dakwatuna.com - Sehingga tidak ada pertanyaan lagi oleh para istri mulai saat ini, tentang sebab mengapa para suami mereka lari dari rumah. Karena salah satu Pusat Kajian di Eropa telah mengadakan survai seputar 20 sifat perempuan yang paling tidak disukai laki-laki. Survai ini diikuti oleh dua ribu (2000) peserta laki-laki dari beragam umur, beragam wawasan dan beragam tingkat pendidikan.
Survai itu menguatkan bahwa ada 13 sifat atau tipe perempuan yang tidak disukai laki-laki:
Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”
Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.
Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya, “Tsartsarah”
Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.
Ketiga, perempuan materialistis, “Maaddiyah”
Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.
Keempat, perempuan pemalas, “muhmalah”
Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.
Kelima, perempuan bodoh, “ghobiyyah”
Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.
Keenam, perempuan pembohong, “kadzibah”
Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remeh. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.
Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat, “mutabahiyah”
Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya…
Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya
Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.
Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.
Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.
Kesepuluh, perempuan murahan, “mubtadzilah”
Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.
Kesebelas, perempuan yang perasa, “syadidah hasasiyyah”
Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.
Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan, “ghayyur gira zaidah”
Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan tak berkesudahan.
Ketigabelas, perempuan fanatis, “mumillah”
Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!
Ketika Laki-Laki Memilih
Dari hasil survai di Eropa itu, dikomparasikan dengan pendapat banyak kalangan dari para pemuda, para suami seputar hasil survai itu, maka bisa kita lihat pendapatnya sebagai berikut:
Sebut saja namanya Muhammad Yunus (36) tahun, menikah semenjak sebelas tahun, ia berkomentar:
“Saya sepakat dengan hasil survai itu. Terutama sifat “banyak omong dan malas”. Tidak ada sifat yang lebih jelek dari perilaku mengumbar omongan, tidak bisa menahan lisan, siang-malam dalam setiap perbincangan, baik berbincangan serius atau canda, menjadikan suaminya dalam kondisi sempit, dan marah, apalagi suaminya telah menjalankan pekerjaan berat di luar, di mana ia membutuhkan ketenangan dan kejernihan pikiran di rumah.
Saya baru mengetahui dari rekan saya yang memiliki istri model ini, tidak bisa menahan lisannya di setiap pembicaraan, setiap waktu dan dengan semua orang. Suaminya telah menasehatinya berulang kali, agar bisa menahan omongan, namun ia tidak menggubris nasehatnya sehingga berakhir dengan perceraian.
Pada umumnya model istri yang banyak omong, itu lebih pemalas di rumahnya. Bagaimana ia menggunakan waktu yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya, sedangkan ia sibuk ngobrol dengan para tetangga dan teman?!"
Jamil Abdul Hadi, sebut saja namanya begitu, insinyur berumur 34 tahun, menikah semenjak 9 tahun, ia berkomentar:
“Tidak ada yang lebih buruk dari model perempuan yang materialistis, selalu menuntut setiap saat, meskipun suaminya menuruti permintaannya, ia terus meminta dan menuntut!!
Tipe perempuan ini, sayangnya tidak mudah menerima perubahan menuju lebih baik, tidak gampang menyesuaikan diri dalam kehidupan apa adanya. Boleh jadi kondisi demikian berangkat dari asuhan semenjak kecilnya. Saya tidak diuji Allah dengan model perempuan seperti ini, namun justru saya diuji dengan istri perasa dan cengeng."
