yang jelas ada nilai kebaikan dari sesuatu itu, yang tentunya kebaikan tidak hanya di dunia namun juga di akhirat.

Kaitannya dengan bulan Rajab dan Sya’ban ini, kita memohon kepada Allah keberkahan agar ada suatu pertambahan kebaikan dalam diri kita. Sehingga nantinya juga siap dalam memasuki sebuah masa tarbiyah selama sebulan yang telah diprogramkan Allah secara rutin. Rasulullah saw. pun senantiasa mempersiapkan diri dalam menghadapi Ramadhan ini sejak Rajab, salah satunya dengan memperbanyak puasa. Dan kita, tentunya juga harus melakukan persiapan-persiapan menuju sarana tarbiyah kita, Madrasah Ramadhan ini sehingga nantinya kita dapat memperoleh hikmah Ramadhan.

Kita berdo’a: “Ya Allah, jadikanlah Ramadhan kami kali ini hamparan taman bunga, tempat kami merasakan indahnya hidup bebas dari segala amarah dan syahwat.”

Ramadhan adalah bulan dimana kita hendaklah melepaskan diri dari amarah dan syahwat. Karena sejatinya berpuasa dalam bulan Ramadhan adalah menahan diri dari syahwat (keinginan) baik mulut, perut dan apa yang ada di bawah perut, serta menahan diri dari amarah. Dua hal itulah yang senantiasa membebani hidup manusia sehingga tidak dapat merasakan hakikat hidup. Ketika kita bisa membebaskan diri dari amarah dan syahwat, maka hidup ini akan terasa enak, nikmat, ringan dalam beramal dan berbuat kebaikan. Nah, hal itulah yang menjadi target kualifikasi dari para lulusan Madrasah Ramadhan. Lalu, bagaimanakah persiapan kita agar dapat menjadi murid yang baik di Madrasah Ramadhan?

Spesifikasi Madrasah Ramadhan
Program Madrasah Ramadhan dirancang untuk menghasilkan lulusan dengan gelar M.Tq. (Manusia Taqwa atau Master of Taqwa juga boleh dech ^___^). Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dalam ayat itu terdapat kata “la’alla”. Kata “la’alla” ini jika yang mengucapkan manusia maka memiliki makna harapan. Jadi “la’allakum tattaquun” berarti “semoga kamu bertaqwa”. Akan tetapi lain halnya jika yang mengatakan “la’alla” adalah Allah, maka bukan bermakna harapan lagi namun bermakna kepastian (insya’i). Sehingga “la’allakum tattaquun” berarti “agar kamu bertaqwa”.



Dari makna “la’alla” di atas dapat dipahami bahwasannya menjadi taqwa itu adalah kepastian, meraih gelar M.Tq. adalah sebuah keniscayaan. Namun tentu saja dengan syarat, telah memenuhi kualifikasi tertentu. Sebagaimana kita ingin meraih gelar sarjana, tidak mungkin kita mencapainya tanpa kita melaksanakan aturan-aturan sebagaimana yang ditetapkan, misalnya kita sering sekali mombolos kuliah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan dosen, tidak mengikuti ujian dan sebagainya. Untuk meraih gelar M.Tq. pun kita diharuskan memenuhi beberapa kualifikasi.

Gelar M.Tq. akan dianugerahkan jika memenuhi kualifikasi berikut ini.
a.Tawadhu’
Kesadaran bahwa seluruh kelebihan dan keistimewaan yang ada pada diri kita bukanlah alat untuk menyombongkan diri.

b.Qana’ah
Selalu menerima dengan lapang apa saja yang Allah karuniakan. Mendekap suka maupun duka dengan kadar kemesraan yang sama.

c.Wara’
Menahan diri dari segala yang dilarang oleh Allah. Pada bulan Ramadhan, yang halal saja (makan dan minum) ditahan apalagi yang haram.

d.Yakin
Bahwa sesuangguhnya musibah yang ditimpakan kepada diri, suatau saat akan sirna tenggelam di batas cakrawala kehidupan yang tunduk di hadapan Kehendak dan Keagungan Allah.

