Tuesday, May 12, 2009

Meluruskan Paradigmaku Tentang Cinta




Oleh : Cahya Herwening


Dari sekian orang yang ada, tak semua bisa memahami apa sebenarnya cinta itu. Cinta memang sesuatu yang susah didefinisikan. Meski bisa dirasakan, seringkali sang pemilik rasa pun ragu, apakah yang sedang dirasakannya itu cinta? Lalu, bagaimanakah ciri seseorang mencintai sesuatu?

Penulis pernah membuat sajak tentang cinta sejati, di link ini: http://shirotsuya.multiply.com/journal/item/29 . Hmm, tampaknya apa yang telah saya tulis itu ada yang perlu diluruskan. Ini merupakan opini kedua dari penulis yang didapat setelah merenungkan sedikit lebih jauh tentang cinta. Tapi ini hanyalah opini, bisa benar, bisa sekali salah.

Di tulisan tersebut saya menyebutkan, yang intinya bahwa cinta tak harus memiliki. Nah, kemudian saya bertanya pada diri sendiri, mempertanyakan apa yang telah saya tulis tersebut. Saya bertanya, jika tidak memiliki, bagaimana cara merealisasikan cinta? Bagaimana mungkin cinta itu bisa berwujud secara konkret apabila kita sendiri tidak mempunyai hak atasnya??

Pertanyaan ini muncul manakala penulis merasa ada korelasi dan analogi antara cinta dan keimanan. Coba kita renungkan, manakala kita menilai diri beriman kepada Allah, pastilah iman itu didasari cinta kepada Allah. Atau sebaliknya, pastilah iman itu berbuah cinta kepada Allah. Tidak mungkin mencintai Allah jika tidak beriman kepada Allah, sebaliknya pula tidak mungkin disebut beriman kepada Allah apabila tidak mencintai Allah. Betul?
Bagaimanakah ciri-ciri orang yang mencintai Allah, sang kekasih sejati? Allah sendiri telah menyebutkan ciri orang yang mencintai-Nya, yakni dalam surah Al-Anfal ayat 2-4:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia." (QS. Al-Anfal: 2-4)

Apabila disebutkan per poinnya adalah sebagai berikut:
  1. Bila disebut nama Allah gemetarlah hatinya,
  2. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambahlah imannya,
  3. Mereka selalu bertawakal kepada Allah,
  4. Mendirikan shalat,
  5. Menafkahkan sebagian rizki (berinfaq, shadaqoh).
Begitulah ciri orang yang benar-benar mencintai Allah, orang yang beriman dengan sebenar-benarnya iman. Tidak hanya di hati, namun juga mewujud secara konkret dalam amalan yakni melakukan sholat dan menafkahkan sebagian rizki. Juga melebur menjadi ruh dalam setiap gerak dan aktivitasnya, dengan ketawakalannya.

Hal ini juga relevan dengan dengan pengertian iman. Al imanu tashdiqu bil qalb, iqraru bil lisan wal 'amalu bil arkan. Iman itu meyakini dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Tidak sempurna keimanan seseorang manakala hanya berupa keyakinan di hati. Atau hanya ikrar di lisan. Atau sekadar amalan-amalan saja. Namun ketiga aspek itu haruslah ada untuk dapat menjadi keimanan yang sejati.

Begitu pula cinta. Cinta pun harusnya berupa keyakinan di hati, dapat diikrarkan oleh lisan, dan di-ejawantah-kan dalam perbuatan. Apabila satu elemen itu tak bisa atau tak mungkin dilaksanakan, maka tak bisa disebut sebagai cinta yang sejati. Ketiga-tiganya harus ada untuk menjadi cinta yang sejati.

Bagaimana dengan cinta kepada lain jenis??

Ada pendapat banyak ustadz, bahwa cinta antara dua insan berlainan jenis itu dikatakan sebagai cinta sejati manakala cinta itu terbingkai dalam bingkai suci dan indah, ikatan pernikahan. Dan penulis sepakat tentang ini. Karena dengan adanya bingkai indah itu, kesempurnaan cinta bisa dilaksanakan. Selain ada di hati (bergetar hati jika disebut nama orang yang dicintainya, dan bertambah cinta bila disebutkan kebaikan dan kelebihannya), juga telah legal-halal untuk diikrarkan dengan lisan serta dikonkretkan melalui amalan anggota badan. Itu berarti, bahwa cinta memang harus memiliki.