Dengan tertawa Mahmud as Sayyid menerima hasil survai ini, ia berkomentar:
“Demi Allah, sungguh menarik ada lembaga atau Pusat Study yang menggelar survai dengan pembahasan seputar ini. Survai ini meskipun memiki cara pandang dan penilaian yang berbeda-beda, namun terungkap bahwa cara pandang itu satu sama lain tidak saling bertentangan…”
Lain lagi dengan Mahmud, sebut saja begitu. Belum menikah, mahasiswa di universitas. Ia berujar tentang mimpinya, yaitu istri yang akan mendampinginya, ia mengharap:
“Pasti saya menginginkan tidak mendapatkan istri yang memiliki tipe sebagaimana hasil survai di atas. Tetapi mengingat tidak ada istri yang “sempurna”, karena itu saya masih mungkin menerima tipe perempuan di atas kecuali tipe perempuan pembohong. Istri pembohong akan lebih mudah mengkhianati, tidak menghormati hubungan suami-istri, tidak memelihara amanah, tidak bisa dipercaya. Setiap orang pada umumnya tidak menyenangi sifat bohong, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Karena akan berdampak negative pada anak-anaknya, karena anak-anak akan meniru dirinya!!"
Ketika ia ditanya tentang tipe perempuan “kelaki-lakian”. Perempuan yang menyerupai laki-laki dalam segala hal dan menyanginya dalam segala hal. Ia berkomentar:
“Tidak masalah berhubungan dengan istri tipe seperti ini, selagi sifat “kelaki-lakian” tidak mengalahkan dan mengibiri sifat aslinya. Selagi ia masih mengemban kerja dan tugas yang sesuai dengan tabiat perempuan, seperti nikah, mengandung, menyusui dan lainnya.”
“Perempuan “kuat” menurut saya akan mengetahui bagaimana ia mengurus kebutuhan dirinya, mengarahkan dan mengatur keluarga dan anak-anaknya. Akan tetapi segala sesuatu ada batasnya yang tidak boleh diterjangnya. Sebagaimana seorang perempuan tidak suka terhadap laki-laki yang “banci”, seperti berbicara dan berperilaku layaknya perempuan. Sebagaimana juga laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang mengedepankan sifat kelaki-lakian… segala sesuatu ada batas ma’kulnya. Jika melampaui batas sewajarnya, yang terjadi adalah dampak negatif.
Tidak ada seorang istri yang “sempurna”. Dan memang ada berbedaan cara penilaian dan cara pandang antara laki-laki satu dengan laki-laki lain. Namun ada kaidah umum yang disepakati oleh samua. Yaitu menolak sikap bohong, penipu, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.”
Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman buat para istri dan calon istri. Dan tentunya bermanfaat bagi laki-laki, sehingga para suami mampu bermuasyarah atau berhubungan dengan istri-istrinya dengan cara makruf, sebagaimana yang digariskan dalam Al-Qur’an. Allah swt berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa’: 19)
Dan karena perempuan “syaqaiqur rijal” saudara kembar laki-laki, yang seharusnya saling mengisi dan menyempurnakan, untuk membangun “baiti jannati” sehingga keduanya mampu bersinergi untuk mewujudkan citanya itu dalam pengembaraan kehidupan ini. Allahu a’lam.
hmm...so desu ka...
ReplyDeletejazakallah ..jadi bekal buat diri pribadi agar menjadi muslimah yang disukai buat semua makhluk tentunya..:D
Yup... sip...sip. siapkan dirimu Tin!
ReplyDelete........... speechless
ReplyDeletetfs y.. semoga bisa jadi sarana muhasabah diri..
siap grakkkk....:D
ReplyDeleteMmm... Saya punya sifat yang mana ya????
ReplyDeleteKalau cantik itu sifat bukan?
ReplyDeleteYang kehilangan kata-kata... biasanya karena 'kena' ^____^
ReplyDeleteCantik kok sifat. Ya bukan lah!!
ReplyDeleteSifat tuh karakter, alias terkait pd aspek non fisik.
Hmmmm juga... ^___^
ReplyDeleteCoba yang mana.....?? Tapi yg di atas ntuh kan buat yg cewek to...
ReplyDeleteheuheuheu.. punya pengalaman soal ini. hehe... aneh bin ajaib ya, perempuan itu... :)) (lho?!? saya kan juga perempuan yak? :D)
ReplyDeletekarna saya tak sempurna, seharusnya, sang lelaki juga bisa menerima apa adanya... hehe.. moga ada yang tahan dengan semua sifatku. :D (ada g ya??)