Coba kita lihat dari empat produk dari puasa (natiijatush-shaum) yakni tawadhu’, qana’ah, wara’ dan yakin, apabila ditulis huruf bahasa Arab maka huruf pertama dari masing-masing kata tersebut adalah ta’, qaf, wawu dan ya’. Apabila huruf-huruf pertama itu disusun, maka akan terbentuk kata TAQWA. Inilah sebenarnya sesuatu yang akan dicapai dari ibadah puasa itu.

Mari kita kaitkan dengan empat hal yang PASTI akan terjadi dalam hidup kita, yakni:
1.Kita membutuhkan sesama manusia.
Kita tidak bisa hidup sendiri. Coba kita ambil contoh salah satu kebutuhan pokok kita yakni sandang, dan kita ajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan asal muasal sandang itu. Baju yang kita pakai itu siapa yang membuat? Baju itu dibuat dari kain, nah siapa yang membuat kain? Kain itu dari benang-benang yang dirajut, lalu siapa yang merajut benang itu? Benang itu dipintal dari kapas, lalu siapa yang memintal kapas itu? Kapas itu diambil dari pohon kapas, lalu siapa yang menanamnya? Dalam budidaya tanaman kapas, dibutuhkan beberapa alat, juga pupuk, obat dal lain-lain. Siapa saja yang membuat itu? Nah, jika dirunut ke asal-muasal suatu barang yang kita punya, maka mungkin dia melibatkan banyak sekali manusia dalam proses pembuatannya. Coba bayangkan jika kita hidup sendirian.

Kita membutuhkan orang lain, maka harus bisa diterima oleh orang lain. Agar bisa diterima oleh sesama manusia, maka membutuhkan sifat tawadhu’ (rendah hati). Orang yang tawadhu’ akan disukai oleh orang lain, berbeda dengan orang yang angkuh dan sombong, biasanya dibenci orang lain.

2.Kita membutuhkan harta
Bagaimana kita bisa hidup tanpa harta? Semua benda fisik yang kita miliki sejatinya adalah harta. Namun, semua harta di dunia tidak harus dimiliki manusia agar manusia merasa cukup. Banyak orang salah mengira bahwa dia akan puas manakala memiliki banyak harta seperti rumah mewah, mobil berlimpah, simpanan di bank meruah-ruah, istri... ya nggak hanya satu lah. Nyatanya banyaknya harta itu tidak membuat bahagia, karena tidak pernah merasa cukup.

Nah, manusia akan senantiasa merasa cukup manakala ada sifat qana’ah dalm dirinya. Orang yang qana’ah dapat menerima apa saja dan bagaimana saja keadaan dirinya. Setelah berusaha apa saja yang dia bisa, dia akan menyerahkan sisanya pada Allah dan menerima apa saja yang dikaruniakan padanya dan mensyukurinya. Orang qana’ah ini akan hidup pas-pasan, pas ada pas butuh, dan pas tidak ada pas tidak butuh. Karrena dia tidak mau mengada-adakan yang tidak ada, dan berpikir pada apa saja yang ada.

3.Kita membutuhkan Allah swt.
Selaku makhluk kita tentunya sangat membutuhkan Allah swt. Dialah yang menciptakan kita, menjaga kita, memberi rizki pada kita, menolong kita, mengabilkan do’a kita, memberikan yang kita ingini ... apa saja. Maka mau jadi apa kita kalau tidak membutuhkan Dia?

Orang yang membutuhkan Allah hendaknya berusaha semaksimal mungkin agar dincintai Allah. Dengan dicintai Allah, maka semua harapannya akan terpenuhi. Agar dicintai Allah maka haruslah wara’ karena wara’ adalah salah satu wujud ketaatan pada-Nya.

4.Kita membutuhkan ketenangan
Ketenagan adalah hal yang kita dambakan. Itulah salah satu faktor yang akan membuat kita bahagia. Ketenangan hidup dicapai manakala manusia mempunyai keyakinan, bahwa apapun yang Allah berikan adalah demi kebaikan dirinya. Meskipun Allah memberikan musibah, pastilah itu juga demi kebaikan manusia. Meski pula apa yang kita harapkan belum terkabulkan. Allah tahu apa yang terbaik bagi kita. Keyakinan seperti itulah yang akan memberikan ketenangan pada diri manusia.

