Friday, March 13, 2009

Langkahkan Kaki dengan Mantap, Jangan Ragu


Oleh : Cahya Herwening


Dear readers and visitors,
pada posting sebelumnya kita melihat sebuah contoh tentang hal yang mungkin biasa kita alami. Hal yang tak jauh dari keseharian kita dalam beraktivitas, menentukan langkah, memilih serta mengambil keputusan. Keragu-raguan, kegamangan, bisa jadi adalah hal yang sering kita alami dan menjadi kendala biasa bagi kita semua.

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kita ragu. Yang kesemuanya sebenarnya bermuara pada yang satu: KARENA TIDAK TAHU.

Tidak tahu tentang apa? Boleh jadi:
- tidak tahu apa yang akan dituju,
- tidak tahu apa yang ingin dicapai,
- tidak tahu sebab dan latar belakang sesuatu,
- tidak tahu hal-hal yang berkaitan,
- tidak tahu alternatif-alternatif pilihan,
- tidak tahu (kekurangan data) tentang kondisi sebuah objek tertentu,
- tidak tahu apa yang akan terjadi (prediksi masa depan/forecasting),
- tidak tahu apa yang musti dilakukan,
- tidak tahu apakah mampu melaksanakan....
- dan ketidaktahuan-ketidaktahuan yang lainnya...

Maka, pertama dan utama yang harus dilakukan untuk mengatasi keraguan, adalah dengan menghilangkan ketidaktahuan. Jelas, tentu saja harus mencari tahu. Mencari tahu tentang apa saja yang harus diketahui, dan mencari tahu tentang apa saja itu sendiri. He.. semoga tidak bingung. Kalau tidak tahu memang harus mencari ilmunya. Ada sebuah prinsip yang harus dipegang ketika bergerak, yakni: "Al ilmu qabla al qaulu wal amal", "Ilmu, sebelum perkataan dan amalan."

Mencari ilmu itu banyak pintunya. Bisa lewat orang lain, membaca buku, mencermati berbagai media, mengamati lingkungan sekitar, menganalisis peristiwa, dan sebagainya. Semua harus bisa dioptimalkan untuk memaksimalkan inventarisasi pengetahuan kita.

Setelah punya ilmunya, sekarang tinggal bergerak, beramal, menentukan keputusan, mengambil pilihan. Pilihan harus dilakukan dengan mantap dan tanpa ragu. Tidak pernah ada cerita, bahwa keraguan bisa menjadi dasar pengambilan keputusan. Semua keputusan memang harus dilakukan dengan keyakinan. Kita ambil contoh ketika kita sedang shalat. Jika kita merasa kok sepertinya kita telah batal (karena buang gas misalnya) tapi masih ragu apakah benar telah buang gas atau belum. Maka keputusan yang harus diambil adalah membuang keraguan dan meneruskan shalat, dianggap belum batal. Karena ada hadits yang menjadi dasarnya, bahwa jika masih ragu maka hendaknya meneruskan shalat kecuali telah mendengar suaranya atau mencium baunya.

Contoh lain, ketika shalat juga. Kita lupa sama sekali berapa rakaat yang telah kita dapatkan. Kita ragu, apakah bilangan rakaat yang ini atau yang itu. Maka keputusan yang diambil adalah menyimpulkan bahwa kita mendapatkan rakaat sebanyak rakaat yang lebih kecil dari dua pilihan yang kita ragukan. Misalnya ketika shalat Dhuhur kita ragu, apakah telah melaksanakan tiga ataukah empat rakaat, maka kita mengambil keyakinan bahwa kita baru mendapatkan tiga rakaat, sehingga tinggal menambah satu rakaat lagi untuk menjadi empat rakaat. Hal seperti itu analog untuk wudhu, jika ragu telah membasuh suatu anggota badan sebanyak berapa kali. Dari contoh di atas, kita tahu bahwa keraguan itu memang harus dijauhi.

Terakhir, ada sebuah kaidah fiqh yang melandasi pengambilan keputusan (istimbath) yang terkait dengan keraguan, yakni:

"Dan dikembalikan hukum itu kepada yang diyakini dan keraguan tidaklah membatalkan keyakinan itu."

Beberapa dalil dari kaidah di atas antara lain :
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran." (QS. Yunus : 36)

"Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran." (QS. An Najm : 28)

Nah, jadi memang keraguan itu tidak bisa menjadi dasar apapun. Semua pilihan dikembalikan pada apa yang diyakini. Keraguan yang muncul karena persangkaan, tidak dapat membatalkan hal-hal yang telah diyakini. So, ambillah yang pasti dan buanglah yang ragu. Teramsuk dalam melakukan atau menjalankan sesuatu. Jalankan semuanya dengan keyakinan, dan kemantapan melangkah. Wallaahu a'lam. [ ]


sumber image: http://www.ends.com.au/images2/

2 comments:

  1. Langkah ini langkah-langkah abadi
    Menatap gagah laju tanpa henti!!

    tapi,
    gak hanya kemantapan langkah, tapi juga ketepatan arah!!
    Ganbarre!!!

    ReplyDelete