Oleh : Cahya Herwening
Beberapa kali penulis mendengar pertanyaan ataupun pertanyaan seputar ikhwan yang mengenakan celana jeans. Kira-kira pertanyaannya; “Ihh…pakai jeans. Itu ikhwan apa bukan ya??”, dan sejenisnya. Hal itu menggambarkan ketidaksukaan (kerisihan) melihat ada ikhwan yang seperti itu. Saya agak bertanya-tanya, ngapain sih hal seperti itu dipermasalahkan? Apa dasarnya? Kalau hanya berdasarkan preferensi dan opini pribadi, ngapain harus di’gembar-gembor’kan segala?
Penulis tidak habis pikir, karena secara logika ilmu (sejauh yang penulis miliki), tidak ada yang salah dengan seorang muslim yang memakai celana jeans, dengan beberapa syarat tentunya. Dan yang menjadi syarat dasar pastinya adalah pertimbangan-pertimbangan dari sisi syariat. Mari kita lihat ....
Berpakaian, sudah jelas merupakan perintah dari Allah Ta’ala, sebagaimana telah tersebut dalam beberapa surat sebagai berikut.
”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qs. Al-A’raaf: 31)
”Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Qs. Al-A’raaf: 26)
”Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (Qs. An-Nahl: 81)
Juga sabda Rasulullah SAW:
”Makanlah kalian, munumlah kalian, berpakaianlah kalian, dan bersedekahlah kalian tanpa kikir, dan tanpa sombong.” (Diriwayatkan oleh Bukhari).
Islam memerintahkan kepada manusia untuk berpakaian, tentunya juga memberikan arahan bagaimanakah seharusnya pakaian itu. Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana pakaian yang memenuhi syarat sehingga tidak bertentangan dengan Islam. Kita hanya akan membahas yang terkait dengan pakaian laki-laki, agar pembahasan kita tidak melenceng. Bagaimanakah syarat pakaian laki-laki menurut Islam itu?
1. Menutup aurat
”Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Qs. Al-A’raaf: 26)
Allah SWT menurunkan pakaian pada manusia fungsinya adalah untuk menutup aurat. Dengan seperti itu, dapat berlaku logika bahwa sesuatu yang dipakai yang tidak dapat menutupi aurat tidak layak disebut pakaian. Agar dapat menutup aurat dari kenampakannya maupun bentuknya, maka harus memenuhi syarat yang lebih khusus berikut ini:
- tebal, tidak tipis
- longgar, tidak sempit
- tidak transparan
2. Tidak menyerupai pakaian khas agama lain
Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka.” (HR. Abu Dawud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar)
”Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat Islam.” (HR. Tirmidzi dari Amru bin Syuaib)
”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Qs. Al-Baqarah: 120)
3. Tidak menyerupai pakaian lawan jenis
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,”Allah melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita-wanita, dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki.” (Hr. Bukhari)
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,”Allah melaknat laki-laki yang mengenakan busana wanita, dan wanita yang mengenakan busana laki-laki. Allah juga melaknat laki-laki yang menyerupai wanita-wanita, dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki.” (Hr. Bukhari)
4. Tidak terbuat dari sutra secara mutlak
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, ”Kalian jangan mengenakan sutra, karena sesungguhnya barang siapa mengenakannya di dunia, ia tidak mengenakannya di akhirat.” (Muttafaq ’Alaih)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengambil sutra kemudian meletakkannya di tangan kanannya, dan mengambil emas kemudian meletakkannya di tangan kirinya kemudian bersabda, ”Sesungguhnya dua barang ini haram bagi laki-laki dari umatku.” (Hr. Abu Daud)
5. Tidak dipakai untuk kesombongan
”Makanlah kalian, munumlah kalian, berpakaianlah kalian, dan bersedekahlah kalian tanpa kikir, dan tanpa sombong.” (Diriwayatkan oleh Bukhari).