ReplyDeletemaaf mau nanya, kalo blh tau knapa wanita itu cenderung cemburunya gede. knapa itu?
ReplyDeleteYUP... YUP... susah banget deh memahami makhluk yang namanya perempuan ituh... ^___^
ReplyDeleteYa... semua manusia nggak akan ada yg sempurna kan. Hmm.. klo soal tahan-tahanan.. pasti ada deh yang tahan ma sifat Ila. Kan gak sedikit juga to ikhwan yg ndableg :D.. Cocok tuh... huehehehe...
ReplyDeleteItu dah kecenderungan alami alias sifat bawaan. Sifat cinta bangsa wanita adalah cinta yang totalitas pada satu objek, sehingga cenderung memiliki sendiri apa yg dicintainya itu. Nah, kalau ada pihak lain yang juga memiliki posisi seperti dirinya, maka egonya akan muncul dan.. lahirlah kecemburuan. ^__^ Wallahu a'lam...
ReplyDeletehmmm....*membaca secara seksama*
ReplyDeletehatur tengkyu Pak Ninja ^__^, semoga gak termasuk ke dalam salah satunya...aaamiin!!
Yup.. sama-sama.... Semoga berguna untuk mempersiapkan diri kalian, wahai para wanita ^___^
ReplyDeletewahh!! analisisnya tepat , kak!! :D saya termasuk orang yang pencemburu berat. hehehe...
ReplyDeleteapa tuh, 'ndableg'?? bisa diartikan lebih jelas...? :D
ReplyDeleteWooh... begitu to... Hmm.. cemburu sih boleh-boleh saja, tapi harus proporsional dan adil. Owkeh??
ReplyDeleteeeeh, btw... belajar darimana tentang psikologi perempuan?? kan antum g punya saudara perempuan? :-?
ReplyDelete'Ndableg' itu ya... super cuek dengan apa yg terjadi; atau dikasih tau/dinasehatin kayak apa aja tetep kebal. Ya gitu deeh... ^___^
ReplyDeleteYaa... dari penalaman laah. Berdasarkan pengamatan, interaksi, baca, mendengar, melihat, sharing, dsb. ^___^
ReplyDeletehohoho... jadi inget si ikhwan bandel. :D
ReplyDeletetau standarisasinya??
ReplyDeletesharing? jadi ikhwan tuh suka ngegosipin akhwat ya? ckckckck... g sopan.
ReplyDeleteSiapa bilang ngegosipin? Nanti malah dikira infotainment,... perot.. eh... repot...
ReplyDeleteOh.. ehh... ndableg tuh mirip-mirip ama bandel tuh... :D
ReplyDeleteeh, masa sih umur 9 tahun udah nikah???
ReplyDeleteatau maksudnya sejak 9 tahun YANG LALU kalii...
*tuing-tuing*
EHm.. Bunda Aisyah ra. kan juga begitu.. ^___^
ReplyDeleteStandarisasi secara kuantitatif jelas gak bisa.
ReplyDeleteHanya secara kualitatf saja. Intinya adalah: ada tidaknya data.
Kalau mau cemburu, ya harus punya bukti/latar belakang kecemburuan. Punya data-data yg menjadi alasan kenapa dia harus cemburu.
Dan itu ditabayyunkan (diklarifikasi dan dikomunikasikan).
Jangan sampai cemburu buta. Nggak ada alasan apa-apa main cemburuuu aja. Hanya mengandalkan dzon-dzon.
Sama pasangan hendaknya husnudzon dan tsiqoh. ^___^
Emang siapa yg suruh baris berbaris??
ReplyDeleteEmang tonti?
kayaknya ada deh penjelasannya di buku Salim A. Fillah. yang Barakallahulaka bahagianya merayakan cinta. di bab apa ya... kalo g salah.... antara cinta dan kecemburuan. disitu ada hadist tentang cemburu.