Ramadhan adalah hamparan waktu yang dibentangkan Allah Ta’ala agar kita bisa menjadi tawadhu’, qana’ah, wara’ dan yakin. Maka hendaknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk menjadi murid yang baik dalam Madrasah Ramadhan dan akhirnya nanti lulus dengan spesifikasi tersebut.

Ramadhan yang akan datang adalah bagai tamu agung, yang tentu harus disambut dengan sebaik-baiknya. Ada adab yang berlaku untuk menyambut tamu yang juga berlaku untuk menyambut tamu agung Ramadhan.
1.Tidak membiarkan rumah kita seperti rumah hantu
Suatu hari kita berkunjung ke rumah teman kita. Ternyata setelah sampai ke sana, halaman rumahnya penuh dengan daun-daun kering tanda tidak pernah disapu. Saat masuk, ternyata sarang labah-labah memenuhi sela-sela ruangnya. Banyak juga penghuni rumah selain manusia, ada tokek, banyak nyamuk, berkeliaran tikus, kecoak. Belum lagi saja terlihat seperti mau roboh. Coba, apa yang ada di benak kita sebagai tamu?

Maka jangan biarkan ’rumah’ yang kita miliki seperti itu. Kita jadikan rumah yang berujud hati kita, bersih, indah lagi menawan. Maka untuk menyambut tama Ramadhan kita, hati kita hendaknya bebas dari segala kotoran, bersih dari segala penyakit hati.

2.Tidak menjadikan rumah kita, rumah yang ’tertutup’.
Bagaimana tamu mau masuk ke rumah yang tertutup? Rumah yang tertutup bisa jadi akan memberikan kesan bahwa si empunya rumah tidak menerima tamu. Sehingga yang ingin bertamu menjadi segan. Berbedadengan rumah yang senantiasa terbuka, maka kapanpun ada tamu pasti akan disambut.

Maka jadikan rumah itu rumah yang senantiasa terbuka. Ketika rumah itu , yaitu hati yang mudah tersentuh dengan segala kebaikan dan kemuliaan.

3.Tidak membiarkan rumah kita, rumah yang  gelap gulita
Agak meragukan juga melihat rumah yang gelap gulita. Tamu akan ragu apakah di dalamnya ada penghuninya ataukah tidak. Dan yang akan bertamu akan segera berpikir, rumah itu sedang kosong sehingga mau tidak mau dia tidak jadi bertamu di rumah itu.

Untuk menyambut tamu kita, kita terangi rumah (hati) kita dengan penerangan terbaik. Dan penerangan terbaik adalah dengan cahaya ingat mati dan rindu akhirat. Tanda hati yang bertabur cahaya adalah:
a.telah kembali ke kampung akhirat, yakni selalu membayangkan atau berangan-angan telah berada di akhirat (merasakan suasana surga).
b.Bersih dari segala tipu daya dunia
c.Selalu siap kapan pun kematian datang menyapa

4.Kita sambut semua tamu yang datang dengan ’senyum’
Senyum itu adalah rasa bahagia hati kita menyambut tamu Ramadhan.

5.Kita suguhi tamu kita dengan suguhan terlezat dan minuman ternikmat
Suguhan yang disukai oleh Ramadhan:
a.tilawah Al-Qur’an
b.shadaqah dan infaq
c.memperbanyak shalat
d.puasa dengan ihtisab (ikhlas)

--0--


* Materi ini disampaikan oleh Ust. Syatori Abdurrouf dalam kajian rutin Kamis sore di PPMi Darush Shaalihat, pada 10 Juli 2008 (7 Rajab 1429 H). Dituliskan oleh Cahya Herwening dengan perubahan sesuai ingatan dan apa yang ada dalam catatan, juga perubahan style penyampaian dan tambahan penjelasan sesuai kebutuhan ^_^.