Nah, kembali pada apa yang disebut celana jeans, secara umum apakah melanggar syarat-syarat tersebut? Ada celana jeans yang longgar, disamping sudah jelas tidak transparan dan tebal. Celana jeans, aslinya adalah untuk laki-laki (jika sekarang katanya ada yang untuk perempuan, tentunya berbeda model dan bentuknya). Menurut sebagian ulama, celana panjang secara `urf yang dikenal di tengah masyarakat adalah pakaian khas laki-laki. Sedangkan bila banyak wanita yang mengenakannya, tidak berarti `urf-nya telah berubah. Celana jeans juga bukan pakaian khas agama lain. Secara historis, dulu-dulunya celana jeans adalah pakaian untuk pekerja tambang karena bahannya tebal sehingga sulit ditembus oleh cacing tambang, selain bahannya kokoh dan ulet. Kemudian, bodoh sekali jika menyebut bahannya dari sutra. Dan, apakah orang yang memakai jeans kemudian akan sombong?
Jadi, mau berkata apalagi? Banyak celana jeans yang secara syariat telah memenuhi syarat. Sah-sah saja kan jika ikhwan memakai celana jeans? [ ]
NB : Tulisan ini bukan promosi, bukan pula ajakan untuk memakai celana jeans lho. Cuma kasih argumen aja...
Rabu, 16 Januari 2008
Maraji’:
- Al-Qur’anul Karim
- Kitab Minhajul Muslim
- www.syariahonline.com
Kalau pendapat qt berdasarkan LOGIKA/AKAL suka dibanting tuh dengan perkataan, "Beragama itu tidak didasarkan pada logika!" Duh, nyelekit deh. Emang bener sih, cuma kan maksudnya qt mau mengungkapkan cara mengambil keputusan yang sederhana, yaitu berpikir. Bukannya mengesampingkan syariat agama.
ReplyDeleteKalau di kampusku pernah tuh ada ikhwan yang melarang akhwat (adek2 kelasku sih yang kena) pake jeans dengan alasan yang di nomor 2, "Menyerupai agama lain". Aku ketawain habis2an tuh ikhwan, sayang aja nggak ketemu langsung sama orangnya. Padahal riwayat jeans itu kan pakaiannya pekerja tambang :p please deh...
sah2 aja pake jeans..tapi jangan yang ketat ya...karena akhwat juga manusia...^___^ v
ReplyDeleteNah... saya bilang kan "Secara logika ILMU", bukan logika akal. Ya kan? :))
ReplyDeleteNah... ayat-ayatnya dah ada tuh di bawah-bawahnya... :))
OK?
Betul... memang gak boleh ketat. Klo sebaliknya ... wah bisa berbahaya tuh... :)
ReplyDeletesebaliknya gmn neh maksudnya?
ReplyDeleteSebaliknya tuh maksudnya: "ketat", atau "nggak longgar"... Gtu.
ReplyDeletehati2 dengan jin
ReplyDeleteSetuju banget tetapi dikalangan temen2 ikhwan kok rada aneh ya pakai celana jeans dan selalu dipelototin rekan2 risih jadinya. waduh gak ada yang melanggar. tassabuh kayaknya gak juga, apa bedanya sama jas kan jas juga dari barat sana
ReplyDeleteHmm... mungkin karena belum tahu dari sisi syar'i-nya.
ReplyDeleteTapi... meski sudah tahu, biasanya juga secara psikologis risih juga sih, dan gak nyaman meski cuma melihat, bukan menjadi pemakai sendiri.
Iya, kalau jas juga dari Barat. Tapi justru jas itu kan yang biasanya buat ibadah (pergi ke gereja misalnya), jadi jas yang kemungkinan malah tasyabuh. Wallahu a'lam...
Iya Mon, hati-hati....
ReplyDeleteAwass, di belakang Anti tuh, hiii!!
mmmmm mau nulis apa ya..... iya dech sepakat, jeans buat akhwat ok juga tapi tidak untuk celana panjang lho....
ReplyDeleteCelana panjang juga boleh... asal modelnya berbeda dengan celana yg buat laki-laki, dan dipakai sebagai pakaian bagian dalam (masih ada rok sebagai pakaian luar). wallahu a'lam...
ReplyDeleteassalamu'alaikum...
ReplyDeleteapakah akh termasuk ikhwan yang pake celana jeans..?just asking?
jika masih ada yang lebih baik, kenapa harus pake celana jeans..toh stok celana kain atau bahan lainnya masih tertumpuk kan??Allohu'alam
Maybe pernyataan ini dikarenakan jeans identik dengan buatan amerika. Amerika itu konco yahudi so...hasil penjualannya itu dipakai untuk membiayai proses "penghancuran umat Islam".
