Thursday, December 31, 2009

Ketika ABG+S Bicara Teknologi

diringkas oleh: Ellita Permata W. (Sekjend MITI-Mahasiswa 2009)


Berikut ringkasan dari Seminar Nasional Teknologi 2009 yang digelar di Univ. Brawijaya (kerjasama LSO Ristek EM UB dan MITI-Mahasiswa) pada tanggal 26 Desember 2009. Seminar bertemakan "Generasi Baru IPTEK Indonesia; Menuju Masyarakat Indonesia 2025 yang Cerdas, Kreatif, dan Inovatif" ini menghadirkan perwakilan dari ABG+S (Akademisi, Businessman, Government + Student):
1.      Dr. Warsito P. Taruno (staf khusus Menristek, penerima Bakrie Award bidang Teknologi, ketua MITI)
2.       Dr. Edi Sukur (direktur Edwar Technology, Ketua Community Development MITI)
3.       Dr. Luthfi Ja’far (akademisi Univ. Brawijaya)
4.       Aldani Malau, S.T. (presiden MITI-Mahasiswa 2009)



Berita foto: peserta tengah menyimak pemaparan dari para pembicara. Seminar nasional ini dihadiri oleh hampir 300 peserta dari lokal UB dan dari 53 kampus undangan MITI-Mahasiswa.


RISTEK VISION 2014 (by Dr. Warsito)
……………………

Bayangkan jurnal yang dihasilkan oleh Indonesia selama 10 tahun (1992-2002) adalah sebanyak 3.000-an jurnal dari 50.000-an jurnal. Diharapkan lulusan univ ke depan itu mereka siap untuk menerima lamaran kerja, bukan lulus kemudian berlomba-lomba melamar kerja.

Grand inovasi pemuda, pemenangnya tahun ini adalah dari UB. Mereka mengkoordinir basis produksi masyarakat yang membuat mie dari rumput laut, mie ini jelas lebih sehat dari mie yang selama ini telah ada. Mereka melakukan pendampingan, pengemasan, pengawetan, quality control dan pemasarannya. Ini adalah kerja yang sangat pas untuk lulusan S1. Target kita MITIM 100 inovasi dalam setahun ini. Program MITI – COMDEV akan dijadikan program nasional karena program yang sangat luar biasa.

Inovasi itu identik dengan produk baru, manfaat dan bisnis baru. Misalnya kita menemukan produk atau paten produk baru, ini belum inovasi tapi baru sebatas riset. Nah bagaimana hasil riset ini bisa menjadi produkk inovasi? Kita harus menjadikannya menghasilkan profit dan secara ekonomi menghasilkan. Berbicara ttg riset, di PT kita sudah banyak belajar. Antara riset dan novasi ada jurang pemisah yang disebut lautan darwin atau lautan kemubaziran. Artinya kita melakkan banyak riset tapi belum tentu semua hasil riset tersebut bisa menjadi produk inovasi. Nah bgmn kita mjdkan riset itu sbg inovasi? Ini adalah tugas kementrian riset.

Inovasi itu identik sekali dengan produk, manfaat dan bisnis baru. Riset: know how. Tapi kalau inovasi: know value, artinya sebuah produk bisa dipakai, bisa memberi nilai tambah, dan orang berani mengeluarkan uang untuk produk tersebut.
Kementrian Riset dalam 5 tahun ini akan menyiapkan sebuah institusi yang :
1.       Berkaitan dengan pengembangan teknologi
2.       Pengembangan fungsi teknologi inkubasi (bgmn membuat hasil riset dapat melewati lautan darwin)
Program ini masuk dalam program 100 hari, dan pelaksanaan program ini sangat membutuhkan dukungan dari golongan mahasiswa.