Tuesday, August 5, 2008

Launching PeKa (Pemuda Keadilan) DIY :: Densus 88 Anti Teror & Korupsi

Kita melihat peranan pemuda dalam sejarah, bahwa pemuda adalah pelopor kebangkitan.
Di berbagai negara, dalam berbagai kurun waktu, pemuda adalah motor perubahan.
Di dunia kita telah tahu itu. Di sejarah Islam kita telah memahami itu. Dan di Indonesia ... kita telah merasakan itu.
Maka, sekali lagi para pemuda harus bergerak. Ah, tidak, bukan hanya sekali, namun terus menerus, tak kenal henti.
Pemuda adalah harapan umat. Pemuda adalah pemimpin masa depan. Pemuda adalah pelopor perbaikan.
Bekerjalah wahai para pemuda!!!
Allaahu akbar!!!

Hadiri dan ikuti....

Launching PeKa (PEMUDA KEADILAN)
Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan Korupsi


Jum'at, tanggal 8 bulan 8 '08
Pukul 8 lebih 8 menit dan 8 detik (Launching, insya Allah)
Di Grha Wanabhakti Yasa
(dekat stadion Mandala Krida atau timurnya Among Rogo, Balai Kota ke Barat)
Yogyakarta


Disambung aksi....
Tebar bunga sebanyak 8.888 tangkai
Tebar sticker sejumlah 8.888 lembar
Di 8 titik di Kota Yogyakarta, selama 88 menit oleh 88 orang relawan.
Juga menggelar kain aspirasi pemuda, sepanjang 8 meter.

Dimeriahkan oleh....
Kalepo
Kanjeng Anom
Teatrikal
Nasyid "Jadi-jadian"

Jangan ketinggalan juga acara pendukungnya...
Nonton Bareng Film
"Sang Murobbi"
Di tempat yang sama.
Pada Kamis 7 Agustus, 2008
Pukul 19.00 - 21.00

NB: Angka 8 di atas sama sekali tidak ada kaitannya dengan akidah, hanya memanfaatkan momentum saja berkaitan dengan adanya nomor 8 yang lain. ^___^

Cipika-cipiki dengan Ust. Hidayat Nur Wahid


Oleh : Cahya Herwening


Suasana markas dakwah DIY hari itu, Senin 4 Agustus 2008 semakin hangat dengan tibanya Ketua MPR kita, Ustadz Hidayat Nur Wahid di sana. Kedatangan beliau disambut hangat oleh kader-kader dakwah yang ada di sana dengan bersalaman, cipika-cipiki (cium pipi kanan, cium pipi kiri) dan ngobrol ringan. Para kader segera antri, dan penulis salah satu yang di sana. Kemudian untuk pertama kalinya penulis bersalaman dan cipika-cipiki dengan beliau, meski kami sama-sama dari Prambanan.^__^

Kedatangan beliau di Yogya adalah dalam rangka memberikan sambutan sekaligus meresmikan kader dakwah yang akan berjuang di ranah siyasah, dalam agenda Launching Calon Wakil Rakyat dari partai dakwah salah satu peserta Pemilu 2009, Partai Keadilan Sejahtera, wilayah DIY. Even tersebut bertempat di Kali Code. Berjalannya even tersebut tidak dapat penulis paparkan karena tidak mengikuti acara. Saat itu penulis tetap berada di markas dakwah untuk mengerjakan beberapa tugas lain.

Sejak pagi markas dakwah sudah lain dari biasanya. Yang biasanya agak sepi, pagi itu sudah banyak orang. Bahkan sejak malam. Para anggota kepanduan dan korsad disiapkan untuk memasang atribut dan menjaga keamanan. Malamnya pun ada briefing oleh komandan Korsad, pak Sholihin. Paginya mereka bersiap bertugas, termasuk beberapa anggota yang dilukis wajahnya, memakai blangkon yang dipasangi angka 8. Ada konvoi juga dengan bersepeda unta bin onthel ke lokasi, meski nggak banyak sepedanya. Sisanya pakai motor. Hehehe...

Yah, kira-kira begitulah. Ini akan menjadi awal perjuangan kader dakwah di siyasi. Semoga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai wakil rakyat dan sebagai kader dakwah. Sehingga tahap ishlahul hukumah segera tercapai dan beranjak ke tahrirul wathan. Aamiiin... [ ]