ReplyDeleteMungkin sebaiknya kalau mau pakai jeans pakailah yang buatan cihampelas atau manalah yang produk dalam negeri saja.
Wa'alaykumussalaam... :))
ReplyDeleteHe..he... saya sendiri sih... merasa nggak nyaman kalau memakai celana jeans :), dan lebih suka yang kain biasa saja.
Tapi, punya juga yang jeans, karena dapat 'warisan' dari kakak yg sudah nggak muat buat dia. Masak mau dibuang??
Suatu saat celana jeans akan berguna juga, saat mukhoyyam/mendaki gunung/menerobos hutan, yang membutuhkan kain tebal dan kuat. Atau saat kerja jadi pekerja tambang.... atau cowboy!! :))
Dan .. itu kan nggak melanggar syariat. Tapi ya itu tadi, klo secara pribadi sih memang prefer celana biasa. Ringan, gampang nyucinya, cepet kering ... dll. :))
Nah ... iya Mbak. Kebanyakan jeans yang ada di Indonesia tuh sepertinya justru buatan dalam negeri, yang kemudian dikasih label/merk terkenal, misalnya [gak bermaksud iklan lho...] Denim, Levi's, Lea, Tira, dll. Gak tau sih apa bisa disebut bajakan?? :)
ReplyDeleteKalau pada tau... justru pakaian2 yg dipakai orang2 Eropa en Amerika itu biasanya buatan Asia, termasuk Indonesia yang ikut mengekspor pakaian2 itu. Meski mereka juga punya produk konveksi juga sih... Itu sejauh yang saya tahu lho... (BTW, kakak saya dulu kerja di salah satu pabrik tekstil di Bandung yang menghasilkan produk2 bermerk dan diekspor...) ^_^
buat ikwhan..its oke2 aja deh sesuai tempatnya..for akhwat..pake baju taqwa aja deh yang disyariatkan..lebih manis, lebih cantik, lebih indah :)
ReplyDeleteSemua yang muslim memang harus mengenakan pakaian taqwa, krn taqwa itulah yg membedakan derajat masing2 muslim di hadapan Allah SWT, dan yang menentukan apakah mendapat kenikmatan hidup di akhirat ataukah tidak.
ReplyDelete"Ittaqullaaha haqqatuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa antum muslimuun."
Dan mengenakan pakaian yg sesuai syari'at, adalah bagian dari ketaqwaan itu, bagian dari pakaian taqwa yang kita kenakan.
Itu pula yang berpengaruh terhadap 'kecantikan' atau 'ketampanan' seorang muslim.
siiippp
ReplyDeleteWah..."i" sama "p" nya mpe dobel tiga.. saking mantapnya :))
ReplyDeleteiya bener juga, ketika mukhoyyam..ada beberapa teman ikhwan ana juga, waktu mereka akan mukhoyyam atau lagi ngerjain kerjaan yang rada2 berat or anything..bisa juga jadi alternatif..tapi mungkin kalaupun ada beberapa ikhwan2 yang masih suka pake celana jeans mungkin nda pa2, asalkan tidak ketat aja dan nda isbal..allohu'alam
ReplyDeleteIya, jelas gak boleh ketat. Tentang isbal, hal itu merupakan khilafiyah, dan memang bermacam-macam pendapat ulama mengenai hukumnya, yang tiap pendapat itu di-istimbath dari dalil-dalil yang ada.
ReplyDeleteooo....baru ngeh ...mank ada yah celana jeans yang gak ketat?
ReplyDeleteWoo... ada. Emang blm pernah liat? Ketinggalan jaman dong...^_^
ReplyDeletebelum pernah..disini rata2 ketat2 semua...kalo jeans yang longgar untuk ikhwan adanya yang pendek, kayak semacem celana kodorai gitu...
ReplyDeleteketinggalan zaman?iye deh ngaku...males ngikutin trend...bikin pusing dan buang2 duit...
Anak jaman sekarang kan banyak yg pke celana jeans tp yg besar/lebar bgt... Jeans gombrang...
ReplyDeleteooo...meneketehe deh...berarti saya anak zaman dulu dunks...hiihihihi..jadi malu
ReplyDeleteSetuju, gpp ikhwan pakai celana jins... Asal sesuai syariat, tidak kucel, dan tetap rapi.
