Wednesday, May 20, 2009

Cukup Kata-kata Sederhana Buat Kami


Oleh : Cahya Herwening


Wahai para pemimpin negeri...
tak perlu lah kalian mengatakan sesuatu yang muluk,
tak perlu pula berkata yang melangit.
Masyarakat sudah kenyang, dengan kalimat yang mengawang.

Wahai para petinggi negara, ataupun para calonnya,
tak perlu kalian berjanji...
Apalagi, janji-janji tak pasti.
Rakyat negeri ini, sudah muak dengan janji yang tak ditepati.

Masih ingat manakala pada masa gempa Jogja,
ada yang berbicara....
bahwa tiap kepala rumah tangga bakal dapet 30 juta.
Tapi mana ya, realisasinya?

Itu hanya contoh teknis, bukan bermaksud pragmatis.
Masih banyak janji dan wacana yang tampaknya idealis,
dan berbaris-baris...

Kami tak butuh konsep-konsep.
Kami juga gak perlu wacana-wacana.
Pembangunan ekonomi kerakyatan?
Program-program pemerintah yang pro rakyat?
Memprioritaskan nasib wong cilik?

Ahh... teori...
Konsep dan wacana lagi!
Kita butuh aplikasi, implementasi...
Gak perlu janji, tapi bukti.

Maka, berkatalah sederhana.
Tak perlu muluk, melangit, mengawang...
Berkata apa adanya, yang dapat dipahami oleh semua.
Jika bawahanmu saja tidak paham, bagaimana rakyat bisa mengerti?? [ ]

13 comments:

  1. Wah, coba ni tulisan dibaca 'orang di atas' sono.....

    ReplyDelete
  2. moga mereka-mereka tergugah hatinya jika membaca postingan Anta

    ReplyDelete
  3. @akhwatzone: So...please bantuin promosiin blog ini ya... :)

    @ordinarycosmic: Semoga saja. Meskipun kemungkinannya keciiiil banget, harus senantiasa optimis. Harapan itu selalu ada ^__^

    ReplyDelete
  4. Wahai Para Penguasa!!

    Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
    Di sana bersemayam kemerdekaan
    Apabila engkau memaksa diam
    Aku siapkan untukmu: PEMBERONTAKAN!!
    (bantu Le menyerukan unek2nya) :)

    Wahai Rakyat!!
    ...Jika kau tak berani lagi bertanya
    kita akan jadi korban keputusan-keputusan
    Jangan kau penjarakan ucapanmu
    Jika kau menghamba kepada ketakutan
    Kita memperpanjang barisan perbudakan

    (maap ya Le, aku bukan liberalis, sosialis, agamis apalagi komunis, aku hanya seorang "skeptis")

    NB: heu??ekonomi kerakyatan? ada yg lebih canggih dari itu Le, ekonomi syariah (emang sih model2nya lebih deket sama model ekonomi kerakyatan yg notabene basisnya ya sosialis jg. Islamis lebih dekat pd sosialis. yaah dr pd neo liberalis atau liberalis toh Le :) back to Al-Qur'an saja lah ^_^ (ini bukan konsep ato wacana lho Le, aku bukan penguasa je.. :p )

    afwan klo ada yg salah. wallahu a'lam

    ReplyDelete
  5. @akhwatzone: Saya sangat yakin bahwa anti sangatlah kreatif. Pasti dah tau caranya seperti apa...

    @melimarianne: Ekonomi syariah...oke, insya Allah barokah ^__^

    ReplyDelete
  6. hemmm.......KALO mereka gak mengumbar janji, kita jadinya gak bakal tergiur buat milih mereka kak........

    So, jadinya mereka bakal mengumbar janji segunung biar banyak orang yang milih mereka............akhirnya, janji pun tak bisa ditepati setelah mereka terpilih.....

    SELALU SAJA BEGITU.....!

    Apakah itu sudah hukum alam?????

    ReplyDelete
  7. Hmm.. hukum alam apa bukan ya?
    Keluar tahun berapa sih hukum alam tuh?
    Sama UUD '45 duluan mana?? :D

    ReplyDelete
  8. hahaha.......hukum alam itu keluaran tahun SEBELUM MASEHI kak.......hahahaha

    ReplyDelete
  9. sink..kurik2...jadi inget cerpen saya, tak tag di FB deh

    ReplyDelete
  10. Cara bicara mreka pada rakyat sudah amat payah.

    Mreka pamer kata-kata bahasa kampungan (Inggris)
    sebanyak mungkin untuk unjuk bahwa mreka pemimpin "bermutu".

    Mreka nggak pernah ikut penataran bahasa Indonesia.

    ReplyDelete