Thursday, March 19, 2009

Cerita Tentang Kampanye Terbuka PKS DIY, Selasa 17 Maret 2009: Dari Nidji Hingga Gigi


Oleh : Cahya Herwening


Sungguh, cerita seru tak akan ada habisnya. Setiap kejadian dan peristiwa, dibalik itu hampir selalu ada sisi-sisi seru atau lucu yang bisa diungkap. Begitu pula dengan even besar di DIY kali itu, yakni dalam momen kampanye terbuka PKS.

Acara ini adalah salah satu tempat ujian para kader yang masuk ke dalam kepanitiaan, terkait kemampuan mengorganisir sebuah even besar dengan sebagaimana slogan PKS: Profesional. Profesional dalam melaksanakan tugas beserta segala konsekuensinya. Dan itu cukup bisa dilihat dari jalannya acara, yang menurut saya, sukses. Rundown acara berjalan cukup rapi dan variatif, sedang dari target peserta insya Allah tercapai. Ya minimal bisa memenuhi tempat acara yang berlokasi di parkir barat stadion Mandala Krida Yogyakarta, bahkan luber hingga ke jalan-jalan.

Flashback, panitia secara resmi menerima amanah mengelola acara kampanye pada Jumat, 6 Maret 2009. Hanya kira-kira satu setengah pekan jika dihitung. Dengan 'mengganggu' forum rapat sebuah deputi di DPW, rapat pembentukan panitia inti pertama dilakukan. Anggota rapatnya tiada lain orang-orang yang tadinya sedang rapat, plus beberapa orang yang lain. Hehe..., 'tragedi' Rapimwil DIY terakhir terjadi lagi agaknya, dimana dulu juga orang-orang di deputi itulah yang diserahi amanah mengelola pelaksanaan Rapimwil. Alasannya sih, "kan deputi yang paling banyak orangnya.." gitu katanya. Ya sudah deh, laksanakan! Sami'na wa atha'na!!

Maka mulailah pembentukan panitia inti, terdiri atas sie acara (dibagi 4 bagian yakni protokoler, pengisi acara, LO dan penerima tamu), sie perkap, sie dokumentasi, sie dekorasi, dan tak ketinggalan sie konsumsi. Keamanan langsung dikoordinir oleh korsad dan semua tim lain seperti kepanduan dan santika. Diinfokan pula, bahwa beberapa pengisi acara sudah fixed, seperti Shoutul Harokah, Kanjeng Anom dan Fathul Jihad. Nidji yang telah terwacanakan luas, masih dalam konfirmasi. Tentang Nidji, semua yang mengurusi lobbying dan pembiayaan adalah struktur pusat (DPP), sedang DIY hanya menampung saja. Ibaratnya dikasih hadiah gitu lah.

Hari-hari menuju hari H, masing-masing tim mempersiapkan kebutuhannya. Baik melengkapi SDM, melaksanakan tugas-tugas yang telah diamanahkan. Satu pekan sebelum acara, anggaran turun dan dibagi ke masing-masing tim. Hari Kamis sorenya fiksasi rundown acara, meski belum juga bisa dikatakan fixed karena kabar tentang Nidji belum pasti. Baru Jumatnya ada kepastian informasi bahwa Nidji tidak bisa. Maka panitia mulai mencari pengisi acara pengganti. Ada usulan dari pendamping panitia, untuk mengundang Anant, juga para pelawak yang tak asing lagi: Tarzan, Ribut dan Marwoto. Ada juga dari gerakan mahasiswa yang akan mengisi, dari DMKS (Divisi Mahasiswa Keadilan Sejahtera) UNY.

Satu hari sebelum hari H (hari Senin) ada gladi resik, dan diinfokan oleh sie acara bahwa akan ada Gigi di kampanye besok. Cukup --kalau tidak boleh dikatakan sangat-- mendadak. Pasalnya, panitia sie acara pun baru tahu hari itu dari beberapa PH DPW, bahwa ada informasi dari pusat, sebagai pengganti Nidji maka acara akan diisi pula oleh Gigi!! Wow, it was really so sudden! Tapi sebagai panitia yang berupaya profesional, maka amanah dari atas harus direspon dengan baik. Menyiapkan kebutuhan-kebutuhan akomodasi, transportasi, men-setting susunan acara, dan sebagainya. Dan tak lupa mensosialisasikan lagi ke berbagai wilayah. Cukup lega juga sih, semoga bisa mengobati kekecewaan yang tadinya dah seneng pengen melihat Nidji. Secara...kualitas keduanya setara, atau Gigi justru lebih baik karena dah jauh lebih lama malang melintang dan masih eksis.