Salah satu inovasi yang menjadi produk teknologi adalah tomografi 4 dimensi yang berkaitan dengan perubahan iklim, yang merupakan proyek di departemen energi di Amerika. Ini adalah proyek untuk mengembangkan energi baru, sistem untuk melakukan verifikasi proyek tersebut ada di Indonesia, yang dibuat oleh sarjana S1 lulusn UB.

Contoh lainnya adalah motor dengan bahan bakar hidrogen jadi bahan keluarannya dalah air yang bisa diminum. Produk ini mendapakan penghargaan. Kuncinya apa? Kita membangun rantai nilai, rantai nilai itu pengguna dan pemasok. Ini harus dibangun, jika rantai nilai ini tidak dibangun maka penelitian tidak akan  berkembang. Jadi, kita harus mendekatkan teknologi pada kebutuhan pengguna (masyarakat).
Slogan pemerintah-ristek yang baru: SIAPA BILANG INDONESIA TIDAK BISA????

TALKSHOW SELANJUTNYA….
-With ABG + S (Akademisi, Businessman, Government + Student)
A. AKADEMISI (Dr. Luthfi Ja’far)
Kondisi PT kaitannya dengan tantangan PT di masa yang akan datang
1.       Tuntuan kompetensi di dunia kerja
Tantangan ini bukan hanya bagi PT negeri tapi untuk semua PT.
2.       Perubahan kurikulumà kurikulum berbasis kompetensi
Kurikulum yang ada di PT harusnya harus berkaitan dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia profesi.
3.       Perubahan metode pembelajaran
Maka bagi anda mahasiswa yang melakukan praktek2 kerja di industri2, lakukanlah dengan serius. Karena ini salah satu metode pembelajaran yang baru
Mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi belum tentu memiliki skill yang bagus. Yang dibutuhkan justru adalah mahasiswa yang punya skills yang OK.

B. BUSSINESMAN (BY DR. EDI SUKUR)
“MEMBANGUN BISNIS BERBASIS TEKNOLOGI”
Insya Allah yang hadir di sni adalah calon2 ilmuwan. Kondisi ilmuwan di indonesia ini sangat menyedihkan. So, kalau mau kaya jangan jadi ilmuwan!! Hayo lho….
Anekdot:
Suatu ketika Mr. Bean ketemu dengan Einstein. Mereka taruhan. Kalau Mr. Bean tidak bisa menjawab pertanyaan Einsten, dia harus bayar 5 dolat, tapi kalau einstein yang tidak bisa menjawab pertanyaan Mr. Bean, dia akan bayar 500 dolar.
Einstein: Berapa jarak bumi dan bulan?
Mr. Bean: gak tau.
Mr. Bean pun bayar 5 dolar k Einstein
Mr. Bean: Apa yang naik 3 kaki turun 3 kaki?
Einstein: (mikir, cari jawaban, analisis masalah, tidak terjawab) ga tau
Einsten bayar 500 dolar.
Einstein: terus apa jawabanya?
Mr. Bean: gak tau.
Mr. Bean bayar 5 dolar ke Einstein.

Nah jadi untuk jadi kaya tuh gak harus pinter tapi harus CERDAS. Kita membutuhkan generasi IPTEK yang memiliki kemampuan bisnis kreatif yang berbasis teknologi, kekayaan alam dan basis budaya di masing2 daerah. Jadi basisnya: IPTEK, Pendidikan dan Bisnisà mengedepankan budaya, teknologi dan SDA

C. MITI MAHASISWA (by: Aldani Malau)
Banyak sekali kasus ketika lulusan universitas masuk ke dunia profesi tanpa memiliki kompetensi di bid. Keilmuannya masing2. Ketika orang2 seperti ni benar-benar masuk ke dunia profesi, maka akan terjadi banyak kerusakan dan musibah di lingkungan kita…
Seharusnya ketika terjadi kerusakan di lingkungan, kita mencari ahli-ahli di bidang tersebut. Sebenarnya kita semua yang telah mendalami bidang kita masing-masing bisa mengatasi masalah-masalah tersebut, tapi seringkali kita baru bersuara ketika masalah2 itu sudah muncul.