ReplyDeleteYo'i Mbak Dessy... :))
ReplyDeletewah, kalau pakai jeans (baca :jin) bisa berbahaya, itu muwashofat pertama, tidak boleh berhubungan dengan jin, kan hehe
ReplyDeleteOo.. lha iyo. Tp klo jinnya justru yg sering ngganggu/ngajak hubungan gmn?? ^_^
ReplyDeletehmmm...tapi kesannya gimanaaaaa gitu!
ReplyDeleteMemang iya. Yg pakai juga rasanya gimanaaaaa gitu! ^_^
ReplyDeletesampe sekarang blum kesampean bikin jilbab dari jeans mengingat satu meternya berapa dan jenis jeans kan ada yang berat kainnya, tapi juga ada yang soft...nah yang soft ni kan harganya..nyuit nyuit...(btw,jilbab = baju bukan kerudung)
ReplyDeleteHmm... bahan jeans mahal ya? Mending gak usah dibuat, selain mahal, juga kurang nyaman diliat... :))
ReplyDeletewah saya mau nulis kata " sepakat sama pendapat pak cahyo "
ReplyDeletesaya juga pernah ngalami tapi beda jenis kasusnya
kalo saya sih akhwat pake celana panjang
beberapa teman saya juga pernah ngalami
bahkan sampe ada yang sebel gara2 ada bbrp oknum yang maksa nyuruh dia pake rok
Hmm... kata atau klusa tuh?? ^_^ klo yg itu sih klausa, bukan kata :)
ReplyDeleteHmm... (lagi), kalau celana panjang yg makai akhwat mah... beda lagi konteksnya. Kalau yang itu, meski celana panjangnya model wanita, tapi asal muasalnya dan menurut 'urf-nya celana panjang tuh pakaian laki-laki. Jadi.... menurut syari'at juga kurang begitu sesu
@Nakaya:
ReplyDeleteHmm... kata atau klusa tuh?? ^_^ klo yg itu sih klausa, bukan kata :)
Hmm... (lagi), kalau celana panjang yg makai akhwat mah... beda lagi konteksnya. Kalau yang itu, meski celana panjangnya model wanita, tapi asal muasalnya dan menurut 'urf-nya celana panjang tuh pakaian laki-laki. Jadi.... menurut syari'at juga kurang begitu sesuai gitu.
Karena ada hadits ini:
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,”Allah melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita-wanita, dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki.” (Hr. Bukhari)
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,”Allah melaknat laki-laki yang mengenakan busana wanita, dan wanita yang mengenakan busana laki-laki. Allah juga melaknat laki-laki yang menyerupai wanita-wanita, dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki.” (Hr. Bukhari)
Nah, intinya boleh pakai celana panjang, tapi jangan sampai tasyabuh secara tampak luar. Dengan kata lain, boleh pakai celana panjang tapi sebagai pakaian bagian dalam, sedangkan yang luar akan sangat baik jika memakai rok. Gitu.
Wallaahu a'lam...
mending ga usah make deeeh...
ReplyDeleteTapi..kalau pas kehabisan celana... ya terpaksa make... paling nggak buat di rumah aja deh...^_^
ReplyDeleteklo di telaah dgn baik saya kira tidak ada aturan dalam al quran maupun al hadits yang memberatkan ummat
ReplyDeleterencananya mau pakai underwear jeans ada gak ya?
ReplyDeleteWah...klo yang ini serius gak nih?? Mbok ya nggak usah aneh-aneh.....
ReplyDeleteMemang tidak ada hal-hal yang memberatkan umat, sepakat saya. Islam itu mudah. Penuh dengan keringanan (rukshah). Tapi....ya jangan dipermudah... ^_^
ReplyDeleteSepakaaaatt...
ReplyDeletePernah dapat kisah kunjungan masyaikh dari Mesir yang akan dijemput di bandara sama ikhwah Indonesia, di era-era awal. Yang kebayang sama yang mo ngejemput, pasti tampangnya bergamis, jenggot tebel dan lain sebagainya.... Dan ternyata, sang penjemput dibuat terbelalak, masyaikhnya pake jas dan pantalon, asli seperti busana di barat. Kok bisa? Ya bisa, lah...