Sore hingga malam pemasangan soundsystem. Setelah selesai, ada checksound dari Anant, Fathul Jihad dan kru-nya Gigi. Malam itu pemasangan backdrop yang guedhe itu. Plus wayang pesanan Ust. Hidayat Nur Wahid yang akan melakukan orasi kebangsaan saat kampanye besoknya. Hmm...memang pesanannya wayang sih, tapi karena mepet dibuat dalam bentuk banner saja huehehe... akal-akalan. Malam itu para penggedhe juga hadir mengawasi, seperti kabid Kesra, ketua TPPW, ketua DSW, dan beberapa caleg. Setelah larut malam, banyak panitia dah pada pulang. Tinggal beberapa gelintir saja selain anggota korsad dan kepanduan yang bergiliran jaga. Beberapa gelintir itu akhirnya 'menyibukkan' diri dengan menata kursi tenda tamu. Setelah selesai, dini hari itu berbaring di tatanan kursi dan akhirnya tertidur sampai pagi. Wadhuu..dingine rek! Tau-tau yang lain meninggalkanku, tanpa membangunkanku. Sampai-sampai bangun kesiangan. Arrggghh!! Isiiinn!!

Pagi hari H. Karena malamnya tidak jadi pulang dan mabit di lokasi, maka paginya harus pulang. Mandi, ganti baju, sarapan. Tapi akhirnya juga gak bisa langsung pulang, karena selain tidak membawa kendaraan, ada beberapa hal yang harus disiapkan pula pagi itu.


---------------------------------------------- Mulai dari sini lanjutan ceritanya ....


Sebelum bisa pulang, harus mencari pinjaman tikar untuk tenda panitia. Juga mencarikan batu sebesar kira-kira genggaman tangan buat tim keamanan. Ada hal yang belum selesai, mencari bendera merah putih. Harusnya dah disiapkan beberapa hari sebelumnya. Tapi karena terlupa, dan baru teringatkan malam sebelum hari H. Paginya mau dibelikan kain dan dijahitkan. Namun ada beberapa kendala, selain waktu mepet juga penjahit yang juga kader, istri dari seorang anggota kepanduan yang jaga malam sedang pulang ke Wonogiri. Sedang bila ke penjahit umum, biasanya agak keberatan kalau cuma menjahit satu. Tapi alhamdulillaah, sewaktu balik ke markas, tak disangka ada simpanan bendera besar satu buah. Wah bisa dipasang di atap panggung bagian tengah nih, daripada tak ada sama sekali, pikir saat itu.

Kembali ke lokasi, mencari tiang bendera (memilih yang agak kecil, yang kemudian menimbulkan sedikit penyesalan di saat kemudian), dan meminta anggota korsad atau kepanduan untuk memasangkan. Mereka kan ahlinya panjat-panjat gitu, hehe. Dan setelah dititipkan benar-benar untuk dipasangkan, akhirnya bisa pulang setelah mendapat pinjaman motor.

Di rumah, jelas agenda mandi, ganti baju dresscode, sarapan pagi tak bisa dilupakan. Wah, di rumah kebetulan sedang nyiapin nasi kotak buat sebuah acara dusun. Bisa dicoba nih masakannya, huehehe. Ada kakak ipar dan adiknya kakak ipar yang di sana juga. Akhirnya keduanya jadi sasaran peng-kaos-an. Pasalnya si adiknya kakak ipar tuh kalau tidak dikasih kaos mau nyentang bin nyontreng partai 'ngeri nggak!!' sih. Ya udah dikasih aja deh .