ReplyDeleteapaan tuh?
ReplyDeleteya.....bukan ngegosipin lah,, mbak...kan sharing buat nyari isteri tuuhh.. maklum.. :-P
ReplyDeletelagian jg sama aja toh... bukannya para wanita juga suka membicarakan lelaki?
Tuh... betul tuh.. Rakhma aja tau.. ^___^
ReplyDeleteOhh... iya toh?? Gimana ceritanya? :D
ReplyDeleteHmm.. kalau gitu dicek aja deh sana :)
ReplyDeletetonti = Peleton Inti
ReplyDeleteor pasukan baris-berbarisnya SMP or SMU. Wah, pernah sekolah gak sih dulu??
aaah.. kata siapa ya? :D ada yang bocorin rahasia kah?
ReplyDeleteYee.... ternyata. Wah jadi tau nih aku... ^__^
ReplyDeletewah banyak bgt komen di tulisan ini. kayaknya menarik kalo ngebicarain urusan "wanita-lelaki"
ReplyDelete:D mirip aku g ya?
ReplyDeletemungkin
ReplyDeleteEhmmm .... masih kalah telak kok ma komen2 di postingan Ida si ukhtee tangguh ^___^
ReplyDeleteYa memang tema2 seperti itu kayaknya masih disukai pasar je...
Wadhuh... ternyata Ila.....
ReplyDeleteHe'em... apalagi yg ngomong nyinggun2 gitu... berarti Ila memang .... ^____^
ReplyDeletehaha.. pak, materialistis tuh, emang sifat bawaan perempuan.. tapi tergantung kadar masing2. kata nya, kalo g gitu, bukan perempuan. ^_^
ReplyDeletetapi seorang akhwat sudah terbiasa ataupun terlatih untuk bisa qanaah terhadap apapun pemberian Allah, termasuk rizki yang diberikan lewat tangan suami, jadi, ya ikhlas jadi kunci utama juga . insyaAllah itu yang terbaik untuk dunia dan akhirat kita. btw, afwan kalo menuh2in komen disini. ^_^
ReplyDeleteMenurut saya tidak semua akhwat terbiasa qanaah. Saya membuktikannya dari profil seorang akhwat yang berasal dari sebuah kota besar.
ReplyDeleteYang pasti, selalu ada perkecualian...
Ooooooo... gitu toh... Ada kok yang nggak materialistis, wee....
ReplyDeleteHmm... *manggut-manggut...*
ReplyDeleteTumben comment-nya agak bermutu La.... :D
Yupp..yup.... betul banget Yip. Aye juga mendengar beberapa org yg cerita ttg akhwat yg materialistis. Wah... ^___^
ReplyDeletelha kan tadi dah dibilangin, menurut kadar masing2. jadi tetep ada sisi materialistis nya. karna semua perempuan pasti ingin kehidupan yang sempurna. soal kadarnya berapa persen, tergantung orangnya ya...
ReplyDeleteselalu ada pengecualian, ya. lalu, apa tdk boleh mempunyai sifat materialistis sama sekali?
ReplyDeletewaaah.. yang punya blog payah e. saya komen tergantung sikon dan tempat juga. mau tak komentari pake bumbu2 melankolis, atau kata2 bijak, atau becandaan, tergantung... partner bicara saya. :p
ReplyDeleteBoleh.. boleh kok... jangan nangis ya Dhek... ^____^
ReplyDeleteWadhuu.. teganya dikau!!!
ReplyDelete^____^
*GeEr dikit. Tapi, belum ada apa-apanya ama koment di blog http://tantodikdik.multiply.com/journal liat aja deh...
ReplyDeletetulisan2 Pak Ninja emang kerren2 koq (awas terbang Pak!! ^__^)
heuheu... saingan sama beliau? waah.. mbak ida saingan narsisnya dong. dia kan narsis tingkat tinggi. upstt!!