Jika cinta itu tidak berada dalam koridor "memiliki", dalam artian tidak berada dalam bingkai pernikahan, maka paling maksimal hanya bisa teryakini dalam hati. Tidak halal untuk terikrarkan oleh lisan, apalagi lebih jauh lagi terimplementasikan melalui perbuatan oleh anggota badan. Berarti, cinta itu tidak bisa dilaksanakan secara sempurna, dengan kata lain bukan cinta sejati.

So, terkait dengan cinta kepada lain jenis, tidak perlu mencintai sebelum bisa memiliki. Karena jika belum atau tidak memiliki, belum bisa melaksanakan cinta itu secara sempurna. Sehingga cinta yang dimiliki, belumlah sejati. Tapi jika berani, ya silakan. Asal, siap-siap makan hati. ^___^

Wallaahu a'lam. [ ]

sumber gambar: http://khitbahku.files.wordpress.com/

24 comments:

  1. wah postingannya tntg cinta melulu akhir2 nie..mw cpet2 nyusul ukh yume ya??

    ReplyDelete
  2. Emang kalau posting tentang itu, harus segera nyusul yang sudah mau nikah, gitu kah??
    Tak sesederhana itu kaleee....

    ReplyDelete
  3. habis..akhir2 nih postingannya githu sih..ya cm nebak2 aja...
    ya ngerti tak sesederhana itu....

    ReplyDelete
  4. Kan gak mesti. Maksudnya "tak sesederhana itu kalee" tuh: gak sesempit itu kalee..
    Hohoho...

    ReplyDelete
  5. iya pak ninja,,
    lagi pula,,jgn buru2 ntar ane bingung ngadonya...hehe

    ReplyDelete
  6. Wah, sy gak usah dikirimi/dikasih kado. Sy butuh do'anya saja lah...

    ReplyDelete
  7. bener??
    ya udah ane doain mg segera aja deh..ditunggu syukuran walimahannya..

    ReplyDelete
  8. Do'anya yang serius, di waktu2 mustajab. Dan gak hanya sekali lah.. :)

    ReplyDelete
  9. yah malah ngarep lebih,,,,iya insyaALLOH...

    ReplyDelete
  10. Lho bukan ngarep lebih. Kan wajar aja minta didoakan :).
    Jazakillaah khairan ya...

    ReplyDelete
  11. yup... saya setuju.. cinta seharusnya di pupuk selepas kahwin... kerana disitu terletaknya kemanisan dalam berumah tangga... wallahu 'alam... (ini sahabat ana yang bagi tahu..) ehhee...

    ReplyDelete
  12. erm... if ada jodoh, jgn lupa jemput akak ye... x dapat datang, insyaAllah doanya akak pos ke sana...;o)

    ReplyDelete
  13. kak Tieya: Yup, begitulah ^__^
    Umm.. ya insya ALlah saya beri tahu Kak. Datang ya... :)

    ReplyDelete
  14. ehhee... macam dah ada calon je... insyaAllah..:)

    ReplyDelete
  15. Calon dah ada Kak, sudah tertulis di Lauhul Mahfudz ^___^

    ReplyDelete
  16. nothing la dik..:). Ajal maut, rezeki, jodoh... sume Allah dah tentukan.. tp... kita x blh just tunggu je kan? kena ada usaha gak.. macam jodoh.. kena usaha... walau dah tertulis d loh mahfuz... tp kena di sertai dengan usaha..

    ReplyDelete
  17. Umm.. insya Allah akan ada usaha kok Kak. Tenang saja.. ^__^

    ReplyDelete
  18. kalo fitrah gimana, kak? :D susah dong ngilanginnya, walo mungkin bisa setahap2... :D

    ReplyDelete
  19. Emang Dik Ila lagi cinta sama siapa? :D
    Memang fitrah. Ya silakan aja, asal gak kelewatan.

    ReplyDelete
  20. hidiihhh.. gak sama siapa2 tuuuh.. :P

    asal gak kelewatan? batasannya? :D

    ReplyDelete