Selesai persiapan, langsung balik ke lokasi acara secepat mungkin. Wuzzz...ngebut. Sampai di lokasi.. wah sudah berkibarlah benderaku, lambang suci gagah perwira. Di seluruh pantai Indonesia kau tetap pujaan bangsa. Siapa berani menurunkan engkau serentak rakyatmu membela. Sang merah putih yang perwira berkibarlah slama-lamanya. Malah nyanyi neh. Nah pokoknya bendera merah putih dah berkibar. Sampai di sana, tampaknya ada yang mengkhawatirkan sesuai laporan, bahwa dimungkinkan tiang bendera bisa patah tidak kuat menahan hembusan angin yang begitu keras pada bendera yang begitu lebar. Duh, menyesal deh kenapa tadi memilih bambu yang kecil. Solusinya ya disusulkan bambu lagi untuk menguatkan.

Masih ada yang kurang...meja untuk kamera, dari dokumentasi membutuhkan tambahan meja dari tiga meja panjang yang sudah dipasang. Tujuannya untuk memfasilitasi pengambil gambar yang lain (dari wartawan misalnya) untuk men-shoot suasana arena acara digelar. So, harus mencari mobil pengangkut--pick up dah ada di markas, dan sopirnya. Sampai di markas, ternyata kunci mobilnya dibawa penunggu harian markas, sedang dia baru saja keluar untuk muter-muter katanya. Waduh. Coba ditelpon gak nyambung. Perkiraan dia ke lokasi, so kontak panitia di lapangan untuk menyisir 'tersangka' jika ada di TKP. Huehehe. Akhirnya setelah beberapa lama ditunggu, muncul juga. Kunci diminta, dan kontak calon sopir untuk ke markas. Nah akhirnya bisa mengangkut 6 meja kecil sebagai tambahan.

Setelah beres, balik ke lokasi. Dah jam sebelasan lebih sedikit, dan sudah dimulai nasyid-nasyid perjuangan dari Fathul Jihad, untuk memanaskan suasana yang sudah panas oleh terik matahari. Serta menyambut peserta yang datang dari berbagai daerah. Dari setiap daerah, terutama berbasis DPC, mereka melakukan konvoi sebelumnya, menuju ke lokasi. Tak ketinggalan anak-anak muda dari kampus dan sekolah yang tergabung dalam tim aksi Pemuda Keadilan dan Justice Boys and Girls. Namun sekitar waktu itu baru akan-anak kampus dan sekolah saja yang tiba. Sedang dari daerah belum sampai kecuali beberapa saja.

Nasyid berlanjut, peserta yang masih sedikit diatur posisinya. Arena acara sudah diset sedemikian rupa. Ada pembatasan wilayah antara putra dan putri. Di area putri ada tenda dan kursi tamu pun diatur agar posisinya tidak bercampur antara bapak-bapak tamu undangan dengan tamu ibu-ibu dan peserta biasa dari kalangan ibu-ibu atau mbak-mbak. Nasyid berlangsung hingga waktu dhuhur. Maka segera dikumandangkan adzan dari panggung dan peserta siap-siap sholat jama'ah Dhuhur di lokasi.

Whuahh...pengalaman sholat di atas aspal di tengah hari, bisa terbayang seperti apa panasnya. Tapi tampaknya justru membikin sholat jadi asyik, lain daripada yang lain. Para jamaah mustinya juga kemranyas kepanasan telapak kakinya saat berdiri, serta tangan dan kaki saat sujud dan duduk. Tapi ya itu tadi, kok rasanya malah asyik ya. Gimanaa gitu deh. Banyak yang berusaha memakai alas. Cukup berguna, meski harus diberi pemberat karena pastinya tertiup angin yang cukup keras.

...... (Bersambung lagi deh... dah ngantuk!!)

29 comments:

  1. akh antum di Jogja..
    Mohon antum bisa meluruskan berita ini sesuai dengan Kondisi Reel di lapangan..


    Kepada Partai Yang Berlabelkan Islam
    http://herryseptiadi.multiply.com/journal/item/187

    ReplyDelete
  2. memaparkan Visi,Misi program atau konsep..utk melakukan perubahan..

    ReplyDelete
  3. 'afwan apa kalau ada konsernya melanggar Hukum..?

    ReplyDelete
  4. yaa,,,,kalu masalah dilarang atau tidak silahkan tny pada yg lebih berilmu,
    hanya saja setahu kami dari acara konser semacam itu pastinya kan banyak sekali acara hura-huranya akhi,
    afwan ya?ini sudut pandang kami loh

    ReplyDelete
  5. 'afwan apa antum sudah melihat konser tsb...?
    sehingga bisa menyimpulkan seperti itu..?
    'afwan hura-hura dalam arti apa ya ukh..?