OPEN DISCUSSION
Sebenernya apa 2 keyword dari semua permasalahan-permasalahan yang telah kita bicarakan tadi?
Pak Warsito: budaya
Pak Edi: kompetensi dan kerja sama
Aldani: Moral dan keberanian
Pak Lutfi: Komitmen

Diskusi dipending dengan selingan atraksi robot penembak roket dari tim robotik Univ. Brawijaya



 Berita Foto: tim robotik Univ.Brawijaya tengah memperagakan sistem kerja robot penembak roket yang dapat digunakan untuk menebar benih tanaman dan menebar jala. Event yang menjadi selingan acara semnas ini memukau para peserta yang hadir.

 

Pertanyaan dari pak Warsito pada audien: Pilih 3 dari negara maju berikut: jepang, italia, amerika. Potret Indonesia maju masa depan yang tepat itu seperti negara yang mana menurut anda???
è UNJA: Jepang.
è Agus USU: Jepang. Karena berdasarkan letak geografis jepang juga terletak di timur seperti indonesia. Apalagi secara budaya indonesia tu gak jauh beda dengan jepang.
è Tidak memilih salah satu dari 3 negara tersebut. Jepang: kurang dari segi agama. Sama juga dengan Italia dan Amerika. Jadi kita akan merangcang sendiri indonesia yang akan datang.
Pak Warsito:
Kalau Indonesia itu identik dengan jawa, maka Jepang tuh tepat. Ingat kata kunci kita adalah budaya. Jepang mmiliki budaya yang sangat kental. Budaya secara tidak langsung membentuk cara berpikir kita. Jawa dan jepang yang mirip itu budaya bekerja keras dan iwameru (komitmen untuk mencapai suatu level). Antara Jawa dan Jepang ini sangat mirip. Contohnya kalau di jawa itu seperti gamelan. Komitmen seperti ini ada, untuk mencapai komitmen ini tidak bisa dibeli. Kualitas produk jepang itu bagus karena berada di bawah komitmen iwameru. Tapi komitmen inilah yang menghancurkan jepang.  Karena komitmen ini, produk jepang menjadi produk yang bernilai tinggi, mahal sehingga tidak ada yang bisa membelinya. Untuk saat ini akhirnya pun Jepang menurunkan kualitas produknya.

Honda itu menghabiskan seluruh tabungannya, seluruh hidupnya, seluruh jiwa raganya itu untuk menghasilkan motor yang mampu berlari hanya 40 KM/jam. So, bagi seorang ilmuwan untuk meluncurkan produk yang berkualitas membutuhkan kerja keras dan kesabaran yang luar biasa.

Yang lebih mendekati (menurut pak Warsito) adalah italia, terkait dengan budaya juga. Yang paling maju di indonesia adalah sesuatu yang nyeleneh dalam hal ini di bid. seni dan budaya. Hal-hal yang berkaitan dengan budaya kreatif, produk inilah yang berkembang sangat pesat di indonesia. Di italia fashion berkembang sangat pesat.

Pembahasan keyword :
Pak Edi: kompetensi, kerja sama
kelemahan dari kita adalah di kompetensi. Kalau tadi dijlelaskan ttg Italia,memang mereka modis-modis seperti kita (he?). kemajuan yang telah dicapai oleh negara2 tersebut tentunya melalui kompetensi yang luar biasa. Bayangkan, di Jepang ada robot kawameru yang dibuat di jaman Edo. Teknologi percetakan dan Printing, gak da yang ngalahin jepang. Sejak dulu jepang kalau buat sesuatu gak pernah cuma 1 saja nyetaknya. Tapi mereka buatnya sangat beragam, misalnya nyetak baju, jadi gak cuma 1 saja tapi dibuat dengan beragam warna dari warna yang dekat-dekat dulu. Nah terkait kompetensi ini di Indonesia belum jelas..