Nah.. tuh kan... ^_^ kita semua harus cerdas dalam memilah mana pakaian yang merupakan kebiasaan, mana yang pakaian khas, mana yang digunakan untuk ritual ibadah, dsb. Dan pakaian yang kita gunakan, bisa juga menyesuaikan kebutuhan sesuai kondisi lingkungan saat itu (asal tidak menyalahi aturan).
ReplyDeleteMisalnya... seorang ninja seperti saya dalam misi penyamaran..., dsb. :D
tapi pak kok ada ikhwan yang pada pake gamis
ReplyDeletekalo saya liat gamis kan menyerupai pakaian perempuan
jadi kenapa celana ato mungkin kulot kalo modelnya perempuan mesti jadi menyerupai laki2
Kalau gamis, ada pakaian laki-laki dan ada juga perempuan. Kan asal aslinya dari negara Arab. Untuk bisa menentukan menyerupai ataukah tidak, kita perlu melihat asal-muasal/sejarah dari pakaian itu, dan juga kebiasaan/'urf yang berlaku dalam masyarakat.
ReplyDeleteNah, kulot/celana panjang meski modelnya perempuan, tapi asal mulanya kan celananya laki-laki. Sedang yang memang pakaian wanita itu ya: rok.
Wallaahu a'lam..
Kalo menurut saya, yang paling jelas penyerupaan adalah tidaknya perempuan berjilbab, seperti laki-laki. Wallahu a'lam.
ReplyDeleteMaksud Antum, wanita yang tidak berjilbab itu menyerupai laki-laki. Begitukah?
ReplyDeletehalo-halo kalo boleh nimbrung walaw agak telat,
ReplyDeletepakai jeans atau tidak tergantung dari pemahaman.
Bukan kah dari segi medis, menggunakan jeans itu tidak sehat?
Coba cari tahu mengapa dekanat/dosen di fakultas kedokteran, kesehatan masyarakat, keperawatan, kedokteran gigi, gizi, kebidanan dan sejenisnya mengeluarkan peraturan tertulis atau tidak tertulis agar mahasiswanya tidak menggunakan jeans saat kuliah.
Salah satunya, (mohon maaf) menggunakan jeans dapat merusak kualitas sperma (bagi laki-laki), dan untuk perempuan dapat meningkatkan kelembapan sehingga jamur-bakteri dan teman-temannya dengan senang hati tumbuh di bagian yang sangat tertutup dan sukar mengalir udara.
wallahu'alam
jadi ya, menurut saya bukan hanya sekedar penampilan, tapi masa depan anda sodara-sodara!!!!
ReplyDeletehff..maaf terlalu bersemangat, dua tahun lalu dosen saya cerita, katanya sekarang banyak pasutri yang sulit memperoleh anak, padahal terlihat sehat-sehat saja, tapi setelah diteliti ternyata sang ibu sehat-sehat saja tapi justru sang bapaklah yang bermasalah, karena hasil penelitian menunjukkan ukuran sel sperma yang kecil dan minim nutrisi sehingga sperma tidak dapat hidup dalam kondisi asam. Bila dilihat ternyata sang bapak sering menggunakan jeans. jeans itu sebetulnya agak ketat dan ungkep (panas), sperma yang sedang membelah yang mempunyai berbagai jenis protein, dikarenkan panas, akhirnya malah matang-berubah struktur seperti putih telur bila direbus. Padahal sperma yang baik bukan seperti itu.
wallahu'alam
untuk para ikhwan ataupun calon-calon bapak, agar diperhatikan kesehatannya sekecil apa pun
Boleh...boleh... nggak telat kok... ^_^
ReplyDeleteNah, ini dia ada alasan yang kuat, ilmiah dan logis. Ini dia yang ditunggu...^_^
Waaah.... akhwat kok justru ngerti masalah beginian ya???
ReplyDeleteTapi gpp deh....
Syukron ya Mbak
tp kl nggak bgus dr segi kesehatan kan mending nggak...
ReplyDeleteYup.. tul..tul... sepakat deh..
ReplyDeleteTp ada jeans yg gombrang kok, banyak...
Tp gak enak di mata sih.. ^_^
saya gak suka make jin, berat euy nyucina ....
ReplyDelete