    ReplyDelete
  6. Udah terlalu banyak yg comment Pak. Gak signifikan. Kecuali klo nulis di blog sendiri.

    ReplyDelete
  7. antum sudah baca comentnya dari bawah..?
    jangan panggil pak,,ana aja masih seumuran antum,,heeee

    ReplyDelete
  8. Ooo... seumuran ya. Ya gpp kan, biar cepet jadi bapak2 :D.
    BAca comment cm beberapa aj. Banyak banget.. 5 halaman coba.

    ReplyDelete
  9. Dilanjutin dong, kronologi pas acara belum diceritakan. pasti seru ya.
    Semoga Alloh memudahkan komitmen PKS melakukan perbaikan di bumi Alloh ini.
    Allohu Akbar!!

    ReplyDelete
  10. nama nya konser pasti juga adanya campur baur akhwat ikhwan,
    belum lagi untuk bayar group band td juga butuh bny uang,
    belum lg konsumsi lainnya,
    kami kira antum tahu sendiri sisi negatif dari acara spt ini,
    apakah tidK LEBIH BAIK DANA untuk acara tsb di sumbangkan kepada masyarakat yg masih kekurangan,,di pelosok-pelosok desa misalnya,
    coba akhi kita mikir lagi,,,,,di tempat konsen semua yg hadir pasti larut dalam dentuman alat-alt musik,sedang disisi lain,,,,masyarakat kecil,,,,mereka bersusah payah mengais rizky demi sesuap nasi,
    apakah tega melihat mereka demikian?sedang disisi lain mmengadakan pesta,bersuka ria?

    ReplyDelete
  11. Nanti bisa kena delik money politik Ukht ^__^

    ReplyDelete
  12. hehehhe,,,,ada pemisah ya?keren dunk,,,,yaa kalau bisa jangan pakai konser-konseran lah,

    ReplyDelete
  13. 'afwan tolong statement yg antum keluarkan jangan berdasarkan ana " KIRA " ana " KIRA "
    tapi bener2 antum harus tahu Kondisi Reel di lapangan..
    Saudariku,,,dakwah itu butuh Strategi...
    jazakillah atas Masukanya..semuanya sudah berpikir,,bahkan hal yg antum maksudkan Insya Allah sudah di kerjakan..
    ..

    ReplyDelete
  14. 'afwan emang kenapa kalau ada konsernya..?
    kalau konser tujuanya utk Dakwah..?
    kan sudah ana katakan tadi..apakah Konser melanggar Hukum..?
    dan tentunya sudah melihat konser tsb akan membawa manfaat atau mudharat..
    'afwan kenapa harus di larang ukh..?

    ReplyDelete
  15. Subhanallah cukup menarik,baca komentar dari temen2...Ada yang ga setuju dengan konser dan ada yang mempertahankan!Kalau menurut saya itu bukan konser,tpi bagaimana kita bisa berDAKWAH di kalangan artis,siapa tau dengan kita ngundang artis mereka jadi simpatisan kita ya ga???Tetep semangat...^_^

    ReplyDelete
  16. Afwan yaa ikhwanifillah,,,,,,
    beramal itu tidak perlu ditampakkan keorang lain,

    lalu,,,,boleh antum jelaskan pada ana yg notabene ilmu ana belum ada apa-apanya ini?
    antum berkata pada ana "dakwah itu butuh Strategi" .>>>>>> Afwan strategi dakwah yang baik dan benar itu bagaimana akhifillah?

    kita sepertinya beda pendapat,untuk masalah konser yaa akhi,,,,ana tanya adakah maslahatnya dari di gelarnya konser tsb?
    (coba antum cari tahu tentang hukum bermusik/ memakai alat-alat musik, yang shohih/)
    Dan sudah seharusnya orang-orang yang berakal juga mengkajinya lagi, membuktikan apa-apa yang diragukannya
    sehingga timbullah sebuah keyakinan yang kokoh.

    الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

    “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (Qs. Al-Baqarah:147)

    Sekali lagi, ana hanya bisa menyarankan kepada antum, kajilah lagi segala sesuatunya dengan tenang tanpa dibarengi dengan
    syakwasangka apapun terhadap sesuatu.(afwan ya ikhwah bukan ana sok menggurui,)
    Tak lupa mohon selalu petunjuk kebenaran kepada Allah.
    Setelah antum mendapatkan ketenangan atas apa yang engkau yakini.
    Maka peganglah itu, sambil terus berdiskusi dengan yang lainnya, baik yang
    sepemikiran dengan kita maupun yang kontra dengan kita.
    Mohon maaf dari awal hingga akhir apabila ada perkataan ana yang kurang berkenaan,
    mari kita cari kebenaran bukan pembenaran,ingatkan pula ana jika ana khilaf ,wallohul muwaffiq,

    ReplyDelete
  17. 'afwan, Ukhty,,menganjurkan..apa tidak lebih dana yg di gunakan utk Konser tsb di alokasikan utk rakyat2 yg membutuhkan..
    dan Itu Insya Allah sudah di lakukan,,dan tak ada maksud ana utk Ujub,,atau menampakan pada org lain seperti yg antum ucapkan..
    'afwan Gambar tsb hanya menjawab Statement yg antum ucapkan..tak bermaksud ujub dll
    Allah Maha Mengetahui,,dan antum tak perlu menjudge seperti itu..'afwaan

    Masalah musik disikapi secara berbeda oleh banyak ulama. Dari yang paling hati-hati hingga yang paling moderat. Namun keduanya tetap mengacu kepada dalil-dalil agama, lewat alur ijtihad masing-masing. Sehingga memang kita bisa maklumi bila hasil kesimpulannya sedikit berbeda.



    Di luar dari kalangan yang agak berhati-hati, ternyata kita pun mendapati adanya kalangan ulama yang lebih agak moderat. Di mana mereka tidak mengharamkan secara mutlak, melainkan masih memilah dan memberikan beberapa persyaratan tertentu. Aritnya, bila syaratnya terpenuhi, mendengarkan lagu atau musik itu masih bisa ditolelir. Antara lain:

    Tidak boleh disertai kemungkaran, seperti sambil minum khomr, berjudi, zina dan campur baur laki dan wanita.
    Tidak ada kekhawatiran timbulnya fitnah seperti menyebabkan timbul cinta birahi pada wanita atau sebaliknya.
    Tidak menyebabkan lalai dan meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan shalat atau menunda-nundanya dan lain-lain.
    Jumhur ulama menghalalkan mendengar nyanyian, tetapi berubah menjadi haram bila syarat-syaratnya tidak terpenuhi.

    Adapun latar belakang mereka tidak mengharamkannya secara total, adalah karena mereka punya pendapat sendiri atas dalil-dalil yang mengharamkan di atas.

    Hadits pertama diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, dari Abi Malik Al-Asy`ari ra. Hadits ini walaupun terdapat dalam hadits shahih Bukhori, tetapi para ulama memperselisihkannya. Banyak di antara mereka yang mengatakan bahwa hadits ini adalah mualaq (sanadnya terputus), di antaranya dikatakan oleh Ibnu Hazm. Di samping itu di antara para ulama menyatakan bahwa matan dan sanad hadits ini tidak selamat dari kegoncangan (idhtirab). Katakanlah, bahwa hadits ini shohih, karena terdapat dalam hadits shohih Bukhori, tetapi nash dalam hadits ini masih bersifat umum, tidak menunjuk alat-alat tertentu dengan namanya. Batasan yang ada adalah bila ia melalaikan.
    Hadits kedua dikatakan oleh Abu Dawud sebagai hadits mungkar. Bahkan meski hadits ini shahih, maka sebenarnya dari teks hadits itu tidak bisa dikatakan bahwa Rasulullah saw secara jelas telah mengharamkannya. Bahkan Rasulullah saw mendengarkannya sebagaimana juga yang dilakukan oleh Ibnu Umar.
    Sedangkan hadits ketiga menurut mereka adalah hadits gharib. Dan hadits-hadits lain yang terkait dengan hukum musik, jika diteliti ternyata tidak ada yang shahih.
    Imam Al-Haramain dalam kitabnya, An-Nihayah dan Ibnu Abi Ad-Dunya yang menukil dari Al-Itsbaat Al-Muarikhiin; bahwa Abdullah bin Zubair memiliki budak-budak wanita dan gitar. Dan Ibnu Umar pernah ke rumahnya ternyata di sampingnya ada gitar, Ibnu Umar berkata, "Apa ini wahai sahabat Rasulullah saw?" Kemudian Ibnu Zubair mengambilkan untuknya, Ibnu Umar merenungi kemudian berkata, "Ini mizan syami (alat musik) dari Syam?` Berkata Ibnu Zubair, "Dengan ini akal seseorang bisa seimbang."