Pak Lutfi:
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Indonesia ini adalah yang terkait dengan budaya. Salah satu kelebihan orang-orang amerika tu adalah kreatifitas, mulai kecil pihak sekolah dibiarkan untuk mengekspresikan kreatifitasnya. Makanya hampir 80% penerim nobel tu adalah dari Amerika.

P Warsito:
Kompetensi yang harus diunggulkan di Indonesia: budaya. Budaya indonesia yang sama juga dengan Italia adalah tidak suka diatur. Tidak seperti jepang yang segala sesuatunya diatur, termasuk tomat yang dihasilkan di pertanian; tomatnya harus sama bentuk, besar dan warnanya (hayo lho...bagaimana caranya mengatur itu?)

Moderator: kalau di dunia kerja sama seperti apa yang diharapkan?
P Edi: kelemahan kita sbg ilmuwan tu adalah suka asyik sendiri, jadi sulit bekerja sama. Positifnya memang mereka bisa fokus tapi kan jadi sulit untuk bekerja sama. Untuk membuat mesin detektor saja kita membutuhkan banyak personel. Di Indonesia masih sulit buat kerja sama, komunikasi juga sulit.

Nah di dunia industri pun ada banyak bagian dan bidang. Kalau kita tidak bisa bekerjasama maka percuma, kita tidak akan berkembang. Maka kita pun harus bisa mengembangkan softskill kita. Antara kompetensi dan softskill ini kita harus lihat mana yang paling menonjol. Perlu kita perhatikan kompetensi kita dimana dan softskill kita apa? Kemudian kita kembangkan potensi dan softskill kita.

Moderator: bgmn pemerintah menghadapi perilaku2 yang beragam terkait dengan kompetensi td?
P Warsito: budaya, kompetensi dan kerja sama adalah keyword. Nah ke depan, budaya kita itu sulit untuk dibuat seragam. Bagaimana dari budaya tersebut kita dapat membangun bangsa dengan basis kompetensi. Kompetensi yang menonjol dari beberapa orang, ini bisa dijadikan pondasi untuk membangun bisnis berdasarkan kompetensi yang ada.

Moderator: Kenapa dengan Moralitas? Apa yang salah dengan moralitas bangsa kita?
Aldani: permasalahan-permasalahan yang ada di pemerintahan, bagaimana kita menghadapinya? Jaman sekarang, banyak sekali org pintar. Siapa yang menyebabkan kebakaran hutan? Mengalirnya limbah di sungai? Semuanya adalah orang-orang pintar. Jika kita tidak punya moral, maka keilmuan yang kita miliki hanya akan menjdikan produk yang tidak memberi manfaat untuk lingkungan.

Atau seringkali, kita punya solusi terhadap beberapa permasalahan-permasalahan bangsa tapi seringkali kita tidak punya keberanian untuk mengklaim solusi tersebut, bahkan untuk ngomong pun tidak berani. Maka di sini kita butuh keberanian.

Diskusi tambahan:
Fikri (UNDIP): moralitas hal2 yang membatasi kita untuk tetap lurus.
Apa yang bisa diberikan dari kehutanan untuk mendukung iptek Indonesia?
Dari kita yang penting adalah yang berkaitan dengan perubahan iklim, yaitu penyerapan CO2. Hutan memiliki kemampun menyerap CO2 tersebut. Nah penelitian terkait penyerapan CO2 tersebut masih sangat minim. Kita sudah membuat MOU terkait riset ttg iklim di Indonesia.

Bagaimana pemetaan perkembangan teknologi di daerah??
1 village 1 product yang berkaitan dengan produk teknologi. Tiap daerah memiliki SDA. Tiap daerah ini  akan diberikan produk teknologi untuk mengembangkan SDA-nya masing-masing. Menristek akan membantu mengembangkan produk berbasis teknologi tersebut. [ ]