ReplyDeleteWadhuu... iyaaa! Subhanallah, comment di posting itu jan... uuwwaaakeh tenan!! ^___^
ReplyDeleteYg narsis tingkat tinggi siapa? Tanto apa aye??
ReplyDeleteWadhuu... mati dong klo orangnya tergantung.... :D
ReplyDeleteTFS...
ReplyDeleteaduuuuh...mengerikan nih tulisan. okay okay....
ReplyDeleteBtw,ganti rumah neh. gue bingung, bro, kenapa tulisan antum seputar itu terus.hehehe. Jangan2 antum ingin....ingin...ingin...memberikan manfaat buat oranglain maksudnya.hehe. eh, yang tulisan "waspasi gombalisasi" part 2 lebai amat sih. yang part satu ane sampaikan ke ikhwah UI, pada ketawa mereka. thanxa lot! semoga bisa terus eksis nguli tinta dakwahnya.
wah lumayan buat bahan untuk merefleksi diri nih..
ReplyDeleteYg mengerikan yg mana toh Ukht?? Perasaan gak ada deh... ^__^
ReplyDeleteYup, ganti wajah rumahnya. Gimana, keren khaan??
Tulisannya seputar itu.. ya pengen posting aja pokoknya. Hehehe...
Eh.. "lebai" tuh artinya apa?
Hmm... asyiik.. bisa bikin ketawa temen-temen ^______^.
Yup, semoga bisa terus eksis, lebih produktif, dan memberikan manfaat bagi ummat.
Amiiin....
Yup... memang itu tujuannya diposting artikel ini. Biar para wanita bisa bermuhasabah ^_____^
ReplyDeleteSami-sami... ^___^
ReplyDeleteiya, emang narsist abiiiizzz tuh orang!!! tapi ida gak separah dia koq! dia kan dah stadium 4, ane...insyaAllah amsih stadium 1. hehehe....na'udzubillah...semoga trhindar dari 'ujub bin riya', sombong dan angkuh...aaamiin...!!
ReplyDeleteUmmm.. yg dimaksud dengan "tuh orang" itu siapa je??
ReplyDeleteKlo itu sy, mbok sampaikan aja to...
hmmmmmmm
ReplyDeletemengena!
Yess!! Yess!!
ReplyDeleteAsyiikk... kena!! ^____^
*muhasabah*
ReplyDeleteyang manakah aku ?
......................
*lanjut muhasabah*
Yume, semoga Anti nggak masuk salah satunya ya...
ReplyDeleteAmiiin....
kabulkanlah kiranya doa saudaraku ini ya Allah.....
ReplyDeleteAamiiin ya Rabbal 'aalamiin.....
ReplyDeleteArtikel yang menarik. Akan tetapi, setiap lelaki memiliki keunikan sendiri-sendiri, yang beda antara satu dengan lainnya. Survey memang bagus, tetapi untuk karakter pasangan, akan kita lihat setelah berinteraksi lamaaa... Artikel ini bagus buat bekal, namun yang paling sip adalah: PRAKTEK. setuju?
ReplyDeleteWaah... Mbak Afifah ni, langsung tanpa basa-basi menyinggun si pemilik blog ini ya?? :D
ReplyDeleteInsya Allah Mbak, saya akan PRAKTEK juga nantinya... ^__^
kalo di lihat dari hasil penelitian, kita gak bisa mengambil keputusan kalo hasil penelitian/survei itu bisa di pakai di semua tempat dan kondisi
ReplyDeletedalam bidang statistika (untuk yg kul di matematika) tau kalo nilai dari penelitian itu tidak pernah mencapai 100% kebenarannya....
pasti ada setidaknya 0,01 % sebagai galatnya (kesalahan) * kesalahan dalam pengambilan atau perhitungan sampel penelitian
who knows :)
Iya..iya... paham kok.
ReplyDelete