    Adapun ulama yang menghalalkan musik sebagaimana di antaranya diungkapkan oleh Imam Asy-Syaukani dalam kitabnya, Nailul Authar adalah

    Ulama Madinah dan ulama Dzahiri dan jama`ah ahlu Sufi yang memberikan kemudahan (kebolehan) pada nyanyian walaupun dengan gitar dan biola`.
    Juga diriwayatkan oleh Abu Manshur Al-Bagdadi As-Syafi`i dalam kitabnya bahwa Abdullah bin Ja`far menganggap bahwa nyanyi tidak apa-apa, bahkan membolehkan budak-budak wanita untuk menyanyi dan beliau sendiri mendengarkan alunan suaranya. Dan hal itu terjadi di masa khilafah Amirul Mukminin Ali ra.
    Begitu juga Abu Manshur meriwayatkan hal serupa pada Qodhi Syuraikh, Said bin Al-Musayyib, Atho bin abi Ribah, Az-Zuhri dan

    ReplyDelete
  18. ya sudah antum sudah tahu,tinggal pengamalannya ya akhi,,,,,,

    Orang yang merasa benar memang sebaiknya bertawadhu dan menyadari kekurangannya karena kebenaran hanyalah milik Allah Subhanahu wata’ala semata

    Orang yang merasa bersalah sudah sepatutnya menyadari kekurangannya sebagai manusia yang tidak akan pernah luput dari kesalahan karena itu mohonlah petunjuk yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah kepada Allah Subhanahu wata’ala
    Semoga kita bisa menjaga kata-kata kita dengan ucapan-ucapan yang bersih dan menyejukkan. Karena dari sanalah kita bisa menilai hati manusia
    Barakallahu fiik.

    ReplyDelete
  19. Insya Allah..tak ada yg merasa benar Ya saudariku,,karena kebenaran datangnya dari Sang Pembuat Kebenaran..
    mohon ma'af bila ada kata2 ana yg kurang berkenan..mari kita si nergikan ukhuwah,,utk menjaga persaudaraan sesama Muslim utk tetap berpegang teguh pada tali Allah ( i'tishobihablillah ) sesuai dengan FirmaNya dalam Al qur'an surat Ali Imran Ayat 103.

    Ayat ini merupakan pondasi atau landasan yang paling mendasar bagi kita untuk dapat bekerja sama dalam hidup ini. Ayat ini pula yang menghidupkan hati-hati kita dalam jalinan ukhuwah islamiyah. agar tak terpecah belah ( a'damuttafriqoh ).Insya Allah Umat Islam ini akan Kuat.

    barakallahu fikr

    ReplyDelete
  20. wafika barokalloh,
    na'am akhina,
    Hanya Allahlah tempat segala kebenaran, Dialah yang akan mengungkap kebenaran dan kesalahan hamba-hambanya, tanpa ada yang dizalimi sebesar dzarahpun di pengadilannya kelak.wassalamu'alaikum,
    monggo dipersilahkan untuk sowan ke blog kami,agarerat ukhuwah ini,semoga Alloh memberikan taufik serta hidayah,aamiin.

    ReplyDelete
  21. Seruu...
    juga sedih.........

    Pokonya...
    FOKUS DAH...
    MENANG.. MENANG.. dan MENANG...

    ReplyDelete
  22. Insya Allah Ya saudariku..
    jazakillah..

    Wa'alaykumsalam warohmatullohiwabarokatuhu

    ReplyDelete
  23. wiihh bapak panitia ya? bagian apa nih? kok nggak diceritain?
    sip sip...
    sukses pak kampanye nya.. hehe
    :D

    ReplyDelete
  24. Hehehe.. ya dilanjutan ceritanya insya Allah diceritakan nanti.
    Yo alhamdulillaah lancar dengan berbagai keterbatasan yang ada ^____^.

    ReplyDelete